SANTA LUTGARDIS, PERAWAN
Lutgardis lahir di Tongeren, Belgia, pada tahun 1182. Ketika
memasuki usia muda, orang tuanya mau menikahkan dia dengan seorang pemuda
ksatria. Namun karena alasan tertentu rencana pernikahan itu tidak jadi
dilaksanakan.
Setelah peristiwa itu, orang tuanya memasukkan dia ke asrama
Suster-suster Benediktin dengan maksud agar Lutgardis tertarik pada kehidupan
biara dan menjadi suster di kemudian hari. Tetapi Lutgardis yang cantik itu
lebih suka bergaul dengan pemuda-pemuda. Pada suatu hari ia berbincang-bincang
dengan seorang pemuda asing yang tidak dikenalnya. Ternyata pemuda itu adalah
Tuhan Yesus sendiri. Setelah beberapa lama Tuhan membuka matanya dan segera ia
mengenal siapa sebenarnya pemuda itu. Tuhan Yesus berkata kepadanya, “Janganlah lagi kau cari bujukan-bujukan
cinta yang sia-sia. Lihatlah apa yang harus kau cintai!” Lalu Tuhan Yesus
menunjukkan luka-luka-Nya pada Lutgardis dan segera menghilang.
Sejak saat itu Lutgardis dipenuhi rahmat Tuhan. Ia mulai
membaharui cara hidup dan tingkah lakunya dengan banyak berdoa dan bertapa
sesuai dengan permintaan Tuhan Yesus. Oleh karena ia menginginkan
peraturan-peraturan yang keras, dan bermaksud menyembunyikan karunia luar biasa
yang diberikan kepadanya, ia pindah ke biara Ordo Cistersian pada tahun 1206.
Ia memohon dengan sangat kepada Tuhan agar dilupakan saja oleh sanak familinya
dan kenalan-kenalannya.
Di biara itu, bahasa pergaulan yang dipakai adalah bahasa
Perancis, yang tidak dimengerti Lutgardis. Karena itu ia tidak bisa bergaul
sebagaimana biasanya dengan kawan-kawannya. Ia lalu memusatkan perhatiannya
pada samadi dan meditasi serta doa untuk orang-orang berdosa dan para penganut
ajaran sesat Albigensia.
Tuhan menganugerahkan banyak karunia istimewa kepadanya. Di
antaranya adalah kemampuan untuk menyembuhkan orang-orang sakit secara ajaib.
Tetapi kemudian ia sendiri meminta kepada Tuhan agar memberikan kepadanya
kemampuan lain yang tidak berbahaya. Atas pertanyaan Tuhan Yesus, “Apa yang kau kehendaki dari pada-Ku?”
Lutgardis menjawab, “Berikanlah padaku
hati-Mu, ya Tuhan!” Lalu Tuhan pun memberikan kepadanya kelembutan hati-Nya
yang Mahakudus, penuh cinta kasih sehingga ia pun menjadi seorang suster yang
saleh dan suci.
Empatpuluh tahun lamanya Lutgardis hidup tersembunyi dalam
biara. Ia hampir tidak bisa bicara dengan teman-temannya. Tuhan Yesus-lah
satu-satunya pendampingnya. Tujuh tahun terakhir hidupnya, ia hidup dalam
kesepian yang mendalam karena matanya telah menjadi buta. Akhirnya pada hari
Minggu, 16 Juni 1246, sebagaimana telah dikatakannya sendiri lima tahun
sebelumnya, ia meninggal dunia.
sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun
Baca
juga orang kudus hari ini:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar