Jumat, 01 Mei 2020

INILAH KATA AL-QUR’AN TENTANG BULAN

BULAN adalah satu-satunya satelit alami yang dimiliki bumi. Bulan diperkirakan terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu, tak lama setelah pembentukan bumi. Ada hipotese yang mengatakan bahwa bulan terbentuk dari serpihan-serpihan yang terlepas setelah sebuah benda langit seukuran planet Mars bertubrukan dengan bumi. Mungkin peristiwa tersebut juga yang menyebabkan punahnya makhluk-makhluk purba sejenis dinosaurus.
Apa yang dikatakan Allah SWT tentang bulan? Ada banyak topik dari wahyu Allah ini terkait dengan bulan. Satu hal yang menarik adalah pernyataan bahwa bulan bercahaya atau bersinar. Setidaknya ada dua surah dalam Al-Qur'an yang mengungkapkan bahwa bulan bercahaya atau bersinar. Berikut ini kita tampilkan kutipan Al-Qur'an itu.
QS Yunus: 5
“Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dialah yang menetapkan tempat-tempat orbitnya, agar kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu).”
QS Al-Furqan: 61
“Mahasuci Allah yang menjadikan di langit gugusan bintang-bintang dan Dia juga menjadikan padanya matahari dan bulan bersinar.
Demikianlah dua kutipan Al-Qur'an. Dari dua kutipan tersebut dapatlah dikatakan bahwa memang bulan bercahaya atau mempunyai cahaya/sinar. Artinya, dari dirinya sendiri bulan memiliki cahaya atau sinar. Itu berarti bulan sama seperti matahari. Karena Al-Qur'an diyakini sebagai wahyu yang langsung dari Allah (QS As-Sajdah: 2, dan QS Az-Zumar: 1 – 2, 41), dan karena Allah itu mahabenar, maka umat islam menyakini hal tersebut.
Akan tetapi, benarkah bulan mempunyai cahaya atau sinar? Sepintas, sejauh mata memandang, bulan terlihat mengeluarkan cahaya (baca: bercahaya) atau mengeluarkan sinar (baca: bersinar). Karena itu, kita bisa katakan bulan merupakan benda langit yang paling terang setelah matahari. Namun, sekalipun bulan terlihat sangat putih dan terang, permukaan bulan sebenarnya gelap. Ilmu pengetahuan telah membuktikan bahwa bulan tidak mengeluarkan cahaya atau sinar. Dengan kata lain, bulan tidak mempunyai cahaya atau sinar. Cahaya terang yang selalu kita lihat merupakan pantulan sinar matahari.
Jadi, bukti pengetahuan, dan ini sudah menjadi bukti ilmiah, menyatakan bahwa bulan sama sekali tidak mempunyai cahaya atau sinar. Dia hanya memantulkan sinar matahari. Hal ini mirip dengan cahaya atau sinar yang kita arahkan ke sebuah cermin, dan cermin itu akan memantulkan kembali cahaya. Cermin sama sekali tidak mempunyai cahaya. Seperti itulah bulan.
Demikianlah pendapat ilmu pengetahuan yang memang sudah teruji dan terbukti kebenarannya. Menjadi persoalan ketika pendapat ilmu pengetahuan ini dipertentangkan dengan Al-Qur'an. Apakah pernyataan Al-Qur'an bahwa bulan bercahaya atau bersinar itu salah?
Rasanya agak sulit untuk mengatakan Al-Qur'an salah, karena Al-Qur'an merupakan perkataan langsung dari Allah SWT. Allah sendiri diyakini sebagai mahabenar, maha sempurna serta maha mengetahui. Kesalahan, sekecil apa pun, akan membuat citra Allah itu luntur. Jika salah, maka Allah SWT itu tidak mahabenar, tidak maha sempurna dan tidak maha mengetahui. Bagaimana mungkin Allah maha mengetahui, tapi yang diketahui itu salah? Artinya Allah tidak mengetahui kalau sebenarnya bulan tidak memiliki cahaya atau sinar.
Pertentangan ilmu pengetahuan dan Al-Qur'an terkait bulan bercahaya, kiranya tidak perlu dibahas di sini. Biarlah pembaca menilainya sendiri. Yang akan dikritisi di sini adalah kenapa Al-Qur'an menyatakan bahwa bulan itu bersinar atau bercahaya dan benarkah Al-Qur'an itu berasal dari Allah SWT.
Bulan tidak mempunyai cahaya atau sinar merupakan fakta yang sudah teruji dan terbukti. Masalahnya fakta ini tidak sesuai dengan pernyataan Al-Qur'an, yang bisa juga dikatakan tidak sesuai dengan wahyu Allah. Padahal Allah itu maha mengetahui (QS Al-Mujadilah: 7) dan maha benar sehingga Al-Qur'an menjadi kebenaran yang meyakinkan (QS Al-Haqqah: 51). Apakah dengan fakta ini kita lantas bisa mengatakan Allah itu tidak maha mengetahui dan maha benar.
Jalan yang harus kita ambil adalah dengan mengatakan bahwa Al-Qur'an bukanlah wahyu Allah. Dengan berat hati harus dikatakan bahwa Al-Qur'an merupakan karangan Muhammad. Pada masa hidupnya, dimana pengetahuan belum berkembang seperti sekarang ini, umumnya orang melihat bulan bercahaya, dalam arti mempunyai cahaya. Apa yang tertulis dalam surah Yunus dan Al-Furqan adalah merupakan kata-kata Muhammad. Pengetahuannya tentang bulan saat itu, itulah yang diungkapkannya; bukan dari Allah SWT, karena Allah bersifat kekal sehingga pengetahuan-Nya tentang bulan sudah dari sejak penciptaan.
Jadi, dari uraian kritis ini dapat disimpulkan bahwa pernyataan Al-Qur'an itu berasal dari Allah harus diragukan. Bagaimana mungkin Allah yang sempurna dan mahatahu bisa keliru/salah dalam memberi informasi. Bukan tidak mungkin bahwa semua ini hanyalah karangan Nabi Muhammad saja. Karena keterbatasan pengetahuan saat itu tentang alam semesta sehingga Muhammad menyampaikan sejauh yang dia tahu. Dan apa yang dia tahu itu juga berdasarkan pada apa yang dia lihat. Bulan yang dia lihat adalah bulan yang bercahaya dan bersinar. Hal inilah yang kemudian ditulis dalam Al-Qur'an dengan mengatas-namakan Allah SWT.
Dabo Singkep, 8 April 2020
by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar