Renungan Hari Rabu
sesudah Epifani, Thn B/I
Bac I 1Yoh 4: 11 – 18; Injil Mrk 6: 45 – 52;
Hari ini Injil mengisahkan perjuangan para murid menghadapi
badai dan ketakutan. Dikisahkan bahwa setelah berpisah dengan Tuhan Yesus, para
murid menyeberang dengan perahu. Di tengah danau, pada malam hari, mereka diterjang
angin sakal. Mereka bukan hanya kepayahan menghadapi gelombang danau, melainkan
juga kepanikan. Ada di antara mereka yang tidak bisa berenang. Situasi ini
diperparah dengan kehadiran Tuhan Yesus, yang dikira hantu. Mereka menjadi
ketakutan. Yesus, yang seharusnya datang untuk menyelamatkan, ditakuti. Namun setelah
Tuhan Yesus naik ke dalam perahu, angin pun reda, dan ketakutan mereka pun
hilang.
Bacaan pertama hari ini seakan mau merefleksikan peristiwa di
atas. Yohanes, dalam suratnya yang pertama, mencoba merenungkan kembali
kejadian tersebut. Titik tolak Yohanes adalah ajaran Tuhan Yesus, yaitu kasih. Bagi
Yohanes, kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan. Kepanikan dan ketakutan
yang terjadi pada diri murid-murid disebabkan karena ketiadaan kasih dalam
perahu itu. Namun ketika Tuhan Yesus naik ke dalam perahu itu, semuanya hilang.
Yesus adalah ungkapan kasih Allah. Dia adalah Juruselamat.
Sering dalam kehidupan kita selalu kepanikan dan ketakutan. Sebagaimana
yang dikatakan Yohanes, ketakutan dan juga kepanikan itu bisa muncul karena
kita tidak mempunyai kasih. Karena itu, melalui sabda-Nya, Tuhan menghendaki
kita untuk senantiasa menumbuhkan kasih dalam hidup. Kasih merupakan inti
ajaran Tuhan Yesus. ia merupakan perintah utama bagi pengikut Kristus. Dengan kasih,
kita dapat menghalau ketakutan dalam hidup, karena Allah ada di dalam kita.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar