Renungan Hari Jumat Prapaskah
IV, Thn B/I
Bac I Keb 2: 1a, 12 – 22; Injil Yoh 7: 1 – 2, 10, 25 – 30;
Bacaan pertama hari ini diambil dari Kitab Kebijaksanaan. Dalam
kitabnya, penulis menjelaskan tentang nasib Anak Allah, yang mau dibunuh oleh
orang-orang sebangsanya sendiri. Penulis melukiskan sedikit detail bagaimana
peristiwa itu terjadi, yaitu mulai dari penganiayaan dan penyiksaan hingga
berakhir dengan hukuman mati. Di sini penulis kitab ini mau mengatakan kepada
pembacanya bahwa “orang baik” akan selalu mendapat tantangan dalam usahanya
menyebarkan kebaikan dan kebenaran. Tantangan itu bisa berakhir pada kematian.
Apa yang disampaikan dalam bacaan pertama, tersirat juga
dalam Injil hari ini. Bisa dikatakan bahwa apa yang digambarkan penulis Kitab
Kebijaksanaan merupakan gambaran Tuhan Yesus. Dengan kata lain, Tuhan Yesus
adalah pemenuhan nubuat Kitab Kebijaksanaan. Sosok Anak Allah dalam bacaan
pertama mengacu pada Tuhan Yesus. Tuhan Yesus sendiri, dalam Injil, sudah
mengatakan bahwa orang-orang Yahudi berusaha membunuh Dia. Alasan kenapa orang
ingin membunuh Tuhan Yesus dapat dikaitkan dengan apa yang diungkapkan penulis
Kitab Kebijaksanaan (ay. 12 – 16).
Seringkali kita jumpai orang-orang yang mempunyai niat baik
selalu tersingkir dalam kehidupan. Dalam Gereja pun terjadi hal demikian. Pada
10 Maret 1977 Bunda Maria sudah menyatakan bahwa ada beberapa imam yang setia
disingkirkan, sementara imam yang buruk, yang hanya mementingkan kepentingan
pribadi, dihargai dan ditempatkan pada kedudukan yang besar (lih. Marian Centre
Indonesia, Kepada Para Imam: Putra-putra
Terkasih Bunda Maria, hlm 284 – 285). Tak jarang juga kita seperti orang
Yahudi yang berusaha membungkam suara kebaikan dan kebenaran dari orang-orang
baik itu. Melalui sabda-Nya ini, Tuhan mengajak kita untuk tidak seperti orang
Yahudi itu. Tuhan menghendaki supaya kita menjadi pejuang-pejuang kebaikan dan
kebenaran dalam hidup.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar