Renungan Hari Minggu Biasa XXIV, Thn A
Bac I Sir: 27: 30 – 28: 9; Bac II : Rom 14: 7 – 9;
Injil : Mat 18: 21 – 35;
Manusia
adalah makhluk sosial. Kesosialan itu menuntut manusia hidup berdampingan
dengan orang lain. Paulus, dalam suratnya kepada jemaat di Roma, yang menjadi
bacaan kedua hari ini, mengatakan bahwa “Tidak ada seorangpun di antara kita
yang hidup untuk dirinya sendiri, dan tidak ada seorangpun yang mati untuk
dirinya sendiri.”(ay. 7). Tidak ada manusia yang hidup seorang diri. Sebagai makhluk
sosial, dia akan hidup bersama orang lain.
Dalam
kebersamaan itu tentulah sering terjadi konflik. Tak ada manusia yang sempurna.
Kelemahan manusia seringkali merusak relasi antar manusia. Dari sana bisa
muncul dendam, permusuhan dan balas dendam. Sabda Tuhan hari ini menyadarkan
kita untuk tetap menjaga keharmonisan relasi antar sesama. Caranya
menyingkirkan dendam, kemarahan, kebencian dan dengan menanam benih kasih dan pengampunan.
Yesus Putra Sirakh, dalam bacaan pertama, menyatakan bahwa dendam dan amarah
sangat mengerikan, dan orang berdosalah yang dikuasainya (ay. 30). Penulis mengingatkan
bahwa dengan menyingkirkan hal buruk itu, kita sudah mengurangi dosa (ay. 8).
Pesan
bacaan pertama kembali ditegaskan oleh Yesus lewat perumpamaan seorang raja
yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. Dalam Injil, ditonjolkan
perbandingan hutang antara 10.000 talenda dengan 100 dinar, dan perbandingan
hukuman menjual si penghutang dengan anak dan istrinya serta harta miliknya
(untuk hutang 10.000 talenta) dan memenjarakan si penghutang (untuk hutang 100 dinar).
Di balik hukuman itu terlihat jelas aksi balas dendam. Akan tetapi, orang yang
berhutang paling banyak mendapat belas kasih pengampunan. Pengalaman mendapatkan
pengampunan hendaknya menjadi pelajaran baginya untuk juga mengampuni. Dengan kata
lain, perumpamaan Yesus ini mau menampilkan pesan belas kasih dan persaudaraan.
Belas kasih yang sudah diterima hendaknya diteruskan sehingga terciptalah
persaudaraan.
Pesan
sabda Tuhan hari ini sangat relevan dalam kehidupan kita. Tak bisa dipungkiri,
dalam berelasi dengan sesama, baik itu di rumah maupun dalam lingkungan
masyrakat, sering terjadi konflik di antara kita. Pasti ada satu dua sesama
kita berbuat salah kepada kita. Sudah menjadi kecenderungan manusiawi kita
untuk melakukan balas dendam. Akan tetapi, melalui sabda-Nya hari ini Tuhan
menghendaki kita untuk menyingkirkan kebiasaan balas dendam tersebut. Tuhan ingin
supaya kita menaruh belas kasih dengan mengampuni mereka yang berbuat salah. Dengan
belas kasih dan pengampunan tulus ini akan terciptalah persaudaraan di antara
kita.
by:
adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar