KONDISI-KONDISI YANG MEMPENGARUHI KONSEP DIRI REMAJA
Usia Kematangan
remaja yang matang lebih awal, yang diperlukan seperti orang
yang hampir dewasa, mengembangkan konsep diri yang menyenangkan sehingga dapat menyesuaikan diri dengan baik. Remaja yang matang terlambat, yang diperlukan
seperti anak-anak, merasa salah dimengerti dan bernasib kurang baik sehingga
cenderung berperilaku kurang dapat menyesuaikan diri.
Penampilan Diri
Penampilan diri yang berbeda membuat remaja merasa rendah
diri meskipun perbedaan yang ada menambah daya tarik fisik. Tiap cacat fisik
merupakan sumber yang memalukan yang mengakibatkan perasaan rendah diri. Sebaliknya,
daya tarik fisik menimbulkan penilaian yang menyenangkan tentang ciri kepribadian
dan menambah dukungan sosial.
Kepatutan Seks
Kepatutan seks dalam penampilan diri, minat dan perilaku
membantu remaja mencapai konsep diri yang baik. Ketidakpatutan seks membuat remaja sadar diri dan hal ini memberi akibat buruk pada perilakunya.
Nama dan Julukan
Remaja peka dan merasa malu bila teman-teman sekelompok menilai namanya buruk atau bila mereka memberi nama julukan yang bernada cemoohan.
Hubungan Keluarga
Seorang remaja yang mempunyai hubungan yang erat dengan
seorang anggota keluarga akan mengidentifikasikan diri dengan orang ini dan
ingin mengembangkan pola kepribadian yang sama. Bila tokoh ini sesama jenis, remaja
akan tertolong untuk mengembangkan konsep diri yang layak untuk jenis seksnya.
Teman-teman Sebaya
Teman-teman sebaya mempengaruhi pola kepribadian remaja dalam
dua cara. Pertama, konsep diri remaja
merupakan cerminan dari anggapan tentang konsep teman-teman tentang dirinya,
dan kedua, ia berada dalam tekanan
untuk mengembangkan ciri-ciri kepribadian yang diakui oleh kelompok.
Kreativitas
Remaja yang semasa kanak-kanak didorong agar kreatif dalam
bermain dan dalam tugas-tugas akademis, mengembangkan perasaan individualitas
dan identitas yang memberi pengaruh yang baik pada konsep dirinya. Sebaliknya, remaja
yang sejak awal masa kanak-kanak didorong untuk mengikuti pola yang sudah
diakui akan kurang mempunyai perasaan identitas dan individualitas.
Cita-cita
Bila remaja mempunyai cita-cita yang tidak realistik, ia akan
mengalami kegagalan. Hal ini akan menimbulkan perasaan tidak mampu dan
reaksi-reaksi bertahan dimana ia menyalahkan orang lain atas kegagalanya. Remaja
yang realistik tentang kemampuannya lebih banyak mengalami keberhasilan
daripada kegagalan. Ini akan menimbulkan kepercayaan diri dan kepuasan diri
yang lebih besar yang memberikan konsep diri yang lebih baik.
sumber: Elizabeth B.
Hurlock, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan. (edisi 5). Jakarta: Erlangga, 1980, hlm. 235.
Baca juga artikel
lainnya:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar