Minggu, 27 Juli 2014

Suara Vatikan Menyambut Idul Fitri

DEWAN KEPAUSAN UNTUK DIALOG ANTAR UMAT BERAGAMA
Menuju Persaudaraan Sejati antara umat Kristiani dan Muslim
PESAN UNTUK AKHIR RAMADAN
‘Id al-Fitr 1435 H. / 2014 M.
 Kota Vatikan

Muslimin dan Muslimahyang terkasih,
Pada akhir Bulan Suci Ramadan, yakni bulan yang dikhususkan untuk berpuasa, berdoa dan membantu orang miskin, dengan penuh sukacita kami mengucapkan kepada saudara sekalian Selamat Hari Raya ‘Id al-Fitr.

 Tahun lalu, yakni tahun pertama masa pelayanannya, Paus Fransiskus sendiri menandatangani Pesan yang ditujukan kepada saudara-saudari pada kesempatan ‘Id al-Fitr. Pada kesempatan lain, Beliau menyapa Anda sekalian sebagai “saudara-saudari kami” (Pesan doa Angelus, 11 Agustus 2013). Kita semua dapat menyadari makna yang sebenarnya dari kata-kata ini. Sesungguhnya, kaum Kristiani dan Muslim adalah saudara satu sama lain, anggota dari keluarga umat manusia yang diciptakan oleh Allah yang satu.

Mari kita ingat kembali apa yang dikatakan Paus Yohanes Paulus II kepada para pemimpin agama Islam pada tahun 1982:
Kita semua, kaum Kristiani dan Muslim, hidup di bawah matahari dari satu Allah yang penuh belas kasih. Kita semua percaya akan Allah  Pencipta manusia. Kita mengakui keagungan Allah dan membela martabat manusia sebagai hamba Allah. Kita menyembah Allah dan ingin berpasrah sepenuhnya kepada-Nya. Dengan demikian, sesungguhnya kita bisa memandang satu sama lain sebagai saudara dalam iman akan satu Allah yang Esa. (Kaduna, Nigeria, 14 Februari, 1982).

Mari kita bersyukur kepada Yang Mahatinggi akan segala hal yang kita miliki bersama, sambil tetap menyadari perbedaan-perbedaan kita. Kita menyadari perlunya mempromosikan dialog yang berbuah melimpah dan dibangun atas dasar sikap saling menghormati dan persahabatan. Terinspirasi oleh nilai-nilai yang kita miliki bersama dan diperkuat oleh rasa persaudaraan kita yang sejati, kita dipanggil untuk bekerja-sama demi terwujudnya keadilan, perdamaian serta perlindungan hak-hak dan martabat setiap manusia. Kita merasa bertanggung-jawab terhadap mereka yang membutuhkan: yakni orang miskin, sakit, anak yatim, imigran, korban perdagangan manusia, dan pecandu segala jenis ketergantungan.

Seperti kita ketahui, dunia zaman sekarang sedang menghadapi tantangan berat yang menuntut solidaritas dari semua orang yang berkehendak baik. Tantangan ini mencakup ancaman terhadap lingkungan hidup, krisis ekonomi global, dan tingkat pengangguran yang tinggi, khususnya di kalangan kaum muda. Situasi seperti ini menimbulkan rasa terancam dan kehilangan harapan untuk masa depan. Kita juga tidak boleh melupakan masalah yang sedang dihadapi oleh sedemikian banyak keluarga yang terpisahkan, hidup terpisah dari orang tercinta, termasuk seringkali anak-anak kecil.

Mari kita kerja-sama untuk membangun jembatan perdamaian dan mempromosikan rekonsiliasi, terutama di daerah-daerah di mana orang Muslim dan Kristiani bersama-sama menjadi korban kekejaman perang.

Semoga persahabatan kita senantiasa menginspirasi kita untuk bekerja-sama dalam menghadapi tantangan yang begitu banyak dengan sikap bijak dan penuh perhatian. Dengan demikian kita akan memberi kontribusi untuk mengurangi ketegangan dan konflik, demi perkembangan kesejahteraan umum. Kita akan juga membuktikan bahwa agama-agama dapat menjadi sumber keharmonisan demi kebaikan seluruh masyarakat.

Mari kita berdoa agar rekonsiliasi, keadilan, perdamaian, dan kemajuan tetap menjadi prioritas utama kita, demi kesejahteraan dan kebaikan segenap keluarga umat manusia.

Dengan tulus hati, bersama dengan Paus Fransiskus, kami mengucapkan  kepada Mulsimin dan Muslimah sekalian damai sejahtera dan selamat merayakan Hari Raya yang penuh sukacita.

Dari Vatikan, 24 Juni 2014
                              ttd                                                                              ttd
Kardinal Jean-Louis Tauran
Presiden
 Pastor Miguel Ángel Ayuso Guixot, MCCJ
Sekretaris

DEWAN KEPAUSAN UNTUK DIALOG ANTAR UMAT  BERAGAMA
00120 Vatican City
 Tel: +39.06.6988 4321
Fax: +39.06.6988 4494
E-mail: dialogo@interrel.va
http://www.pcinterreligious.org/

2 komentar:

  1. luar biasa orang katolik ini, terlebih lagi pimpinannya. Sekalipun tidak mengakui kenabian Muhammad, mereka masih mau mengucapkan selamat idul fitri kepada umat islam. Berbeda dengan pimpinan islam yang mengharamkan umatnya mengucapkan selamat natal atau paskah kepada orang kristen.

    BalasHapus
  2. seperti ajaran Yesus untuk tidak balas dendam. Sekalipun islam mengharamkan dan melarang umatnya mengucapkan selamat paskah dan natal, mereka dengan ringan mengucapkan selamat idul fitri

    BalasHapus