Renungan Hari Kamis Paskah
III, Thn A/II
Bac I : Kis 8: 26 – 40; Injil : Yoh 6: 44 – 51;
Yesus, dalam Injil hari ini, memperkenalkan Diri-Nya sebagai
roti hidup. “Akulah roti hidup.” (ay. 48). Ada kesamaan antara makan (ay. 51) dan percaya (ay. 47), yaitu mempunyai hidup kekal atau hidup
selama-lamanya. Oleh karena itu, makan roti hidup, yang adalah Tubuh Yesus
sendiri, berarti juga menerima Dia dalam hidup; atau dengan perkataan lain, menjadi
percaya. Kepercayaan inilah yang mendatangkan keselamatan. Ada banyak wujud
keselamatan, salah satunya adalah hidup sukacita.
Hidup sukacita karena percaya pada Yesus terlihat dalam
bacaan pertama. Kemarin juga dikisahkan tentang pewartaan Filipus di daerah
Samaria yang mendatangkan sukacita yang sangat besar setelah penduduk menerima
Yesus. Hari ini juga terlihat gambaran serupa. Sukacita dialami oleh seorang
Ethiopia. Setelah mendengarkan pewartaan Filipus, ia percaya dan mau menerima
Yesus (ay. 37). Wujud penerimaan itu adalah pembaptisan. Dikatakan bahwa
setelah pembaptisan itu, “ia meneruskan perjalanannya dengan sukacita.” (ay.
39).
Hari ini sabda Tuhan mau mengatakan kepada kita bahwa Tuhan
Yesus adalah sumber sukacita. Menerima Dia akan mendatangkan sukacita dalam
hidup. Menerima Yesus berarti percaya kepada-Nya. Karena itu, sabda Tuhan hari
ini menyadarkan kita yang sudah lama dibaptis. Dengan baptisan secara tidak
langsung berarti kita sudah menerima Yesus dalam hidup kita. Persoalannya adalah
apakah kita sudah mengalami sukacita? Jika belum, ini berarti kita belum
menerima Dia sepenuh hati. Tuhan menghendaki agar kita menerima Dia sepenuh
hati, ibarat menyantap roti tak bersisa.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar