KONSTITUSI DOGMATIS TENTANG GEREJA
63. (Maria pola Gereja)
Karena kurnia serta peran keibuannya
yang ilahi, yang menyatukannya dengan Puteranya Sang penebus, pun pula karena
segala rahmat serta tugas-tugasnya, Santa Perawan juga erat berhubungan dengan Gereja.
Seperti telah diajarkan oleh St. Ambrosius, Bunda Allah itu pola Gereja, yakni
dalam hal iman, cinta kasih dan persatuan sempurna dengan Kristus.[190] Sebab dalam misteri Gereja, yang tepat
juga disebut bunda dan perawan, Santa Perawan Maria mempunyai tempat utama, serta
secara ulung dan istimewa memberi teladan perawan maupun ibu.[191] Sebab dalam iman dan ketaatan ia
melahirkan Putera Bapa sendiri di dunia dan itu tanpa mengenal pria, dalam
naungan Roh Kudus, sebagai Hawa yang baru, bukan karena mempercayai ular yang
kuno itu, melainkan karena percaya akan utusan Allah, dengan iman yang tak tercemar
oleh kebimbangan. Ia telah melahirkan Putera, yang oleh Allah dijadikan yang
sulung di antara banyak saudara (Rom 8:29), yakni Umat Beriman. Maria bekerja
sama dengan cinta kasih keibuannya untuk melahirkan dan mendidik mereka.
64. Adapun Gereja sendiri – dengan
merenungkan kesucian Santa Perawan yang penuh rahasia serta meneladan cinta
kasihnya, dengan melaksanakan kehendak Bapa dengan patuh, dengan menerima sabda
Allah dengan setia pula – menjadi ibu juga. Sebab melalui pewartaan dan baptis,
Gereja melahirkan bagi hidup baru yang kekal-abadi putera-puteri yang
dikandungnya dari Roh Kudus dan lahir dari Allah. Gereja pun perawan, yang
dengan utuh murni menjaga kesetiaan yang dijanjikannya kepada Sang Mempelai.
Dan sambil mencontoh Bunda Tuhannya, Gereja dengan kekuatan Roh Kudus secara
perawan mempertahankan keutuhan imannya, keteguhan harapannya dan ketulusan
cinta kasihnya.[192]
65. (Keutamaan-keutamaan Maria, pola bagi Gereja)
Namun sementara dalam diri Santa Perawan
Gereja telah mencapai kesempurnaannya yang tanpa cacat atau kerut (lih. Ef
5:27), kaum beriman kristiani sedang berusaha mengalahkan dosa dan
mengembangkan kesuciannya. Maka mereka mengangkat pandangannya ke arah Maria,
yang bercahaya sebagai pola keutamaan, menyinari segenap jemaat para terpilih. Penuh
khidmat Gereja mengenangkan Maria, serta merenungkannya dalam terang Sabda yang
menjadi manusia dan dengan demikian ia penuh hormat makin mendalam memasuki sejarah
keselamatan dan dengan cara tertentu merangkum serta memantulkan pokok-pokok iman
yang terluhur dalam dirinya. Sementara ia diwartakan dan dihormati, ia mengundang
Umat Beriman untuk mendekati Puteranya serta korban-Nya, pun cinta kasih Bapa.
Sedangkan Gereja sambil mencari kemuliaan Kristus makin menyerupai polanya yang
amat mulia. Gereja terus menerus maju dalam iman, harapan dan cinta kasih,
serta dalam segalanya mencari dan melaksanakan kehendak Allah. Maka tepatlah,
bahwa juga dalam karya kerasulannya Gereja memandang Maria yang melahirkan
Kristus; Dia yang dikandung dari Roh Kudus serta lahir dari Perawan, supaya
melalui Gereja lahir dan berkembang juga dalam hati kaum beriman. Dalam
hidupnya Santa Perawan menjadi teladan cinta kasih keibuan, yang juga harus
menjiwai siapa saja yang tergabung dalam misi kerasulan Gereja demi kelahiran
baru sesama mereka.
kelahiran Santa Maria, manuskrip Paris, Mazarine, 1002, lembar 109 r.
GERHOHUS REICH, De gloria et
honore filii hominis (tentang
kemuliaan dan kehormatan Putera manusia), 10: PL 194,1105AB.
[192] S. AMBROSIUS, di tempat yang sama, dan dalam
penjelasan Luk X, 24-25: PL 15,1810. S. AGUSTINUS,
tentang Yoh. Traktat 13,12: PL 35,1499. Lih. Kotbah 191,2,3: PL 38,
1010, dan lain-lain. Lih. juga BEDA
terhormat, Tentang Luk
Penjelasan I, bab 2: PL 92,330. ISAAK DE STELLA, Kotbah 51: PL 194,1863A.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar