Rabu, 28 Agustus 2019

PENGHINAAN AGAMA USTADZ ABDUL SOMAD DAN CERMIN AGAMA ISLAM

Ketika kami membuat tulisan yang membahas ujaran kebencian dalam ceramah keagamaan (08 Juli 2017), kami sudah menegaskan betapa sulitnya menangani kasus ujaran kebencian dalam ceramah keagamaan islam. Alasannya adalah bahwa ujaran kebencian itu ada dalam ajaran islam atau dapat dikatakan merupakan akidah islam. Dengan kata lain, ada akidah islam, yang bila disampaikan dalam ceramah keagamaan, mau tidak mau pasti akan bernuansa kebencian atau penghinaan.
Ada beberapa contoh untuk membuktikan hal itu. Pertama, ketika membahas surah an-Nisa: 157, tentulah penceramah akan mengatakan bahwa Yesus tidak pernah disalibkan di kayu salib. Yang mati di kayu salib itu adalah orang yang menyerupai Yesus. Bukan tidak mustahil, dengan gaya ‘guyon’ si penceramah akan berkata, “Orang Kristen sudah dibodohi Injil.”
Kedua, ketika mengulas surah al-Maidah: 41, mau tidak mau penceramah akan mengatakan bahwa Alkitab sudah dipalsukan. Bukan tidak mungkin penceramah akan mengutip juga surah al-Baqarah: 75 untuk menguatkan argumennya. Berbagai ekspresi tentu akan ditampilkan untuk menjelaskan kajian tersebut, termasuk dengan mengatakan, “Orang Kristen memang sudah bodoh, mau-maunya dibohongi Alkitab.”

Ketiga, seperti yang diberi contoh Ustadz Abdul Somad, usai memenuhi undangan Majelis Ulama Indonesia di Jakarta, dengan mengutip surah al-Maidah: 73. Ditunjang juga dengan ayat 72, akidah ini menegaskan kekafiran orang Kristen. Tentulah, saat berceramah, penceramah akan mengatakan bahwa orang Kristen itu kafir. Dan bukan tidak mungkin, pendengar akan dinasehati untuk tidak bekerja sama, untuk tidak berteman dengan orang kafir atau memilih pemimpin kafir. Untuk menguatkan ajaran ini pastilah penceramah akan mengutip ayat-ayat Al-Qur’an, seperti Ali Imran: 28; an-Nisa: 144; al-Maidah: 57; at-Taubah: 16; al-Mumtahanah: 13; dan masih banyak lagi ayat yang mendukung hal tersebut. (lebih lanjut, silahkan baca di sini).
Ketiga hal di atas merupakan akidah islam, yang bila dikaji dapat terlihat sebagai bentuk penghinaan terhadap agama Kristen. Tapi tentulah tak mungkin pula lantas menghapus ayat-ayat suci, yang diyakini langsung berasal dari Allah. karena itulah, dapat disimpulkan bahwa memang agama islam mengajarkan soal kebencian dan penghinaan pada agama lain, khususnya agama Kristen.
Soal agama islam memang menghina agama lain pernah kami ulas pada 18 Juli 2016. Di sana kami mencoba memaparkan hasil refleksi Raymond Ibrahim terkait berbagai kasus penistaan agama yang melanda islam. Refleksi Raymon berangkat dari seruan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) menyikapi penghinaan terhadap agama islam yang sedang marak. OKI mendorong penegakan hukum “penodaan agama” untuk melindungi semua agama dari penghinaan.
Raymond membuka mata para pemuka islam yang berbicara atas nama OKI agar benar-benar menyadari tuntutan mereka. Terkesan bahwa OKI hanya menuntut orang lain untuk tidak menghina islam, sementara islam sendiri dapat menghina agama lain. Dari situ Raymond memaparkan beberapa akidah islam, yang dilihat sangat menghina agama Kristen.
Dengan demikian terlihat jelas bahwa akidah islam membenarkan menghina agama lain. Persoalannya adalah banyak orang islam tidak melihat itu sebagai penghinaan bila disampaikan di kalangan tertutup, disampaikan sudah lampau dan sedang saat kajian islam. Dengan kata lain, jika itu suatu kajian islam yang disampaikan tertutup dan sudah terjadi di masa lalu, maka itu bukanlah penghinaan
Karena itulah, kasus Ustadz Abdul Somad ini menjadi cerminan bagi agama islam. Kenapa kami katakan ‘ini menjadi cerminan bagi agama islam’? Dasarnya adalah pernyataan Ustadz Abdul Somad yang dinilai menghina agama Kristen justru malah dibela oleh MUI dan tokoh islam lainnya. Malah Wakil Ketua MUI SUMUT berani mengatakan, “SEMUA ulama telah sepakat bahwa isi ceramah itu tidak bermasalah.” Artinya, secara tidak langsung MUI menyetujui bahwa menghina agama lain masuk dalam akidah islam.
Lantas bagaimana jika dikaitkan dengan cerminan islam rahmatan lil alamin? Bagaimana cerminan islam itu damai dan indah? Semua itu hanya OMONG KOSONG belaka. Karena itu, mencermati kasus Ustadz Abdul Somad, orang lantas berkata: “Untukmu, agamamu; Untukku, agamaku. Tapi aku bebas menghina agamamu.”
Dabo, 27 Agustus 2019
by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar