Sabtu, 22 Juni 2013

Cara Dapat Bayi Laki-Laki

Siapapun tentu mendambakan anak dalam menjalani kehidupan berumah tangga. Anak bisa dianggap segalanya dalam keluarga, karena anak merupakan anugerah yang dititipkan Allah kepada kita. Ini berarti anak dapat membawa banyak hal, baik yang bersifat berkah maupun cobaan. Namun kebaikanlah yang mesti diharapkan.

Kehadiran anak dalam rumah tangga dapat membawa dampak positip bagi keluarga tersebut. Kehadiran anak dapat menjadi media untuk mempercepat proses mencairnya konflik di antara suami dan isteri. Anak juga sering dilihat sebagai pembawa rezeki. Di samping itu pula, anak merupakan kebanggaan keluarga.

Sebagai kebanggaan keluarga ini, kebanyakan keluarga mengkhususkan kebanggakan itu pada anak yang berjenis kelamin laki-laki. Ada banyak suku di Indonesia yang terlalu menekankan kelahiran anak laki-laki dalam rumah tangganya. Ketiadaan anak laki-laki sering dianggap sebagai kegagalan atau malah aib. Karena itu, sering para suami memaksakan kehendaknya untuk mendapatkan anak laki-laki sekalipun dalam keluarganya sudah ada banyak anak perempuan. Makanya tak jarang dalam sebuah keluarga ada begitu banyak anak perempuan dan sedikit anak laki-laki.

Di sini terlihat jelas kalau para suami hanya menyalurkan kehendaknya untuk mendapatkan anak laki-laki tanpa adanya persiapan. Ada kesan bahwa para suami hanya bertugas menyatukan sel sperma dan sel telur isterinya. Soal jadi laki-laki atau perempuan, itu urusan kemudian. Karena itu, ketika akhirnya yang lahir adalah perempuan, maka diadakan lagi penyatuan sel telur suami dan isteri ini sampai akhirnya dapat anak laki-laki.

Dapatlah dikatakan bahwa para suami dan isteri belum mengetahui bahwa untuk mendapatkan anak laki-laki atau perempuan sebenarnya dapat diatur atau direncanakan. Artinya, suami isteri dapat merencanakan kelahiran bagi anak laki-laki atau perempuan. Bagaimana?

Yang perlu diketahui adalah bahwa dalam ovarium (sel telur isteri) ibu hanya ada satu sel saja, yaitu kromosom perempuan (X). Sedangkankan dalam sperma suami ada dua sel, yaitu kromosom perempuan (X) dan kromosom laki-laki (Y). Meski sekali ejakulasi, pria dapat mengeluarkan jutaan sel telur, namun semuanya hanya  terdiri dari dua kromosom tadi. Bila sperma dari suami, yang mengandung kromosom X, bertemu dengan sel telur isteri (X), maka anak yang lahir akan berjenis kelamin perempuan (XX). Dan jika sperma suami, yang mengandung kromosom Y, ketemu dengan sel telur isteri (X), maka anak laki-laki (XY) yang lahir.

Di samping itu, perlu juga diketahui sifat dari kromosom yang ada pada sperma suami. Kromosom X memiliki ketahanan hidup yang cukup lama, namun pergerakannya lambat. Sementara kromosom Y gerakannya cepat dan lincah, akan tetapi tidap mampu bertahan lama. Kalau kromosom X tahan terhadap keasaman daerah vagina, kromosom Y tidak. Kromosom Y akan cepat mati jika tingkat keasaman vagina cukup tinggi.

Nah, dari dua info di atas dapatlah diketahui bagaimana caranya memperoleh bayi laki-laki. Artinya, soal jenis kelamin anak, bisa direncanakan suami dan isteri secara alami. Harus diingat bahwa rencana ini adalah rencana suami DAN isteri. Jadi, harus ada kerja sama antara suami dan isteri. Selain itu pula, harus disadari bahwa “manusia merencanakan, Tuhanlah yang menentukan.”

Cara untuk mendapatkan bayi laki-laki adalah sebagai berikut.
    1.     Lakukanlah hubungan seks di saat isteri berada dalam posisi puncak masa subur. Pada umumnya wanita memiliki masa subur 3 – 5 hari. Dari sekian hari itu, ada satu atau dua hari ia berada dalam masa puncak. Puncak masa subur ini dapat diketahui dari kondisi lendir di vagina atau yang dikeluarkan vagina. Orang biasa menyebut lendir masa puncak ini dengan istilah cervical mucus. Lendir itu dihasilkan oleh sel-sel leher rahim kira-kira enam hari sebelum ovulasi. Wujud lendir masa puncak ini adalah berwarna putih bening seperti putih telur, yang bila diletakkan di antara jari telunjuk dan ibu jari, kita dapat merentangkannya seperti benang. Harap bisa dibedakan juga dengan lendir awal masa subur yang juga dapat direntangkan. Bedanya terletak pada warnanya, yaitu agak keruh.


Selain memperhatikan pola lendir tersebut, perhatikan juga sensasi yang muncul akibat lendir ini pada daerah vulva. Puncak kesuburan biasanya ditandai perasaan licin pada vulva selama satu atau dua hari setelah keluarnya lendir yang tak dapat direntangkan lagi.

     2.     Cara pertama di atas dapat dan harus juga ditunjang cara berikut, yaitu mengurangi kadar keasaman di daerah liang vagina supaya kromosom Y dapat leluasa hidup. Caranya dengan membasuh daerah vagina dengan larutan garam atau baking soda. Namun perlu diperhatikan agar takaran garam atau baking sodanya tidak terlalu banyak, dan jangan sampai masuk ke bagian dalam vagina.

   3.     Cara ketiga yang dapat diikuti adalah melakukan foreplay pada sang isteri. Tujuannya untuk memancing keluarnya lendir yang dapat membantu kelancaran perjalanan sperma berjumpa dengan sel telur.

     4.     Karena kromosom Y cepat mati di daerah yang kadar asamnya tinggi, maka kadar keasaman ini perlu ditangani. Cara penanganan lain adalah melalui mengonsumsi makanan yang bisa mengubah tingkat keasaman vagina, seperti pisang, lobak dan apel serta mengurangi makan daging, terutama daging merah. Untuk suami perlu mengonsumsi daging merah dan seafood.

Demikianlah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mendapatkan anak laki-laki. Tak bisa dipungkiri bahwa anak laki-laki merupakan dambaan setiap keluarga. Namun perlu juga disadari bahwa anak, apapun jenis kelaminnya, merupakan anugerah Tuhan. Sikap syukur dan menerima atas anugerah Tuhan ini sangat dibutuhkan dalam keluarga. Karena itu, harus diingat bahwa manusia hanya bisa merencanakan, tapi Tuhanlah yang menentukan.

Apa yang telah diuraikan di atas ini pun bukanlah sebuah kemutlakan. Tingkat keberhasilan 100 % masih diragukan. Artinya, metode ini tidak dapat dipercaya penuh. Suami isteri perlu mempertimbangkan juga bahaya psikologis apabila apa yang diharapkan tidak sesuai dengan kenyataan. Misalnya, suami isteri sudah mengikuti metode ini dan merasa yakin akan mendapatkan anak sesuai dengan harapannya, namun saat melahirkan terjadi lain. Bahaya psikologis ini seperti relasi suami isteri menjadi renggang dan berdampang pada sikap orang tua terhadap anak. 

Karena itu, kita harus percaya bahwa ada rencana Tuhan atas setiap anak yang lahir dari hubungan cinta suami isteri. Sangat diperlukan sikap terbuka suami isteri untuk menerima kelahiran tanpa memaksakan jenis kelamin bayi. Suami isteri harus menerima bayinya tanpa membeda-bedakan jenis kelaminnya. Bila perlu suami isteri hanya "mematok" jumlah anak dalam keluarga tanpa ditentukan jenis kelaminnya. Semua itu demi kesejahteraan keluarga (Suami, isteri dan anak-anak). Karena itulah, hendaknya suami isteri memiliki sikap iman seperti Bunda Maria, “Terjadilah pada kami, menurut kehendak-Mu!”

by: adrian
sumber:
       2.       Elizabeth B. Hurlock. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga, 1980

      4.       Dr. Evelyn Billings & Dr Ann Westmore. Metode Ovulasi Billings: Cara Alami Mengatur Kesuburan. Jakarta: KPG, 2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar