Rabu, 18 November 2015

Renungan Hari Rabu Biasa XXXIII - Thn I

Renungan Hari Rabu Biasa XXXIII, Thn B/I
Bacaan pertama hari ini masih diambil dari Kitab Makabe kedua. Di sini ditampilkan kisah heroik satu keluarga. Seorang ibu bersama ketujuh anaknya menampilkan contoh teladan iman yang sungguh menggugah. Kitab Makabe dengan tegas mengungkapkan bagaimana ibu itu menjadi teladan iman yang sangat luar biasa. “Tetapi terutama ibu itu sungguh mengagumkan secara luar biasa. Ia layak dikenang-kenangkan baik-baik. Ia mesti menyaksikan ketujuh anaknya mati dalam tempo satu hari saja. Namun demikian, itu ditanggungnya dengan besar hati oleh sebab harapannya kepada Tuhan.” (ay. 20). Ibu ini lebih memilih apa yang baik dan benar, bukan apa yang enak.
Pesan Makabe ini kembali ditegaskan Tuhan Yesus dalam Injil hari ini. Lewat perumpamaan tentang Mina, Tuhan Yesus mau menekankan bahwa Kerajaan Allah itu bukan soal enak atau kenyamanan, tetapi terutama soal baik dan benar. Karena apa yang enak bisa saja mencelakakan. Itulah yang terjadi dengan mereka yang tidak mau bersusah payah mengembangkan minanya. Mereka lebih memilih hidup santai. Namun akhirnya mereka mendapat celaka.
Semakin tinggi sebuah pohon, semakin kencang pula angin melandanya. Demikian pula halnya dengan iman. Semakin kita beriman, semakin kita banyak mendapat tantangan, godaan dan cobaan. Salah satu tantangan adalah kenikmatan duniawi. Kebanyakan orang lebih memilih apa yang enak dan nikmat daripada apa yang baik dan benar. Kenikmatan mengalahkan kebaikan dan kebenaran. Sikap seperti inilah yang hendaknya dihindari. Sabda Tuhan hari ini menghendaki supaya kita senantiasa mencari apa yang baik dan benar untuk kehidupan kita dan sesama. Jangan hanya memikirkan kenikmatan sendiri dan sesaat saja.***
by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar