Renungan Hari Minggu Paskah V, Thn B/I
Bac I Kis 9: 26 – 31; Bac II 1Yoh 3: 18 – 24;
Injil Yoh 15: 1 – 8;
Minggu
lalu Tuhan Yesus memperkenalkan diri-Nya sebagai Gembala yang Baik. Dia menyerahkan
nyawa-Nya untuk keselamatan kawanan domba-Nya. Minggu ini Tuhan Yesus
memperkenalkan diri-Nya sebagai Pokok Anggur dan umat adalah ranting-rantingnya.
Tuhan meminta kita untuk menghasilkan buah. Sebagaimana yang diketahui, ranting
tidak akan bisa menghasilkan buah jika tidak menyatu dengan batangnya, demikian
pula umat dapat menghasilkan buah jika bersatu dengan Kristus. Dengan kata
lain, umat hanyalah sebagai sarana atau alat penyalur rahmat dan berkat Allah
kepada sesama.
Hal ini
ditekankan oleh Yohanes dalam suratnya yang pertama. Dalam bacaan kedua Yohanes
mengajak jemaat untuk hidup dalam kasih. Kasih ini dapat dilihat sebagai “buah”
yang jemaat hasilkan. Dan kasih itu dilakukan dalam kebenaran karena “kita
berasal dari kebenaran”. Jadi, kasih yang dilakukan bukan semata-mata dorongan
pribadi, melainkan dari kebenaran; dan kebenaran itu adalah Allah. Yohanes kembali
mengutip perintah sang Guru bahwa dengan mengikuti perintah-Nya, yaitu kasih,
jemaat hidup di dalam Allah, karena Allah adalah kasih.
Bacaan
pertama, yang diambil dari Kisah Para Rasul, menceritakan bagaimana Paulus,
yang sadar sudah menjadi ranting anggur, terpanggil untuk menyalurkan “buah-buah”
anggur kepada orang banyak. Dikatakan bahwa dengan berani ia mengajar dalam
nama Tuhan dan bersoal jawab dengan orang Yahudi yang berbahasa Yunani (ay. 28,
29). Di sini hendak dikatakan bahwa Paulus, yang masih memakai nama Saulus, setelah
menyatukan dirinya dengan Kristus, mewartakan Tuhan Yesus yang wafat dan
bangkit. Ini juga merupakan wujud “buah” dari penyatuan dengan Kristus sebagai
Pokok Anggur.
Sabda
Tuhan hari ini mau menegaskan kepada kita bahwa Tuhan Yesus adalah Pokok Anggur
dan kita adalah ranting-rantingnya. Tuhan menghendaki kita untuk tetap bersatu
dengan-Nya dan menghasilkan buah. Melalui sabda-Nya hari ini Tuhan menjelaskan
kepada kita bahwa ada dua jenis buah yang harus dihasilkan, yaitu kasih dan mewartakan Injil. Kita diajak
untuk hidup dalam kasih sebagaimana yang menjadi perintah utama-Nya. Kita juga
diminta untuk senantiasa mewartakan Kristus dalam kehidupan kita, baik dengan
perkataan maupun perbuatan. Namun perlu disadari bahwa “buah” yang kita
hasilkan itu bukanlah berasal dari diri kita sendiri, melainkan dari Kristus. Ini
bertujuan supaya kita tidak jatuh ke dalam kesombongan.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar