SEBAB-SEBAB UMUM PERTENTANGAN KELUARGA SELAMA MASA REMAJA
Standar Perilaku
Remaja sering mengangap standar perilaku orang tua yang kuno
dan yang modern berbeda dan standar perilaku orang tua yang kuno harus
menyesuaikan diri dengan yang modern.
Metode Disiplin
kalau metode disiplin yang digunakan orang tua dianggap “tidak
adil” atau “kekanak-kanakan”, maka remaja akan memberontak. Pemberontakan yang
terbesar terjadi dalam keluarga di mana salah satu orang tua lebih berkuasa
daripada yang lainnya, terutama bila ibu yang mempunyai kekuasaan terbesar. Sebaliknya,
dalam hubungan perkawinan yang sederajat jumlah pemberontakan tidak terlampau
banyak.
Hubungan dengan
Saudara Kandung
Remaja mungkin menghina adik-adiknya dan membenci
kakak-kakaknya sehingga menimbulkan pertentangan dengan mereka dan juga dengan
orang tua yang dianggap bersikap “pilih kasih”.
Merasa Menjadi Korban
Remaja sering merasa benci kalau status sosioekonomi keluarga
tidak memungkinkannya mempunyai simbol-simbol status yang sama dengan yang
dimiliki teman-teman, seperti pakaian, mobil, dan sebagainya; remaja tidak
menyukai bila harus memikil tanggung jawab rumah tangga seperti merawat
adik-adik atau bila orang tua tiri masuk ke rumah dan mencoba “memerintah”. Hal
ini tidak disukai orang tua dan menambah ketegangan hubungan orang tua-remaja.
Sikap yang Sangat
Kritis
Anggota keluarga tidak menyukai sikap remaja yang terlampau
kritis terhadap diri mereka dan terhadap pola kehidupan keluarga pada umumnya.
Besarnya Keluarga
Dalam keluarga sedang – yang terdiri dari tiga atau empat
anak – lebih sering terjadi pertentangan dibandingkan dengan dalam keluarga
kecil atau keluarga besar. Orang tua dalam keluarga besar tidak membenarkan
adanya pertentangan, sedangkan dalam keluarga kecil remaja bersikap lebih lunak
dan tidak merasa perlu untuk memberontak.
Perilaku yang Kurang
Matang
Orang tua sering mengembangkan sikap menghukum bila para remaja
mengabaikan tugas-tugas sekolah, melalaikan tanggung jawab atau membelanjakan
uang semaunya. Remaja membenci sikap kritis dan sikap menghukum itu.
Memberontak terhadap
Sanak Keluarga
Orang tua dan sanak keluarga menjadi marah bila remaja mengungkapkan
perasaannya secara terang-terangan bahwa pertemuan-pertemuan keluarga “membosankan”
atau bila remaja menolak usul dan nasehat-nasehat mereka.
“Masalah Palang
Pintu”
Kehidupan sosial remaja yang baru dan yang lebih aktif dapat
mengakibatkannya melanggar peraturan keluarga mengenai waktu pulang dan
mengenal teman-teman dengan siapa ia berhubungan, terutama teman-teman lawan
jenis.
sumber: Elizabeth B.
Hurlock, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan. (edisi 5). Jakarta: Erlangga, 1980, hlm. 233.
Baca juga:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar