SANTO DIDAKUS CARVALHO, MARTIR
Didakus
lahir di Koimbra, Portugal pada tahun 1578. Walaupun masih muda, ia senang
sekali dengan kegiatan-kegiatan kerohanian Gereja, punya semangat merasul yang
tinggi serta berhasrat menjadi misionaris di tanah misi agar bisa mengalami
kejadian-kejadian istimewa seperti yang dialami oleh para
misionaris-misionaris. Cita-citanya ini tercapai pada tahun 1608, tatkala ia
tiba di Jepang sebagai seorang imam misionaris. Didakus dikenal sebagai seorang
misionaris Yesuit yang unggul. Ia baik dan ramah kepada umatnya, tidak segan
terhadap pekerjaan dan perjalanan yang sukar, dan tidak takut menderita. Semua
tantangan yang menimpanya bukan alasan untuk mengabaikan tugas pelayanannya
kepada umat demi keselamatan mereka dan demi kemuliaan Allah, sebagaimana
terungkap di dalam semboyan Serikatnya: Ad Majorem Dei Gloriam (Demi
kemuliaan Allah yang lebih besar).
Didakus
terutama mewartakan Injil di propinsi-propinsi yang belum pernah mendengar
tentang nama Yesus Kristus dan Injil-Nya, dan mendirikan Gereja di wilayah-wilayah
itu. Selain berkarya di Jepang, Didakus juga mewartakan Injil di negeri-negeri
lain. Penangkapan dan hukuman mati atas dirinya pada tahun 1624 terjadi tatkala
ia baru saja kembali dari suatu perjalanan misinya ke luar negeri.
Hukuman
mati atas dirinya berlangsung amat keji. Ketika itu musim dingin. Ia dibenamkan
ke dalam air sungai yang hampir beku. Setelah seluruh tubuhnya membeku, ia
dikeluarkan dari air untuk disesah hingga babak belur, lalu ditenggelamkan lagi
ke dalam sungai. Namun Tuhan menyertainya. Martir suci ini, meski
penderitaannya hebat menimpa dirinya, ia toh
tetap gembira dan menyanyikan lagu-lagu mazmur dan menghibur orang-orang serani
yang datang menyaksikan pelaksanaan hukuman mati atas dirinya. Setelah 12 jam
lamanya mengalami penderitaan, Didakus menghembuskan napas terakhirnya sebagai
seorang Martir Kristus yang gagah berani pada usia 46 tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar