Jumat, 18 Desember 2020

DARI JILBAB HINGGA CADAR

Jilbab sudah selalu diidentikkan dengan pakaian untuk wanita islam. Karena itu, setiap kali melihat perempuan mengenakan jilbab, orang langsung menyimpulkan bahwa perempuan itu adalah islam. Berbeda dengan cadar. Selain diidentikkan dengan islam, cadar juga sering dikaitkan dengan islam radikal. Sementara islam radikal selalu dikaitkan dengan kelompok islam ekstrem, termasuk para teroris. Karena itu, pasca serangan islam teroris, sering muncul sebuah sosial eksperimen, dimana seorang muslimah bercadar hadir dengan pesan: “Peluklah aku, jika kau merasa nyaman.” Mereka mau membuktikan bahwa mereka bukanlah sekelompok teroris yang menakutkan. Dengan kata lain, mereka mau menghilangkan image masyarakat bahwa muslimah bercadar adalah kelompok islam radikal yang harus dicurigai, diwaspadai atau ditakuti.
Tak bisa dipungkiri bahwa masih banyak orang, apalagi yang non islam, menilai bahwa wanita bercadar adalah kelompok islam radikal atau fanatik. Melihat mereka, orang langsung curiga, waspada dan takut. Orang lebih bisa menerima wanita berjilbab ketimbang bercadar. Kebijakan pelarangan muslimah bercadar di kampus juga menunjukkan kecurigaan tersebut. Ada kesan bahwa pembuat kebijakan itu belum memahami dengan benar makna dan nilai dari sebuah cadar.
Akan tetapi, orang lantas bertanya kenapa wanita islam ini berbeda-beda dalam berpakaian. Kenapa ada yang berjilbab dan yang lain bercadar, padahal keduanya sama-sama bertujuan untuk menutup aurat.
Aturan jilbab untuk kaum muslimah memang berbeda-beda. Perbedaan ini didasarkan pada ajaran para tokoh pendiri empat aliran islam utama, yakni Maliki, Hanafi, Shafi’i dan Hanbali. Aliran islam Maliki kebanyakan berada di Afrika Utara, Afrika Barat dan beberapa negara teluk Persia. Kelompok aliran islam Hanafi umumnya berada di Syria, Turki, Pakistan, Balkan, Asia Tengah, Iran, Afganistan, China dan Mesir. Aliran islam Shafi’i banyak berada di Arabia, Indonesia, Malaysia, Somalia, Mesir, Maldives, Eritrea, Ethiopia, Yemen dan India Selatan. Sedangkan aliran islam Hanbali umumnya berada di Arabia. Keempat aliran islam ini tidak memiliki aturan yang sama, termasuk dalam urusan menutup aurat wanita.

Aliran islam Maliki dan Hanafi mengizinkan muslimah untuk menunjukkan tangan dan wajah, sedangkan seluruh tubuh harus dikerudungi. Aliran islam Shafi’i dan Hanbali menganggap seluruh tubuh wanita sebagai aurat, dan karenanya wanita wajib menutupi seluruh tubuh, dari ujung kepala sampai ujung kaki. Mereka inilah yang umumnya mengenakan cadar. Sebagian muslim ekstrem pendukung Sunnah Nabi malahan menganggap suara wanita juga sebagai aurat sehingga wanita bahkan tidak boleh berbicara di manapun.
Sekedar diketahui, sekalipun berbeda-beda dalam penerapannya, semuanya sepakat bahwa semua itu berdasarkan perintah nabi Muhammad. Artinya, nabi Muhammad sudah memerintahkan supaya para muslimah menutup auratnya. Dan yang utama adalah rambut. Apakah jilbab atau cadar, kedua-duanya harus menutupi rambut wanita sehingga tidak bisa dilihat orang lain, apalagi yang bukan muhrimnya.
Jadi, baik jilbab maupun cadar, wanita islam tidak boleh memperlihatkan rambutnya. Kenapa wanita islam tidak boleh memperlihatkan rambutnya di depan umum? Islam mengajarkan demikian: sehelai rambut wanita yang dilihat oleh lelaki bukan muhrim dengan sengaja, balasannya 70.000 tahun dalam neraka. Satu hari akhirat sama dengan seribu tahun di dunia. Seorang wanita yang masuk neraka akan menarik 2 orang lelaki. Yang masuk kategori lelaki yang ditarik ini adalah ayah kandung, adik, suami dan anak.
Artinya, jika sehelai rambut wanita terlihat oleh orang lain yang bukan muhrimnya, maka ia akan masuk ke dalam api neraka. Ia akan berada di sana untuk 70.000 tahun. Itu baru sehelai saja. Bila 2 helai maka menjadi 140.000 tahun. Dan bagaimana jika semua rambut kepalanya (jika tak memakai jilbab atau cadar), tentulah lebih lama lagi. Dan itu belum cukup, karena ketika wanita masuk neraka karena rambut tadi, ia akan membawa juga 2 orang laki-laki, entah itu ayah, adik, suami atau anaknya.
Dengan demikian, alasan kenapa perempuan islam memakai jilbab atau cadar untuk menutupi rambutnya agar tidak terlihat oleh orang bukan muhrim. Sehelai rambut wanita bisa mendatangkan petaka bukan saja bagi dirinya sendiri, melainkan juga bagi 2 orang pria dalam hidupnya.
Dabo Singkep, 21 Agustus 2020
by: adrian 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar