Renungan
Hari Kamis Biasa XXXI, Thn B/I
Pada hari ini, lewat
sabda-Nya, Tuhan mau mengatakan kepada kita cara pandang Allah tidak sama
sedang cara manusia. Hal ini tampak dalam Injil. Diceritakan, kaum Farisi dan
ahli-ahli Taurat menilai bahwa Tuhan Yesus tak layak duduk bersama para
pemungut cukai dan orang berdosa. Justru pemikiran mereka ini bertentangan
dengan kehendak Allah. Lewat dua perumpamaan, Tuhan Yesus menampilkan kehendak
Allah, yang ternyata bertentangan dengan kehendak manusia. Di sini
mau ditegaskan bahwa manusia harus mengikuti apa yang dikehendaki Allah.
Hal yang sama juga
ditampilkan dalam bacaan pertama. Paulus, dalam suratnya kepada jemaat di Roma,
mengajak umat untuk tidak hidup demi diri sendiri melainkan hidup demi orang lain, karena ini merupakan kehendak Allah.
Hal ini tentu bertentangan dengan semangat hidup umat waktu itu yang hanya
peduli pada diri sendiri. Untuk menguatkan pernyataannya ini, Paulus mengambil
contoh Yesus Kristus yang mati bukan untuk diri-Nya sendiri, melainkan demi
umat manusia. Di sini Paulus mengajak jemaat untuk mengikuti teladan Tuhan Yesus, yang rela mati demi keselamatan manusia.
Semangat mementingkan diri
sendiri menjadi trend hidup manusia dewasa ini. Manusia seakan tidak peduli
akan derita dan kesusahan orang lain, dan hanya puas dengan nikmatnya sendiri.
Agustinus, dalam bukunya City
of God mengungkapkan bahwa
semangat egoisme merupakan semangat dari kerajaan setan; sedangkan semangat
sosial menjadi lambang kerajaan Allah. Jadi, hari ini, melalui sabda-Nya, Tuhan
menghendaki agar kita senantiasa mencari dan melakukan kehendak-Nya. Salah satunya
adalah peduli pada sesama. Dengan peduli akan derita sesama, kita secara tidak langsung sudah menghadirkan kerajaan Allah di dunia.***
by:
adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar