Kamis, 23 September 2021

INILAH BAHAYA PSIKOLOGIS PADA ANAK

 

Tak sedikit orang berpendapat bahwa masa kanak-kanak merupakan masa bahagia. Saat masih kanak-kanak, seorang anak tidk memiliki pikiran yang ruwet. Dunianya adalah bermain dan mendatangkan kenikmatan. Akan tetapi, bukan lantas berarti dunia kanak-kanak tanpa bahaya. Seperti dilansir dari PSIKOLOGI PERKEMBANGAN: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. (edisi 5), hlm 176, Elizabeth B. Hurlock memaparkan beberapa bahaya psikologis pada masa kanak-kanak.

Bahaya dalam Berbicara

Ada empat bahaya berbicata yang umum terdapat pada akhir masa kanak-kanak: (1) kosa kata yang kurang dari rata-rata menghambat tugas-tugas di sekolah dan menghambat komunikasi dengan orang-orang lain. (2) Kesalahan dalam berbicara, seperti salah ucap dan kesalahan tata bahasa, cacat dalam bicara seperti gagap atau pelat, akan membuat anak menjadi sangat sadar diri sehingga anak hanya berbicara bilamana perlu. (3) Anak yang mempunyai kesulitan berbicara dalam bahasa yang digunakan di lingkungan sekolah akan terhalang dalam usaha untuk berkomunikasi dan mudah merasa bahwa ia “berbeda”. (4) Pembicaraan yang bersifat egosentris, yang mengkritik dan merendahkan orang lain, dan yang bersifat membual akan ditentang oleh teman-teman

Bahaya Emosi

Anak akan dianggap tidak matang baik oleh teman-teman sebaya maupun orang-orang dewasa, kalau ia masih menunjukkan pola-pola ekspresi emosi yang kurang menyenangkan, seperti amarah yang meledak-ledak, dan juga bila emosi yang buruk seperti marah dan cemburu masih sangat kuat sehingga kurang disenangi oleh orang lain.

Bahaya Sosial

Terdapat lima jenis anak yang penyesuaiannya dipengaruhi oleh bahaya sosial. Pertama, anak yang ditolak atau diabaikan oleh kelompok teman-teman akan kurang mempunyai kesempatan untuk belajar bersifat sosial. Kedua, anak yang terkucil, yang tidak memiliki persamaan dengan kelompok teman-teman akan menganggap dirinya “berbeda” dan merasa tidak mempunyai kesempatan untuk diterima oleh teman-teman. Ketiga, anak yang mobilitas sosial dan grafisnya tinggi mengalami kesulitan untuk diterima dalam kelompok yang sudah terbentuk. Keempat, anak yang berasal dari kelompok ras atau kelompok agama yang terkena prasangka. Dan kelima, para pengikut yang ingin menjadi pemimpin kemudian menjadi anak yang penuh dengki dan tidak puas.

Bahaya Bermain

Anak yang kurang memiliki dukungan sosial akan terasa kekurangan kesempatan untuk mempelajari permainan dan olah raga yang penting untuk menjadi anggota kelompok. Anak yang dilarang berkhayal karena “membuang waktu” atau dilarang melakukan kegiatan kreatif dan bermain akan mengembangkan kebiasaan penurut yang kaku.

Bahaya dalm Konsep Diri

Anak yang mempunyai konsep diri yang ideal biasanya merasa tidak puas pada diri sendiri dan tidak puas pada perlakuan orang lain. Kalau konsep sosialnya didasarkan pada pelbagai stereotip, ia cenderung berprasangka dan bersikap diskriminatif dalam memperlakukan orang lain. Karena konsepnya berbobot emosi maka itu cenderung menetap dan terus memberikan pengaruh buruk pada penyesuaian sosial anak.

Bahaya Moral

Ada enam bahaya yang umumnya dikaitkan dengan perkembangan sikap moral dan perilaku anak-anak. (1) Perkembangan kode moral berdasarkan konsep teman-teman atau berdasarkan konsep-konsep media massa tentang benar dan salah yang tidak serupa dengan kode orang dewasa. (2) Tidak berhasil mengembangkan suara hati sebagai pengawas dalam terhadap perilaku. (3) Disiplin yang tidak konsisten membuat anak tidak yakin akan apa yang sebaiknya dilakukan. (4) hukuman fisik merupakan contoh agresivitas anak. (5) Menganggap dukungan teman-teman terhadap perilaku itu menjadi kebiasaan. Dan (6) tidak sabar terhadap perbuatan orang lain yang salah.

Bahaya yang Menyangkut Minat

Ada dua bahaya yang umum dihubungkan minat masa kanak-kanak: pertama, tidak berminat pada hal-hal yang dianggap penting oleh teman-teman sebaya dan kedua, mengembangkan sikap yang kurang baik terhadap minat yang dapat bernilai bagi dirinya, seperti kesehatan atau sekolah.

Bahaya dalam Penggolongan Peran Seks

Ada dua bahaya yang umum dalam penggolongan peran seks: kegagalan untuk mempelajari organ-organ peran seks yang dianggap pantas oleh teman-teman sebaya, dan ketidakmauan untuk melakukan peran seks yang disetujui. Bahaya yang pertama cenderung berkembang bila anak dibesarkan oleh keluarga dimana orang tuanya melakukan peran seks yang berbeda dengan orang tua teman-teman. Bahaya yang kedua berkembang bilamana anak laki-laki diharapkan melakukan peran sederajat dan anak perempuan diharapkan melakukan peran-peran tradisional.

Bahaya Hubungan Keluarga

Pertentangan dengan anggota-anggota keluarga mengakibatkan dua hal: melemahkan ikatan keluarga dan menimbulkan kebiasaan pola penyesuaian yang buruk, serta masalah-masalah yang dibawa ke luar rumah.

Bahaya dalam Perkembangan Kepribadian

Ada dua bahaya yang serius dalam perkembangan kepribadian periode ini. Pertama, perkembangan konsep diri yang buruk yang mengakibatkan penolakan diri; dan kedua, egosentrisme yang merupakan lanjutan dari awal masa kanak-kanak. Egosentrisme merupakan hal yang serius karena memberikan rasa penting diri yang palsu.

diambil dari tulisan 7 tahun lalu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar