Selasa, 24 September 2019

PAUS FRANSISKUS: MESKI KITA BERDOSA, KARYA ALLAH TETAP HIDUP


Gereja Katolik akan tetap hidup, terlepas dari kelemahan dan dosa para anggotanya karena itu adalah rencana Tuhan, demikian ungkap Paus Fransiskus. Melanjutkan serangkaian kotbah tentang Kisah Para Rasul dan komunitas kristen awal pada 18 September, Paus Fransiskus melihat kisah Gamaliel, seorang farisi yang mencoba mengajari para anggota Sanhedrin tentang discerment, yaitu proses mengambil keputusan dengan mendengarkan suara Tuhan.
Seperti yang diceritakan dalam Kisah Para Rasul 5, Gamaliel mengatakan kepada Sanhedrin untuk tidak menghakimi para rasul karena memberitakan Kristus. “Karena jika usaha atau kegiatan itu berasal dari manusia maka akan binasa. Tetapi jika itu berasal dari Tuhan, tidak satu pun yang dapat menghancurkannya. Kamu bahkan mungkin mendapati dirimu berperang melawan Allah.”
“Setiap usaha manusia pada awalnya mendapatkan konsensus, tetapi kemudian lenyap,” kata Paus Fransiskus. “Tetapi segala sesuatu yang datang dari tempat tinggi, dari Tuhan ditakdirkan untuk bertahan. Proyek manusia seringkali gagal, karena mereka mempunyai waktu yang terbatas.”
“Pikirkanlah kekaisaran besar. Pikirkan kediktatoran abad yang lalu. Mereka berpikir mereka begitu kuat dan mendominasi dunia, namun kemudian mereka semua hancur,” jelas Paus Fransiskus.

Pemerintahan dan kekuatan paling kuat saat ini juga akan runtuh jika Tuhan tidak bersama mereka, karena kekuatan yang dimiliki manusia sendiri tidak bertahan lama, papar Paus Fransiskus. “Hanya kekuatan Tuhan yang bertahan,” lanjutnya.
Sejarah kekristenan dan sejarah Gereja Katolik, bahkan dengan begitu banyak dosa dan begitu banyak skandal, dengan begitu banyak hak buruk, menggambarkan hal yang sama, jelas Paus Fransiskus. “Namun mengapa itu tidak hancur? Karena Tuhan ada di sana. Kita adalah orang berdosa dan seringkali kita kerap membuat skandal, tetapi Tuhan selalu menyelamatkan. Kekuatannya adalah Tuhan bersama kita.”
Kisah itu juga menunjukkan betapa besar keberanian yang dibawa oleh Roh Kudus, sebut Paus Fransiskus. Ketika Yesus ditangkap, para murid semuanya melarikan diri. Tetapi setelah kebangkitan, ketika Dia mengirim Roh Kudus ke atas mereka, dan mereka menjadi berani.
Merujuk 21 Ortodoks Koptik yang dipenggal di sebuah pantai di Libya pada tahun 2015, Paus Fransiskus mengatakan keberanian yang sama masih terlihat hari ini pada diri para martir, yang terus mengulangi nama Yesus bahkan ketika ajal mereka sudah jelas. “Mereka tidak menjual iman mereka karena Roh Kudus menyertai mereka,” papar Paus Fransiskus.
Dalam Kisah Para Rasul, Gamaliel memberitahu Sanhedrin bahwa jika Yesus adalah seorang penipu, para pengikutnya pasti sudah menghilang. Tetapi jika sebaliknya mereka mengikuti seseorang yang diutus oleh Tuhan, maka akan lebih baik untuk tidak melawan mereka, jelas Paus Fransiskus. Sikap sabar Gamaliel menjadi bagian kunci dari kebijksanaan kristiani.
Kata-katanya tenang dan berpandangan jauh ke depan, dan menjadi bagian dari proses yang mendesak orang untuk “menilai sebuah pohon dari buahnya” daripada bertindak dengan tergesa-gesa. Paus Fransiskus meminta orang-orang yang mendengar kotbahnya untuk ikut dengannya dalam berdoa agar Roh Kudus “bertindak dalam diri kita sehingga, baik secara pribadi maupun sebagai komunitas, kita dapat memperoleh kebiasaan untuk membedakan” dan belajar untuk melihat Allah bertindak dalam sejarah dan dalam diri kita, dan dalam saudara dan saudari kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar