SANTO ISODORUS dari MESIR, PENGAKU IMAN
Semenjak
masa mudanya, Isodorus menjalani suatu cara hidup tapa yang keras di gurun
pasir Mesir. Di mata rekan-rekannya, ia dikenal sebagai pertapa yang saleh dan
ramah kepada siapa saja yang datang kepadanya meminta bimbingannya. Ia rajin
berdoa dan bekerja. Doa-doa Mazmur senantiasa didengungkan sepanjang ia
bekerja. Apabila rekan-rekannya menyuruh dia beristirahat, ia menjawab: Hidup
Yesus penuh dengan kerja keras dan doa. Karena itupun kita hendaknya berbuat
yang sama seperti Yesus. Sekalipun saya dibunuh, dibakar dan abu jenazahku ditebarkan
di udara, semuanya itu belumlah cukup sebagai balasan kepada Yesus, Guruku.
Suatu
ketika, tatkala ia kembali dari kunjungannya kepada Uskup Theofilus di kota
Aleksandria, rekan-rekannya menanyai dia tentang segala sesuatu yang dilihatnya
di kota. Pertanyaan itu dijawabnya dengan mengatakan: Saya tidak melihat
apa-apa selain Uskup Theofilus. Maksudnya dengan jawaban ini ialah untuk
menyadarkan rekan-rekannya akan pentingnya hal pengendalian diri bagi seorang
pertapa di tengah-tengah kegermelapan dunia dan berbagai kesenangan duniawi,
agar tidak mengganggu persatuannya dengan Kristus. Ia meninggal dunia pada
tahun 390.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar