ANJING MENGGONGGONG, KAFILAH JALAN TERUS
"Jauhi
orang-orang yang mencoba mengecilkan ambisi Anda. Orang kecil selalu
melakukannya, tetapi orang yang benar-benar besar membuat Anda percaya bahwa Anda juga dapat menjadi besar," demikian ungkap Mark Twain (1835 – 1910),
penulis dan pelawak AS.
Adalah
biasa bila ada orang yang meremehkan kemampuan Anda. Sikap meremehkan itu bisa
saja lahir dari sikap iri hati, bisa juga lahir dari pengenalan. Akan tetapi
Anda tak perlu sedih dan berkecil hati jika orang lain meremehkan kemampuan Anda.
Banyak orang sukses lainnya juga pernah mengalaminya. Jadi, bukan Anda
sendiri yang mengalami hal itu.
Richard
Branson, pendiri grup perusahaan
Virgin dan wisata antariksa Virgin Galactic, di usia 16 tahun pernah
dikeluarkan dari sekolah karena mengidap disleksia
dan dianggap buta angka karena tidak mampu mengerjakan perhitungan matematika
paling sederhana sekalipun. Namun, dalam sebuah survei, ia malah digolongkan sebagai pria tercerdas di Inggris. Kerajaan bisnisnya
merupakan 1 dari 40 perusahaan besar di dunia yang memperoleh pendapatan
tahunan hampir US$4 miliar atau sekitar 35 triliun rupiah per tahun!
Charles
Schultz juga pernah diremehkan.
Dulu banyak orang tak menghargai bakatnya. Karyanya dianggap kampungan. Tapi ia
tidak pernah menyerah. Ia melawan arus. Akhirnya ia berhasil memukau dunia dengan
cerita kartun populer dalam sejarah, Peanut, yang telah muncul di 2.600 surat
kabar dunia dalam 21 bahasa.
Ide Alexander
Graham Bell juga pernah ditertawakan teman-temannya. Dianggap mustahil.
Namun atas dorongan tanggung jawab untuk menolong kehidupan orang-orang tuna rungu, seperti yang dialami ibu dan istrinya,
Alexander Graham Bell berhasil menciptakan pesawat telepon yang kini sangat
berguna bagi umat manusia.
Masih ada
banyak lagi tokoh terkenal yang mengawali kesuksesannya dari peremehan orang
lain. Jadi, teruskan saja usahamu. Orang-orang yang meremehkanmu adalah
orang-orang yang tak tahu harus berbuat apa dalam hidup mereka.
Baca
juga refleksi lainnya:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar