SANTA KATARINA SIENA, PERAWAN &
PUJANGGA GEREJA
Pada
abad ke-14, kota Sienna menjadi ibukota sebuah Republika yang makmur dan
merdeka. Di kota inilah, Katarina lahir pada tahun 1347, keluarganya tergolong
besar tapi sederhana. Demi keutuhan Gereja, Allah memilih dia menjadi
pembimbing dan pelindung Gereja dalam suatu kurun waktu yang suram.
Katarina
tidak bersekolah dan tidak pandai menulis. Keterampilan membaca sangat sedikit
dikuasainya. Hal ini sedikit menolongnya untuk mengikuti doa ofisi di kemudian
hari ketika ia masuk biara. Ketika berusia 6 tahun, ia mengalami suatu
peristiwa ajaib, yang memberi tanda surgawi bahwa ia akan dipilih Allah untuk
suatu tugas khusus dalam Gereja. Ia melihat Kristus di atas Gereja Santo
Dominikus yang sedang memberkatinya. Peristiwa ini menyebabkan perubahan besar
dalam hidupnya. Sejak saat itu, ia suka memencilkan diri untuk berdoa. Ibunya
tidak suka melihat kelakuannya. Oleh karena itu, ia dipekerjakan di dapur dari
pagi hingga malam. Ia tidak memberontak terhadap perlakuan ibunya. Sebaliknya,
ia dengan taat dan rajin melakukan apa yang disuruh ibunya.
Kesabarannya
dalam menaati suruhan ibunya, akhirnya membuahkan hasil yang baik. Ia mampu
mengatasi segala kesulitan yang menimpanya, sambil terus berdoa kepada Tuhan.
Sesudah mengalami banyak kesulitan, ia diizinkan orang tuanya untuk masuk ordo
Ketiga Santo Dominikus. Di dalam biara ia tetap melaksanakan doa dan meditasi
di samping karya amal dan kerasulannya. Lama-kelamaan ia menjadi pusat
perhatian semua anggota biara. Kerohanian dan kepribadiannya yang menarik
mengangkat dia ke atas jabatan pemimpin biara itu.
Situasi
Gereja pada masa itu kacau-balau. Imam-imam dan pimpinan Gereja tidak
menampilkan diri secara baik. Peperangan antar negara dan antar raja-raja
timbul di mana-mana. Di samping itu, Paus di Avignon, Perancis yang sudah
berusian 70 tahun menimbulkan percekcokan di kalangan pemimpin-pemimpin Gereja.
Dalam suatu penglihatan, Kristus menganjurkan kepada Katarina untuk menyurati
Paus, raja-raja dan uskup serta para panglima guna memperbaiki keadaan
masyarakat dan Gereja. Paus Gregorius XI memintanya pergi ke Pisa dan Florence
untuk mendamaikan kedua republik itu. Katarina berhasil meyakinkan Paus untuk
pulang ke Roma sebagai kota abadi dan pusat Gereja.
Semenjak
masuk ke dalam Ordo ketiga Santo Dominikus, Katarina makin memperkeras
puasanya. Banyak kali ia tidak makan, kecuali menerima Komuni Suci. Ia
dikaruniai Stigmata / luka-luka Tuhan Yesus. Atas permohonannya, stigamata itu
tidak terlihat oleh orang lain selama hidupnya. Kemudian setelah meninggal
stigmata itu baru terlihat di badannya secara jelas. Katarina memiliki kharisma
yang besar untuk mempengaruhi banyak orang. Ia berhasil membawa kembali banyak
pendosa ke jalan Tuhan, termasuk mendamaikan raja-raja dengan Gereja. Semuanya
itu dilihatnya sebagai anugerah Tuhan. Ia sendiri menganggap dirinya hanyalah alat
Tuhan untuk menegakkan kemuliaan Tuhan. Pada tahun 1380 ia meninggal dunia di
Roma dalam usia 33 tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar