Santo albertus agung, uskup & pujangga gereja
Albertus lahir di
Lauingen, danau kecil Danube, Jerman Selatan pada tahun 1206. Orang tuanya
bangsawan kaya raya dari Bollstadt. Semenjak kecil ia menyukai keindahan alam
sehingga ia bisa menjelajahi hutan-hutan dan sungai-sungai di daerahnya.
Pengalamannya ini nantinya akan menjadi bahan tulisannya yang berhubungan
dengan Ilmu Alam dan Ilmu Tumbuh-tumbuhan.
Pendidikan tinggi
ditempuhnya di Universitas Padua, dan dari sini ia melangkah masuk ke dalam
hidup membiara dalam Ordo Dominikan. Yordan dari Saxoni, Jenderal kedua Ordo
Dominikan menganggap Albertus sebagai tokoh yang cocok untuk cita-citanya,
yaitu mengkombinasikan hidup rohani, pewartaan dan mengajar. Oleh karena itu,
ia kemudian mengirim Albertus ke Koln, Jerman untuk mengajar rekan-rekannya di
semua biara Dominikan di kota itu. Ia mengajar di sana selama hampir 10 tahun.
Karena kesalehan hidupnya dan pengetahuannya yang luar biasa luas dan mendalam
itu, ia semakin terkenal. Oleh rekan-rekannya dan orang-orang sezamannya,
Albertus disebut sebagai ‘Yang Agung, Tiang Gereja, Doktor Umum atau Sarjana
Umum’. Albertus kemudian diangkat sebagai mahaguru di Universitas Koln.
Murid-muridnya yang terkenal antara lain Thomas Aquino, yang kemudian
dinyatakan juga sebagai ‘kudus’ dan dihormati sebagai Sarjana Gereja, seperti
gurunya. Selanjutnya ia mengajar sebagai mahaguru di Universitas Paris, di mana
ia bertemu dan menjalin persahabatan dengan Raja Ludovikus yang saleh itu. Di
sini ia menulis banyak buku yang membuatnya semakin terkenal di seluruh Eropa.
Pada tahun 1256 ia
menjabat sebagai administrator di Curia Roma. Ia erhasil membela masalah-masalah
menyangkut aturan-aturan hidup membiara dari Santo Dominikus dan Fransiskus
terhadap serangan Wiliam. Karena hasil pembelaannya sangat brilian, maka Paus
Aleksander IV (1254 – 1261) mengangkatnya menjadi uskup di kota Regensburg.
Tetapi pada tahun 1262 setelah menyelesaikan masalah-masalah penting di dalam
keuskupannya, ia mengajukan permohonan pengunduran diri. Lalu ia pulang ke Koln
untuk menjalani saat-saat terakhir hidupnya. Di sana pun ia melanjutkan
tulisan-tulisannya dalam beberapa tema, sambil menjadi uskup pembantu dan
mahaguru. Albertus kemudian mengadakan perjalanan pastoral ke seluruh Jerman
dan Bohemia, lalu pergi ke Timur Tengah dan Tanah Suci, dan pada tahun 1247 ia
mengikuti Konsili Lyon.
Albertus dikenal rendah
hati dan suci hatinya. Ia menaruh devosi yang besar kepada Yesus dalam sakramen
Mahakudus dan kepada Bunda Maria. Semua itu tampak jelas di dalam syair-syair
dan lagu-lagu yang digubahnya dan di dalam 50 buah buku yang ditulisnya. Ketika
mengikuti Konsili Lyon itu, ia tidak lupa mengenang muridnya, Santo Thomas
Aquino. Ia merasa sangat kehilangan dengan wafatnya Thomas Aquino. Setelah ia
mengadakan pembelaan terakhir terhadap ajaran Thomas Aquino, ia meninggal dunia
pada 15 November 1280, dalam usia 87 tahun. Kesucian hidupnya didukung dengan
banyak mujizat
Sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar