Rabu, 20 Desember 2017

INSPIRASI IMAN ORANG KRISTEN KANDHAMAL

Pada 5 Oktober 2017 lalu, sekelompok perempuan mengunjungi daerah Odisha yang terpencil dan miskin, dimana penduduk desa diserang oleh nasionalis Hindu yang mengamuk pada akhir Agustus 2008. Serangan tersebut menyebabkan 100 orang tewas dan ribuan orang kehilangan tempat tinggal. Ini merupakan serangan terburuk terhadap orang Kristen dalam sejarah India. Pemimpin wanita katolik terinspirasi oleh iman yang ditunjukkan para korban serangan anti-kristen di Kandhamal, wilayah di negara bagian Odisha di India bagian timur.
Para perempuan tersebut berada di antara 50 pemimpin dari seluruh dunia yang berkumpul di Bhubaneswar, ibukota Odisha, untuk menghadiri sebuah konferensi yang diselenggarakan oleh Komisi Wanita Wali Gereja India. Konferensi yang diadakan dari 30 Sept – 4 Okt membahas peran perempuan dalam keluarga.
“Saya diperkuat kembali dalam iman setelah mengunjungi wilayah itu,” kata Rosemary Sahayam dari Madhya Pradesh di India tengah. “Bagaimana keluarga terus hidup dalam iman dan kepercayaan diri bahkan setelah keluarga mereka dibunuh karena iman mereka; benar-benar memberi inspirasi.”
Kekerasan anti-kristen melanda lebih dari 600 desa. Mereka yang tewas termasuk orang cacat dan orangtua, anak-anak dan perempuan. Beberapa perkosaan dilaporkan terjadi, termasuk seorang biarawati katolik. Lebih dari 350 gereja dan 6.500 rumah dijarah dan dibakar selama serangan yang menyebabkan 56.000 orang kehilangan tempat tinggal.
Serangan anti-kristen didorong oleh tembakan pada 23 Agustus 2008, seorang pemimpin spiritual Hindu, Swami Laxmananda Saraswati dan empat rekannya. Para ekstremis Hindu menyalahkan orang Kristen atas pembunuhan tersebut meskipun Maois mengaku bertanggung jawab atas kematian tersebut.
“Iman yang dengannya mereka bertahan, serangan itu hidup dan aktif,” ujar Uskup Jacob Mar Barnabas dari Keuskupan Gurgaon, ketua konferensi tersebut. “Kami memiliki pengalaman yang sangat kaya tentang bagaimana memproklamirkan iman dengan hanya bersikap setia kepada Tuhan.”
Rose Tete dari Bengal Barat mengatakan bahwa dia tergerak untuk menangis saat janda Kanakarekha Nayak menceriatakan bagaimana dia menjalani hidupnya setelah suaminya Parikit dihajar sampai mati di desa Tiangla. Tete mengungkapkan bahwa  janda tersebut mengatakan kepadanya, “Setiap nafas yang saya ambil hari ini adalah nafas iman kepada Yesus, yang suami saya menjadi saksi lewat hidupnya.”
Kelompok tersebut mengunjungi tiga desa termasuk Nadagiri, dimana pemerintah daerah menyediakan tanah bagi orang-orang Kristen setelah orang-orang Hindu mengancam akan membunuh mereka jika mereka kembali ke kampung asal mereka di Betikola. Mereka sekarang mencari nafkah sebagai buruh tani.
Uskup Barnabas mengatakan bahwa kunjungan tersebut telah mendorong beberapa perempuan untuk membantu pendidikan anak-anak di daerah itu karena mereka telah mengalami “rasa sakit dan penderitaan demi mempertahankan iman mereka.”
Suster Mary Bibiana Barla, sekretaris regional Komisi Uskup di Odisha, mengatakan beberapa perempuan telah menawarkan bantuan ekonomi dan material secara sukarela, termasuk alat bantu belajar.
Suster Talisha Nadukudiyil, dari suster-suster Destitute dan sekretaris nasional untuk Komisi Wanita para Wali Gereja mengatakan bahwa kunjungan tersebut sungguh menggugah seluruh kelompok. “Kami mengalami begitu banyak cinta dan kasih sayang dari penduduk desa, meski menderita dan miskin,” kata Suster Talisha Nadukudiyil
sumber: UCAN Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar