Senin, 11 Mei 2020

PERTOLONGAN PERTAMA PADA ANAK YANG KENA DIARE

Diare merupakan salah satu penyakit yang terkait dengan gangguan pencernaan. Ia bisa mennyerang siapa saja, termasuk anak-anak. Penyebab diare beragam, bisa rotavirus hingga pemberian antibiotik yang berlebihan.
Salah satu indikasi diare adalah ketika frekuensi buang air besar lebih dari tiga kali sehari dengan konsistensi tinja cair. Jika hal ini menyerang anak kita, tentulah kondisi ini akan membuat kebanyakan orangtua panik. Pertolongan apa yang sebaiknya orangtua lakukan?
“Tatalaksana diare tanpa dehidrasi, anak diberi makan, jangan stop makan. Sedikit-sedikit tapi sering, setiap dua jam. Makanan tidak boleh yang berlemak, bersantan,” jelas dokter spesialis anak konsultan gastroenterologi hepatologi anak di RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, Frieda Handayani Kawanto dalam diskusi media di Jakarta.
Anda bisa memberi anak asupan zink untuk menguatkan saluran cerna dan menurunkan resikonya kembali terkena diare hingga tiga bulan mendatang, demikian papar Frieda. “(Asupan) zink 10 hari untuk diare akut dan kronik, lalu oralit,” ujar dokter yang tergabung dalam Perhimpunan Gastroentrologi, Hepatologi dan Nutrisi Anak Indonesia (PGHNAI) itu.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah asupan antibiotik harus selektif, yakni terbatas untuk kasus yang terbukti karena bakteri dari hasil pemeriksaan darah dan tinja.
Selain itu, perhatikan apakah ada tanda dehidrasi antara lain: anak rewel, kelopak matanya cekung, nafasnya cepat, otot perut keriput bila dicubit, tampak kehausan, air mata serta mulut dan lidah kering. “Ditanggulangi sesuai derajat (dehidrasi), bisa dibawa ke dokter atau IGD terdekat,” tutur Frieda,
diolah dari Tempo MSN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar