Rabu, 03 Februari 2021

PAUS FRANSISKUS: KITA TUMBUH DAN HASILKAN BUAH HANYA JIKA TETAP BERSATU DENGAN YESUS


 

Kita dapat bertumbuh dan menghasilkan buah hanya jika kita tetap bersatu dengan Yesus, dan persatuan yang tak terpisahkan dari tiga lingkaran konsentris seperti yang ada pada batang pohon, demikian inti renungan Paus Fransiskus menjelang akhir pekan doa untuk persatuan umat kristen. Akan tetapi Paus Fransiskus tidak hadir memimpin vesper ekumenis yang diikuti para pemimpin berbagai gereja kristen serta beberapa komunitas gerejawi untuk menutup pekan doa itu di Basilika St. Paulus karena serangan linu pinggul yang menyakitkan.

Renungan Paus Fransiskus tentang ‘persatuan yang sangat diperlukan’ yang datang dari tinggal di dalam Yesus itu dibacakan oleh Presiden Dewan Kepausan untuk Peningkatan Persatuan Umat Kristen, Kardinal Kurt Koch dalam vesper di hari Pesta bertobatnya Rasul Paulus, 25 Januari. Ada 3 tingkatan persatuan yang sangat diperlukan. Pertama, berdiam di dalam Yesus. Bagi Paus Fransiskus, ini merupakan “titik awal perjalanan setiap orang menuju persatuan.” Tinggal bersama Yesus dimulai dengan doa yang memungkinkan kita mengalami kasih-Nya. “Integritas pribadi, karya kasih karunia yang kita terima dengan tinggal di dalam Yesus,” ungkap Paus Fransiskus.

Persatuan di antara umat kristen adalah lingkaran kedua. “Kita semua adalah ranting-ranting dari pokok yang sama,” ujar Paus Fransiskus seraya menegaskan, yang dilakukan setiap orang mempengaruhi orang lain. Di sini sekali lagi, doa sangat penting, karena menuntun kita untuk saling mencintai. Ini tidak mudah sehingga kita harus minta kepada Tuhan “untuk memangkas prasangka kita terhadap orang lain dan keterikatan duniawi yang menghalangi persatuan penuh dengan semua anak-Nya.”

Lingkaran terbesar mencapai segenap umat manusia. Di sinilah “kita bisa renungkan pekerjaan Roh Kudus,” tegas Paus Fransiskus. Roh Kudus menuntun kita untuk mencintai tidak hanya orang-orang yang mencintai kita, “tetapi untuk mencintai semua orang, seperti yang Yesus ajarkan kepada kita.” Seperti orang Samaria yang murah hati, kita dipanggil menjadi sesama bagi semua orang untuk mencintai bahkan orang yang tidak membalas cinta kita.

Bersatu melayani sesama bisa membantu kita “untuk menyadari sekali lagi bahwa kita bersaudara,” dan menuntun kita “untuk tumbuh dalam persatuan.” Demikian pula Roh Kudus dapat mengilhami kita untuk “merawat rumah kita bersama, membuat pilihan yang berani” tentang cara menjalani hidup. Bagi Paus Fransiskus, Roh Kudus adalah “arsitek perjalanan ekumenis” yang mengilhami doa bersama di Basilika St. Paulus itu. Karena itu Paus Fransiskus berterima kasih kepada semua orang yang dalam proses minggu itu telah berdoa dan terus berdoa untuk persatuan umat kristen serta menyambut perwakilan Gereja dan komunitas-komunitas gerejawi yang ambil bagian dalam upacara itu, baik secara langsung maupun secara virtual karena pandemi.

“Saudara dan saudari terkasih, semoga kita tetap bersatu dalam Kristus,” kata Paus Fransiskus seraya berdoa. Paus Fransiskus juga berharap semoga Roh Kudus yang dicurahkan ke dalam hati membuat kita kita merasa bahwa kita adalah anak-anak Bapa, saling bersaudara, bersaudara alam satu keluarga manusia kita. “Semoga Tritunggal Mahakudus, persekutuan cinta, membuat kita tumbuh dalam persatuan,” pungkas Paus Fransiskus.

sumber: Pena Katolik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar