Minggu, 01 November 2015

Renungan Hari Minggu Biasa XXXI - B


Renungan Hari Minggu Biasa XXXI – B
Bac I  Ul 6: 2 – 6; Bac II            Ibr 7: 23 – 28;
Injil    Mrk 12: 28 – 34;
Bacaan pertama dan Injil hari ini memiliki kesamaan pada tema, yaitu kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama. Dalam bacaan pertama, yang diambil dari Kitab Ulangan, dikisahkan bahwa Nabi Musa memberikan perintah dari Allah untuk diperhatikan oleh umat Israel. Perintah itu adalah mengasihi “TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.” (ay. 5). Dalam perintah ini terdapat totalitas dalam mengasihi Allah. Dan Musa menghendaki supaya umat Israel melakukan ketetapan dan perintah ini dengan setia sehingga mereka akan akan mendapatkan rahmat dan berkat (ay. 3).
Perintah Allah yang diberikan Musa kepada bangsa Israel, kembali ditegaskan Tuhan Yesus dengan menambah tekanan. Dalam Injil Tuhan Yesus memberikan dua perintah yang utama, sebagai jawaban atas pertanyaan seorang ahli Taurat tentang perintah yang paling utama. Dua perintah utama itu adalah mengasihi Allah dengan totalitas diri dan mengasihi mengasihi sesame seperti mengasihi diri sendiri (ay. 30 – 31). Dalam pelaksanaannya dua perintah ini tak bisa dipisahkan satu sama lain, melainkan harus sejalan seiringan, ibarat 2 sisi koin. Sama seperti Musa yang menghendaki agar perintah Allah dilaksanakan dengan setia, demikian dua perintah utama yang diberikan Tuhan Yesus ini. Melakukan dua perintah tersebut dengan setia dan benar, membuat kita dapat masuk ke dalam kerajaan Allah. Tapi jika kita hanya sebatas mengetahuinya saja, maka kita “tidak jauh dari Kerajaan Allah.” (ay. 34).
Ketetapan dan perintah Allah yang ada pada bacaan pertama dan Injil ini direfleksikan dengan sangat bagus oleh penulis surat kepada orang Ibrani. Yang menjadi pusat refleksi penulis ini adalah Tuhan Yesus, yang bagi penulis dilihat sebagai Imam Agung. Keagungan imamat Yesus terletak pada pelaksanaan peran-Nya sebagai pengantara antara manusia dan Allah sehingga dengan demikian manusia memperoleh keselamatan (bdk. Ay. 25). Sebagai Imam Agung, Yesus mau memberikan diri-Nya sebagai kurban pelunas dosa umat manusia. Kurban itu merupakan bukti cinta-Nya kepada umat manusia, dan kesetiaan-Nya kepada Allah.
Perintah kasih bukanlah merupakan barang baru bagi umat kristiani. Kasih ini menjadi identitas bagi agama Kristen. Para pengikut Kristus dikenal ketika mereka melaksanakan cinta kasih, bukan hanya kepada Allah tetapi juga kepada sesama. Sabda Tuhan hari ini mau mengatakan kepada kita bahwa perintah kasih ini tidak hanya sebatas ucapan bibir atau pengetahuan akali saja. Melalui sabda-Nya hari ini Tuhan menghendaki kita untuk mempraktekkan perintah kasih ini dalam kehidupan kita, kapan dan dimana saja kita berada. Dengan melaksanakan perintah kasih dengan totalistas diri, kita secara tak langsung telah menyelamatkan sesama sekaligus menghantar dia kepada Kristus.***
by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar