Jumat, 22 Oktober 2021

INILAH PERUBAHAN SIKAP DAN PERILAKU PADA MASA PUBER

 

Setiap manusia tentulah memiliki tahapan perkembangan. Ibarat tumbuhan diawali dari biji lalu benih, kemudian tumbuh batang, daun dan akhirnya menjadi pohon yang besar. Demikian halnya dengan manusia. Salah satu tahapan perkembangan manusia adalah tahap pubertas. Biasanya istilah ini dimaknai sebagai masa akil balig atau masa remaja. Pubertas sendiri bisa diartikan sebagai masa ketika anak mengalami perubahan fisik, psikis dan terutama pematangan fungsi seksual. Orangtua yang bijak akan mendampingi dan memberi edukasi kepada anaknya saat melalui tahapan ini. Jangan biarkan anak menghadapi sendiri atau mencari informasi di tempat lain, yang bisa saja keliru.

Salah satu alasan kenapa orangtua perlu mendampingi anaknya adalah karena pada tahapan ini perubahan tersebut mempunyai efek bagi sikap dan perilaku anak. Orangtua yang bijak tentulah tidak akan kaget dan akan siap menghadapi perubahan sikap dan perilaku tersebut. Elizabeth B. Hurlock, dalam bukunya PSIKOLOGI PERKEMBANGAN: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. (edisi 5), memberikan beberapa bentuk sikap dan perilaku anak pada masa pubertas (hlm. 192).

Ingin Menyendiri

Kalau perubahan pada masa puber mulai tejadi, anak-anak biasanya menarik diri dari teman-teman dan dari pelbagai kegiatan keluarga, dan sering bertengkar dengan teman-teman dan dengan anggota keluarga. Anak puber kerap melamun betapa seringnya ia tidak dimengerti dan diperlakukan dengan kurang baik, dan ia juga mengadakan eksperimen seks melalui masturbasi. Gejaka menarik diri ini mencakup ketidakinginan berkomunikasi dengan orang-orang lain.

Bosan

Anak puber bosan dengan permainan yang sebelumnya amat digemari, tugas-tugas sekolah, kegiatan-kegiatan social, dan kehidupan pada umumnya. Akibatnya, anak sedikit sekali bekerja sehingga prestasinya di pelbagai bidang menurun. Anak menjadi terbiasa untuk tidak mau berprestasi khususnya karena sering timbul perasaan akan keadaan fisik yang tidak normal.

Inkoordinasi

Pertumbuhan pesat dan tidak seimbang mempengaruhi pola koordinasi gerakan, dan anak akan merasa kikuk dan janggal selama beberapa waktu. Setelah pertumbuhan melambat, koordinasi akan membaik secara bertahap.

Antagonisme Sosial

Anak puber sering kali tidak mau bekerja sama, sering membantah dan menentang. Permusuhan terbuka antara dua seks yang berlainan diungkapkan dalam kritik, dan komentar-komentar yang merendahkan. Dengan berlanjutnya masa puber, anak kemudian menjadi lebih ramah, lebih dapat bekerja sama dan lebih sabar kepada orang lain.

Emosi yang meninggi

Kemurungan, merajuk, ledakan amarah an kecenderungan untuk menangis karena hasutan yang sangat kecil merupakan ciri-ciri bagian awal masa puber. Pada masa ini anak merasa khawatir, gelisah dan cepat marah. Sedih, mudah marah dan suasana hati yang negative sangat sering terjadi selama masa prahaid dan awal periode haid. Dengan semakin matangnya keadaan fisik anak, ketegangan lambat laun berkurang dan anak sudah mulai mampu mengendalikan emosinya.

Hilangnya Kepercayaan Diri

Anak remaja yang tadinya sangat yakin pada diri sendiri, sekarang menjadi kurang percaya diri dan takut akan kegagalan karena daya tahan fisik menurun, dan karena kritik yang bertubi-tubi dating dari orang tua dan teman-temannya. Banyak anak laki-laki dan perempuan setelah masa puber mempunyai perasaan rendah diri.

Terlalu Sederhana

Perubahan tubuh yang terjadi selama masa puber menyebabkan anak menjadi sangat sederhana dalam segala penampilannya karena takut orang-orang lain akan memperhatikan perubahan yang dialaminya dan memberi komentar yang buruk.

diambil dari tulisan 7 tahun lalu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar