Renungan
Hari Rabu Biasa XXXIII, Thn B/I
Bacaan pertama hari ini masih
diambil dari Kitab Makabe kedua. Di sini ditampilkan kisah heroik satu
keluarga. Seorang ibu bersama ketujuh anaknya menampilkan contoh teladan iman
yang sungguh menggugah. Kitab Makabe dengan tegas mengungkapkan bagaimana ibu
itu menjadi teladan iman yang sangat luar biasa. “Tetapi terutama ibu itu
sungguh mengagumkan secara luar biasa. Ia layak dikenang-kenangkan baik-baik.
Ia mesti menyaksikan ketujuh anaknya mati dalam tempo satu hari saja. Namun
demikian, itu ditanggungnya dengan besar hati oleh sebab harapannya kepada
Tuhan.” (ay. 20). Ibu ini lebih memilih apa yang baik dan benar, bukan apa yang
enak.
Pesan Makabe ini kembali
ditegaskan Tuhan Yesus dalam Injil hari ini. Lewat perumpamaan tentang Mina, Tuhan
Yesus mau menekankan bahwa Kerajaan Allah itu bukan soal enak atau kenyamanan,
tetapi terutama soal baik dan benar. Karena apa yang enak bisa saja mencelakakan.
Itulah yang terjadi dengan mereka yang tidak mau bersusah payah mengembangkan
minanya. Mereka lebih memilih hidup santai. Namun akhirnya mereka mendapat
celaka.
Semakin tinggi sebuah pohon,
semakin kencang pula angin melandanya. Demikian pula halnya dengan iman.
Semakin kita beriman, semakin kita banyak mendapat tantangan, godaan dan cobaan. Salah
satu tantangan adalah kenikmatan duniawi. Kebanyakan orang lebih memilih apa
yang enak dan nikmat daripada apa yang baik dan benar. Kenikmatan mengalahkan
kebaikan dan kebenaran. Sikap seperti inilah yang hendaknya dihindari. Sabda
Tuhan hari ini menghendaki supaya kita senantiasa mencari apa yang baik dan
benar untuk kehidupan kita dan sesama. Jangan hanya memikirkan kenikmatan
sendiri dan sesaat saja.***
by:
adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar