Minggu, 16 Agustus 2020

HUT PROKMALASI RI DALAM LITURGI KATOLIK


Merayakan ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia, sama artinya merayakan proklamasi bangsa Indonesia yang dikumandangkan oleh Bung Karno. Alasannya karena kemerdekaan bangsa Indonesia dimulai saat Bung Karno, atas nama bangsa Indonesia, membacakan teks proklamasi kemerdekaan, yang diketik Sayuti Melik. Kemerdekaan itu adalah kemerdekaan seluruh rakyat Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. Karena itu juga, kegembiraan atas ulang tahun kemerdekaan RI ini adalah kegembiraan semua rakyat Indonesia.
Atas kegembiraan itu, rakyat Indonesia diajak untuk menghaturkan syukur. Semua rakyat Indonesia bergembira merayakan hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia. Mereka merayakan dengan berbagai macam kegiatan. Umat Katolik di seluruh Indonesia merayakannya dengan perayaan ekaristi. Ulang tahun proklamasi dalam liturgi orang Katolik termasuk Hari Raya. Karena itu, perayaan ekaristinya meriah.
Dalam perayaan ekaristi itu, umat Katolik diajak untuk menghaturkan syukur kepada Tuhan karena anugerah kemerdekaan yang diberikan-Nya. Bagi umat Katolik, kemerdekaan yang didapat bangsa Indonesia bukan semata-mata perjuangan anak bangsa, melainkan juga anugerah, rahmat dan berkat Tuhan. Hal ini senada dengan bunyi alinea ketiga mukadimah UUD’45, “Atas berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa dan dengan didorong oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.”
Umat Katolik juga diajak untuk mengenangkan jasa para pahlawan serta mendoakan mereka. Perjuangan merekalah (dan dengan karunia Allah) yang menghasilkan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Selain itu, dalam perayaan ekaristi itu juga umat Katolik berdoa untuk bangsa Indonesia, seluruh rakyat Indonesia agar terhindar dari mala petaka dan dapat mencapai kesejahteraan serta hidup damai. Umat berdoa bukan hanya untuk umat Katolik atau Kristen saja, melainkan untuk semua rakyat Indonesia, tanpa melihat suku, ras, agama, golongan dan aliran ideologinya.

Selain bersyukur dan berdoa, umat Katolik diajak juga untuk merenung Sabda Tuhan. Berhubung ulang tahun kemerdekaan ini dalam liturgi Katolik termasuk Hari Raya, maka ada 3 bacaan Sabda Tuhan untuk direnungkan.
Bacaan Pertama: Kitab Putra Sirakh 10:1-8
"Para penguasa bertanggung jawab atas rakyatnya."
Pemerintah yang bijak menjamin ketertiban dalam masyarakat, pemerintah yang arif adalah yang teratur. Seperti para penguasa, demikian pula para pegawainya, seperti pemerintah kota, demikian pula semua penduduknya. Raja yang tidak terdidik membinasakan rakyatnya, tetapi sebuah kota sejahtera berkat kearifan para pembesarnya. Di dalam tangan Tuhan terletak kuasa atas bumi, dan pada waktunya Ia mengangkat orang yang serasi atasnya. Di dalam tangan Tuhanlah terletak kemujuran seseorang, dan kepada para pejabat Tuhan mengaruniakan martabat. Janganlah pernah menaruh benci kepada sesamamu, apa pun juga kesalahannya, dan jangan berbuat apa-apa terpengaruh oleh nafsu. Kecongkakan dibenci oleh Tuhan maupun manusia, dan bagi kedua-duanya kelaliman adalah salah. Pemerintahan beralih dari bangsa yang satu kepada bangsa yang lain akibat kelaliman, kekerasan, dan uang.
Bacaan Kedua: Surat 1 Petrus 2:13-17
"Berlakulah sebagai orang yang merdeka."
Tunduklah, karena Allah, kepada semua lembaga manusia, baik kepada raja sebagai pemegang kekuasaan yang tertinggi, maupun kepada wali-wali yang diutusnya untuk menghukum orang-orang yang berbuat jahat dan menghormati orang-orang yang berbuat baik. Sebab inilah kehendak Allah, yaitu supaya dengan berbuat baik kamu membungkamkan kepicikan orang-orang yang bodoh. Hiduplah sebagai orang merdeka dan bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah. Hormatilah semua orang, kasihilah saudara-saudaramu, takutlah akan Allah, hormatilah raja!
Bacaan Injil: Matius 22:15-21
" Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."
Kemudian pergilah orang-orang Farisi; mereka berunding bagaimana mereka dapat menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan. Mereka menyuruh murid-murid mereka bersama-sama orang-orang Herodian bertanya kepada-Nya: "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur dan dengan jujur mengajar jalan Allah dan Engkau tidak takut kepada siapa pun juga, sebab Engkau tidak mencari muka. Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?" Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka itu lalu berkata: "Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik? Tunjukkanlah kepada-Ku mata uang untuk pajak itu." Mereka membawa suatu dinar kepada-Nya. Maka Ia bertanya kepada mereka: "Gambar dan tulisan siapakah ini?" Jawab mereka: "Gambar dan tulisan Kaisar." Lalu kata Yesus kepada mereka: "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah." Mendengar itu heranlah mereka dan meninggalkan Yesus lalu pergi.
Penutup
Ibadat merupakan salah satu kegiatan keagamaan sebagai wujud dari iman. Setiap agama pasti mempunyai cara ibadatnya. Ibadat adalah bentuk komunikasi manusia dengan Allahnya. Dalam komunikasi itulah manusia menyampaikan beberapa hal dalam hidupnya, baik syukur maupun permohonan.
Berkaitan dengan hari kemerdekaan Republik Indonesia, umat Katolik mengadakan ibadat. Dalam ibadat tersebut terjadilah komunikasi antara Allah dan umat-Nya. Ada dialog antara manusia dan Allah. Manusia menyampaikan rasa syukur dan mohon berkat Tuhan atas bangsa dan tanah air. Allah menyampaikan pesan-Nya berkaitan dengan hari kemerdekaan lewat sabda-Nya. Setelah manusia mendengar sabda Allah, langkah lanjutnya adalah merenungkannya. Dan setelah merenungkannya manusia diajak untuk melakukannya dalam kehidupan sesuai pesan Allah dalam sabda-Nya.
diambil dari tulisan 7 tahun lalu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar