Senin, 04 Mei 2020

MEMAHAMI PERSOALAN DEPRESI

Depresi merupakan salah satu jenis gangguan mental. Setiap orang berpeluang mengalaminya. Banyak dari kita kebingungan untuk membedakan antara depresi, stress dan kesedihan. Belum lagi membedakan beberapa jenis dari depresi, misalnya unipolar depression, biological depression, manic depression, seasonal affective disorder, dysthymia, dan lainnya. Ada begitu banyak istilah yang digunakan untuk menggambarkan tentang depresi. Sekarang saatnya kita mengetahui apa itu depresi, dengan tujuan memudahkan seseorang atau diri anda ketika mengalami depresi.
Umumnya depresi dipahami sebagai gangguan mood, yang mewarnai seluruh proses mental (berpikir, berperasaan dan berperilaku) seseorang. Orang yang mengalami depresi akan merasa tidak berdaya dan kehilangan harapan, yang disertai perasaan sedih, kehilangan minat dan kegembiraan, berkurangnya energi sehingga mudah lelah dan berkurangnya aktivitas.
Apa yang menjadi penyebab munculnya depresi pada seseorang? Setidaknya ada 3 faktor yang saling berkaitan satu sama lain. Ketiga faktor itu adalah: faktor biologi, faktor genetik dan faktor psiko sosial.
Faktor Biologi
Dalam penelitian bio-psikologi, norepinefrin dan serotonin merupakan dua neurotransmitter yang paling berperan dalam patofisiologi gangguan mood. Beberapa peneliti juga menemukan bahwa gangguan mood melibatkan patologik dan sistem limbiks serta ganglia basalis dan hypothalamus.
Faktor Genetik
Data genetik menyatakan bahwa faktor yang signifikan dalam perkembangan gangguan mood adalah genetik. Pada penelitian anak kembar terhadap gangguan depresi berat, pada anak kembar monozigot adalah 50%, sedangkan dizigot 10 – 25%.
Faktor Psikososial
Mungkin faktor inilah yang banyak diteliti oleh ahli psikologi. Faktor psikososial yang memyebabkan terjadinya depresi antara lain:
·         Peristiwa kehidupan dan stress lingkungan: suatu pengamatan klinik menyatakan bahwa peristiwa atau kejadian dalam kehidupan yang penuh ketegangan sering mendahului episode gangguan mood.
·         Faktor kepribadian Premorbid: tak ada satu kepribadian atau bentuk kepribadian yang khusus sebagai predisposisi terhadap depresi. Semua orang dengan ciri kepribadian manapun dapat mengalami depresi, walaupun tipe-tipe kepribadian seperti oral dependen, obsesi kompulsif, histerik mempunyai risiko yang besar mengalami depresi dibandingkan dengan lainnya.
·         Faktor Psikoanalitik dan Psikodinamik: Freud menyatakan suatu hubungan antara kehilangan objek dan melankoli. Ia menyatakan bahwa kemarahan pasien depresi diarahkan kepada diri sendiri karena mengidentifikasikan terhadap objek yang hilang. Freud percaya bahwa introjeksi merupakan suatu cara ego untuk melepaskan diri terhadap objek yang hilang. Depresi sebagai suatu efek yang dapat melakukan sesuatu terhadap agresi yang diarahkan ke dalam dirinya. Apabila pasien depresi menyadari bahwa mereka tidak hidup sesuai dengan yang dicita-citakannya, akan mengakibatkan mereka putus asa.
·         Ketidakberdayaan yang dipelajari: di dalam percobaan, dimana binatang secara berulang-ulang dihadapkan dengan kejutan listrik yang tidak dapat dihindarinya, binatang tersebut akhirnya menyerah dan tidak mencoba sama sekali untuk menghindari kejutan selanjutnya. Mereka belajar bahwa mereka tidak berdaya. Bandingkan dengan ekspresimenku tentang kenyamanan.
·         Teori Kognitif: Beck menunjukkan perhatian gangguan kognitif pada depresi. Ada 3 pola kognitif utama pada depresi yang disebut sebagai triad kognitif, yaitu: (a) Pandangan negatif terhadap masa depan, (b) Pandangan negatif terhadap diri sendiri, individu menganggap dirinya tak mampu, bodoh, pemalas, tidak berharga, (c) Pandangan negatif terhadap pengalaman hidup. Meyer berpendapat bahwa depresi adalah reaksi seseorang terhadap pengalaman hidup.
Penyebab depresi adalah faktor biologi, faktor genetik dan faktor psikososial. Ketiga faktor tersebut saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Karena itu, orang yang terkena depresi pada umumnya menunjukkan gejala psikis, gejala fisik & sosial yang khas. Beberapa orang memperlihatkan gejala yang minim, beberapa orang lainnya lebih banyak. Tinggi rendahnya gejala bervariasi pada individu dan juga bervariasi dari waktu ke waktu. Berikut ini beberapa gejala dari depresi :
·         Terus menerus merasa sedih, cemas, atau suasana hati yang kosong
·         Perasaan putus asa dan pesimis.
·         Perasaan bersalah, tidak berdaya dan tidak berharga.
  ·             Kehilangan minat atau kesenangan dalam hobi dan kegiatan yang pernah dinikmati.
·         Penurunan energi dan mudah kelelahan.
·         Kesulitan berkonsentrasi, mengingat, atau membuat keputusan.
·         Insomnia, pagi hari terbangun, atau tidur berlebihan.
·         Nafsu makan berkurang bahkan sangat berlebihan. Penurunan berat badan bahkan penambahan berat badan secara drastis.
·         Selalu berpikir kematian atau bunuh diri, percobaan bunuh diri
·         Gelisah dan mudah tersinggung
·         Terus menerus mengalami gejala fisik yang tidak respon terhadap pengobatan, seperti sakit kepala, gangguan pencernaan, dan sakit kronis
DEMIKIANLAH uraian singkat mengenai depresi. Uraian singkat ini dapat menjadi cerminan diri kita, sejauh mana kita mengalami depresi. Dengan mengetahui dan mengenal gejala dan juga penyebab depresi, kita bisa mengatasai sendiri depresi sehingga hidup kita tak melulu muram. Orang yang dapat mengatasi depresi dirinya akan mengalami sukacita dalam hidup. Sukacita menjadi indikasi hidup yang sukses.
diolah kembali dari tulisan 7 tahun lalu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar