Santo Juan Diego, PENGAKU IMAN
Pada tanggal 9 April 1990 Juan Diego dinyatakan Beato oleh
Paus Yohanes Paulus II di Vatikan dan pada tanggal 31 Juli 2002 dinyatakan
Santo oleh paus yang sama di Basilika Santa Perawan Maria Guadalupe, Mexico.
Santo Juan Diego dilahirkan pada tahun 1474, di Tlayacac,
Cuauhtitlan, sebuah dusun sekitar 14 mil sebelah utara Tenochtitlan (Mexico
City). Nama aslinya ialah Cuauhtlatoatzin, artinya “Elang Berbicara”. Ia
seorang Indian yang miskin. Apabila berbicara kepada Bunda Maria, Juan Diego
menyebut dirinya sebagai “bukan siapa-siapa”. Bunda Maria sering memilih untuk
menampakkan diri kepada orang-orang seperti Juan, orang yang bersahaja dan
rendah hati.
Sehari-hari Juan bekerja keras di ladang dan juga menganyam
tikar. Ia memiliki sepetak tanah dan sebuah gubug kecil di atasnya. Ia menikah,
hidup bahagia, tetapi tidak memiliki anak. Antara tahun 1524 dan 1525, ia dan
isterinya dibaptis menjadi Katolik dan menerima nama baptis Juan Diego dan
Maria Lucia.
Juan Diego adalah seorang yang taat dan saleh, bahkan sebelum
dibaptis. Ia penyendiri, karakternya tertutup, cenderung tenggelam dalam
keheningan, sering bermati raga dan biasa berjalan kaki dari dusunnya ke
Tenochtitlan sejauh ± 14 mil (= 22,5 km), untuk menerima pelajaran iman
Katolik. Isterinya, Maria Lucia, jatuh sakit dan meninggal dunia pada tahun
1529. Juan Diego kemudian pindah dan tinggal bersama pamannya, Juan Bernardino,
di Tolpetlac, yang lebih dekat jaraknya dari gereja Tenochtitlan.
Juan Diego biasa berangkat pagi-pagi sekali sebelum fajar
menyingsing, agar tidak terlambat mengikuti Misa di gereja dan kemudian
mengikuti pelajaran agama. Ia berjalan bertelanjang kaki, sama seperti
orang-orang Indian miskin lainnya. Hanya orang-orang Aztec yang mampu saja yang
memakai sandal yang terbuat dari serat tumbuh-tumbuhan atau kulit. Jika udara
pagi dingin menusuk, Juan Diego biasa mengenakan kain kasar yang ditenun dari
serat kaktus sebagai mantol, yang disebut tilma. Kain katun hanya dipakai oleh
orang Aztec yang lebih berada.
Di salah satu perjalannya menuju gereja, yang kurang lebih
memakan waktu tiga setengah jam melewati desa-desa dan bukit-bukit, Santa
Perawan Maria menampakkan diri dan berbicara kepadanya untuk pertama kalinya!
Bunda Maria menyapanya dengan sebutan “Juanito”, artinya “Juan, anakku
terkasih. Saat penampakan, usia Juan Diego 57 tahun; usia yang cukup lanjut
pada masa itu di mana kebanyakan orang hanya berusia ± 40 tahun.
Setelah penampakan Guadalupe, Juan Diego menyerahkan semua
usaha dan harta milik kepada pamannya. Kemudian ia sendiri tinggal di sebuah
kamar di samping kapel di mana lukisan suci Bunda Maria disimpan. Juan Diego
sangat mencintai Sakramen Ekaristi; dengan ijin khusus dari uskup, ia
diperkenankan menyambut Komuni Kudus tiga kali seminggu, sesuatu yang tidak
lazim pada masa itu. Ia menghabiskan sisa hidupnya untuk mewartakan berita
penampakan kepada orang-orang sebangsanya.
Juan Diego wafat pada tanggal 30 Mei 1548 dalam usia 74
tahun. Paus Yohanes Paulus II memuji Juan Diego karena imannya yang bersahaja,
yang senantiasa terpelihara oleh ajaran agama. Paus menetapkannya sebagai
teladan kerendahan hati bagi kita semua.
copas: http://365rosario.blogspot.com/2011/12/9-desember-santo-juan-diego.html
(diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books
& Media)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar