Hari ini adalah peringatan Hari Misi sedunia ke-87. Pada hari
misi ini umat kristiani diajak untuk mengenang jasa para misionaris, baik dulu
maupun sekarang. Mereka telah meninggalkan kampung halamannya untuk pergi ke
tempat yang jauh demi mewartakan Kristus. Selain itu, pada hari ini juga umat
kembali disadarkan akan tugas perutusannya sebagai “misionaris” di
tengah-tengah kehidupannya.
Akan tetapi ada satu hal yang perlu dicermati berkaitan
peringatan hari misi ini. Dulu, sumber misi adalah Eropa. Dari sana iman akan
Kristus menyebar. Asia, Amerika, Afrika dan Australia adalah lahan misi. Indonesia,
yang berada di kawasan Asia, termasuk daerah misi. Kita hanya menerima
pewartaan misionaris Eropa tentang Kristus. Dan akhirnya kita hanya menerima
wajah Kristus yang Eropa.
Sekarang Eropa mulai sepi. Banyak umat mulai meninggalkan
Gereja; dan tak sedikit orang sudah mulai melupakan wajah Kristus yang dulu
sangat populer. Gereja Eropa, dalam istilah Paus Fransiskus, sudah menjadi
Gereja Tua. Sementara di kawasan Asia, seperti Indonesia, umat masih semangat
dengan iman yang mereka terima dari misionaris Eropa. Masih banyak orang yang
gandrung akan wajah Kristus Eropa.
Karena itulah, tak heran bila sekarang banyak misionaris Asia,
khususnya Indonesia, yang berkarya di Eropa. Dan tak sedikit juga orang Amerika
menjadi misionaris di Eropa. Sekarang Eropa menjadi lahan misi. Hal ini sangat
diharapkan. Bagi Paus Fransiskus, dalam pesannya di Hari Minggu Misi sedunia
yang ke-87, hal ini bisa menjadi semacam jalan untuk “mengembalikan” iman
dengan membawa kesegaran Gereja-gereja muda, supaya Gereja-gereja Tua menemukan
kembali antusiasme dan kegembiraan dalam berbagi iman.
Namun ada satu pertanyaan yang mengganggu: wajah Kristus yang
mana yang akan diwartakan misionaris Asia dan Amerika ke Eropa? Apakah mereka
tetap membawa wajah Kristus Eropa kembali ke Eropa? Jika demikian, maka akan
menjadi sia-sialah pewartaan itu. Mewartakan Kristus yang Eropa sama saja
berarti mengembalikan “barang bekas” yang sudah tak laku lagi. Bukankah wajah
Kristus yang Eropa sudah mulai ditinggalkan? Orang Eropa sudah “merasa jenuh”
dengan wajah Kristus yang Eropa. Karena itu, harapan agar Gereja Tua menemukan
antusiasme dalam iman menjadi sia-sia.
Pangkalpinang, 20 Okt 2013
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar