SANTO BENYAMIN, MARTIR
Dalam
kisah para rasul, kita membaca kisah Petrus dan Yohanes dihadapkan kepada Dewan
Sanhendrin karena mereka mewartakan Injil Kristus dan menyembuhkan seorang yang
lumpuh. Kedua rasul itu dilarang keras mengajar lagi atas nama Yesus. Tetapi
Petrus dan Yohanes menjawab: Silahkan kamu putuskan sendiri manakah yang benar
di hadapan Allah: taat kepada kamu atau taat kepada Allah. Sebab tidak mungkin
bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan telah
kami dengar (Kis 4: 19-20).
Kata-kata inilah yang mendorong Benyamin untuk mengorbankan hidupnya bagi Kristus
dan Injil. Benyamin adalah seorang diakon, berkebangsaan Persia. Ia hidup kurang
lebih pada permulaan abad kelima. Oleh karena kesalahan seorang uskup bernama
Abdas, penganiayaan kepada kaum kristen mulai berkecamuk lagi. Uskup Abdas membakar
kuil utama dewa orang-orang Persia. Perbuatan ini menimbulkan reaksi hebat di
antara orang-orang Persia yang masih kafir itu. Mereka menangkap orang-orang kristen
dan menyiksa mereka hingga mati. Di antara orang-orang kristen yang ditangkap
itu ada Diakon Benyamin yang sama sekali tidak terlibat dalam tindakan
pembakaran kuil kafir itu. Diakon Benyamin dianiaya dengan kejam.
Kebetulan
ada seorang Romawi yang mengenal baik Benyamin. Ia memohon kepada Raja Persia
agar membebaskan Benyamin. Permohonan ini dikabulkan Raja Persia, tetapi dengan
syarat: Benyamin tidak boleh lagi mewartakan Injil atau menyebarkan agama Kristen
di kalangan orang Persia. Mendengar syarat pelepasan itu, Benyamin dengan gagah
berani menolak persyaratan itu. Seperti Santo Petrus dan Yohanes, Benyamin
menjawab: tidak mungkin saya tidak mewartakan Kristus dan Injil-Nya. Karena
jawaban ini, Benyamin dihukum mati pada tahun 424.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar