JANGAN TAKUT DIKRITIK
Tentulah setiap kita pernah menerima kritikan dari orang
lain, entah itu sahabat ataupun lawan kita, entah itu dari atasan, rekan
sekerja atau juga bawahan kita. Biasanya kecenderungan kita atas kritikan
adalah melawan, menolak atau cuek. Semua ini termasuk dalam sistem pertahanan
diri (Self defence). Banyak dari kita
takut dengan kritik.
Kecenderungan untuk mempertahankan diri merupakan ciri orang
yang tidak dapat menerima diri. Orang seperti ini selalu merasa dirinya yang
benar dan hebat. Dia tidak bisa melihat kebenaran dan kebaikan yang dilontarkan
orang lain terhadap dirinya dalam bentuk kritikan. Menerima kebenaran dari
orang lain akan dapat merendahkan martabat dan harga dirinya.
Kebenaran yang disampaikan, baik oleh teman maupun musuh
kita, baik atasan, rekan ataupun bawahan kita, bisa menjadi pelengkap atas
kekurangan kita. Namun, karena kita merasa kebenaran kita sudah penuh, kita
lantas menolaknya. Dan tak jarang ketika orang melontarkan kritikan terhadap
kita, kita tidak lagi memperhatikan kebenaran dalam kritikan tersebut. Yang
seringkali kita lakukan adalah membuat “kebenaran” baru yang hanya untuk
menutupi kesalahan dan kekurangan kita.
Orang yang tak bisa menerima diri selalu lebih senang
menerima pujian daripada kritikan. Tanpa disadari, sikap tidak mau menerima
diri dapat menjadi awal kehancuran diri kita. St. Ignatius dari Antiokhia
pernah menulis, “Mereka yang memuji saya mendera saya.” Hal ini senada dengan apa yang dikatakan
Putra Sirakh dalam kitabnya, “Seorang musuh manis dengan bibirnya, tetapi
dalam hati merencanakan bagaimana ia dapat menjatuhkan dirimu ke dalam lobang.”
(Sir 11: 16).
Oleh karena itu, janganlah hendaknya kita takut terhadap
kritikan. Kita mesti terbuka dan menerima diri. Harus disadari tak ada manusia
yang sempurna. Diri kita pun tak luput dari kekurangan. Menerima kritikan
berarti kita berusaha melengkapi kekurangan kita.
Kita seharusnya bersyukur kepada mereka yang membantu kita
dengan cara kritik. Sesungguhnya mereka jauh lebih berguna bagi kita daripada
yang mendukung dan menyanjung kita. Menghadapi kritikan tidak perlu dengan
sikap emosional. Dengan tenang kita telaah kritikan tersebut: adakah kebenaran
dan kebaikannya di dalamnya? Jika ada maka terimalah sebagai kelengkapan diri
kita. Tapi jika tidak, ya biarkan
saja.
Menerima diri adalah modal awal untuk berkembang.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar