Kamis, 06 Agustus 2015

Renungan Pesta Yesus Menampakkan Kemuliaan-Nya - B

Renungan Pesta Yesus Menampakkan Kemuliaan
Bac I  Dan 7: 9 – 10, 13 – 14; Injil                Mrk 9: 2 – 10;

Hari ini Gereja Universal mengajak kita untuk merayakan pesta Yesus menampakkan kemuliaan-Nya. Injil hari ini mengisahkan peristiwa tersebut. Yang beruntung dapat melihat langsung kejadian itu adalah Petrus, Yohanes dan Yakobus. Dikatakan "beruntung" karena apa yang mereka saksikan merupakan peristiwa langka. Apa yang mereka lihat mirip seperti penglihatan Daniel dalam bacaan pertama (ay 9).
Kelangkaan itu menimbulkan berbagai perasaan: kagum terpesona, senang dan juga takut. Perasaan takut ini bukan dalam pengertian takut seperti ketakutan akan hantu atau semacam fobia. Perasaan takut di sini lebih dalam arti sikap gentar. Istilahnya tremendum. Sikap ini merupakan sikap religius yang pernah diungkapkan Rudolf Otto, dengan konsepnya "Numinosum tremendum et fascinosum".
Semua perasaan tersebut membuat Petrus, mewakili rekannya yang lain, mengungkapkan niatnya untuk mendirikan tenda. Mendirikan tenda berarti niat untuk tetap tinggal agar bisa menikmati terus kebahagiaan itu lebih lama lagi dan hanya mereka saja yang menikmatinya. Dengan kata lain, ada niat Petrus dan kawan-kawan untuk memonopoli kebahagiaan itu. Ada semangat egoisme.
Jelas sekali niat tersebut bertentangan dengan misi TuhanYesus, karena niat tersebut menolak jalan yang harus ditempuh Tuhan Yesus, yaitu jalan salib. Karena itulah, Tuhan Yesus mengajak mereka untuk turun gunung sambil mengatakan rencana Allah, yakni "Anak Manusia bangkit dari antara orang mati." (ay 9). Tentulah rencana Allah ini tidak sesuai dengan keinginan ketiga rasul itu.
Sabda Tuhan hari ini mau mengajak kita untuk siap menerima rencana Tuhan dalam kehidupan kita, sekalipun rencana itu bertentangan dengan keinginan dan harapan kita. Yang perlu diingat dan disadari adalah bahwa Tuhan selalu punya rencana yang baik buat umatnya. Rencana Tuhan indah. Tuhan tidak ingin umatnya menderita. Oleh karena itulah, Sabda Tuhan mau menyadarkan kita akan rencana Tuhan itu pada hidup kita. Tuhan meminta agar kita mau mendahulukan rencana-Nya dalam hidup kita daripada rencana kita sendiri. Pertanyaannya, beranikah kita? ***
by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar