TIDUR SEPERTI
DITINDIH MAKHLUK HALUS
Mungkin kita pernah
mengalami tidur kaku atau saat tidur seperti ditindih oleh makhluk halus. Pada
saat mengalami ini biasanya kita akan sulit sekali bergerak dan kemudian ada
sedikit rasa dingin menjalar dari ujung kaki ke seluruh tubuh. Biasanya
disertai dengan munculnya bayangan kegelapan. Dari sinilah kemudian sebagian orang
mengatakan ketindihan makhluk halus. Padahal ini biasa diterangkan secara
ilmiah. istilah medis hal ini adalah Sleep
Paralysis.
Sleep
paralysis merupakan keadaan dimana ketika orang akan tidur
atau bangun tidur merasa sesak napas seperti dicekik, dada sesak, badan sulit
bergerak dan sulit berteriak (karena tubuh tak bisa bergerak dan serasa
lumpuh). Kejadian itu bisa berlangsung dalam hitungan detik hingga menit. Untuk
bisa bangun, satu-satunya cara adalah menggerakkan ujung kaki, ujung tangan
atau kepala sekencang-kencangnya hingga seluruh tubuh bisa digerakkan kembali. Atau
kalau tidak, ini pengalaman pribadi,
kita tidak perlu berusaha bergerak tapi kita berusaha untuk menenangkan
pikiran. Singkirkan halusinasi keberadaan makhluk halus itu lalu otak berusaha
memerintahkan tubuh untuk bergerak.
Sleep
paralysis bisa terjadi pada siapa saja, lelaki atau
perempuan. Menurut Al Cheyne, peneliti dari Universitas Waterloo, Kanada, sleep paralysis adalah sejenis
halusinasi karena adanya malfungsi tidur di tahap rapid eye movement (REM). Berdasarkan gelombang otak, tidur terbagi
dalam 4 tahapan yaitu tahap tidur paling ringan (kita masih setengah sadar),
tahap tidur yang lebih dalam, tidur paling dalam dan tahap REM. Ketika kita
tidur, 80 menit pertama, kita memasuki kondisi Non Rem, lalu diikuti 10 menit
REM. Siklus 90 menit ini berulang sekitar 3 sampai 6 kali semalam. Selama Non
REM, tubuh kita menghasilkan beberapa gerakan minor dan mata kita
bergerak-gerak kecil. Ketika kita masuk ke kondisi REM, detak jantung bertambah
cepat, hembusan nafas menjadi cepat dan pendek dan mata kita bergerak dengan
cepat (Rapid eye movement - REM). Pada tahap REM inilah mimpi terjadi. Saat
kondisi tubuh terlalu lelah atau kurang tidur, gelombang otak tidak mengikuti
tahapan tidur yang seharusnya. Jadi, dari keadaan sadar (saat hendak tidur) ke
tahap tidur paling ringan, lalu langsung melompat ke mimpi (REM), di sinilah sleep paralysis terjadi. Kita merasa
sangat sadar, tapi tubuh tak bisa bergerak. Ditambah lagi adanya halusinasi
muncul sosok lain yang sebenarnya ini merupakan ciri khas dari mimpi.
Selain itu, sleep paralysis juga bisa disebabkan
sesuatu yang tidak dapat dikontrol. Akibatnya, muncul stres dan terbawa ke
dalam mimpi. Lingkungan kerja pun ikut berpengaruh. Misalnya, kita bekerja
dalam shift sehingga kekurangan tidur atau memiliki pola tidur yang tidak
teratur. Meski biasa terjadi, gangguan tidur ini patut diwaspadai, karena sleep paralysis bisa juga merupakan tanda
narcolepsy (serangan tidur mendadak
tanpa tanda-tanda mengantuk), sleep apnea
(mendengkur), kecemasan, atau depresi.
Dr.Max Hirshkowitz,
direktur Sleep Disorders Center di Veterans Administration Medical Center di
Houston mengatakan kalau Sleep Paralysis
muncul ketika otak kita mengalami kondisi transisi antara tidur mimpi yang
dalam (REM dreaming Sleep) dan
kondisi sadar. Selama REM dreaming sleep,
otak kita mematikan fungsi gerak sebagian besar otot tubuh sehingga kita tidak
bisa bergerak. Dengan kata lain, kita lumpuh sementara. Fenomena ini disebut
REM Atonia. Menurut hasil penelitiannya, Dr.Hirshkowitz menyimpulkan kalau efek
ini hanya berlangsung selama beberapa detik hingga paling lama satu menit.
Namun, bagi korban, sepertinya pengalaman ini berlangsung sangat lama.
Kurang tidur pun tidak
boleh dianggap remeh. Usahakan tidur 8-10 jam pada jam yang sama setiap malam. Sleep paralysis umumnya terjadi pada
orang yang tidur dalam posisi telentang, juga pada mereka yang mengalami
kelelahan yang berlebihan atau mereka yang jadwal tidur normalnya terganggu.
Dan luar biasanya, mereka yang biasa minum obat penenang akan menjadi lebih
sering mengalaminya.
Jika kita sering mengalami
gangguan tidur ini, sebaiknya buat catatan mengenai pola tidur selama beberapa
minggu. Catat kapan tindihan dimulai dan sudah berlangsung berapa lama. Ini
akan membantu kita mengetahui penyebabnya. Bila tindihan diakibatkan terlalu
lelah, coba lebih banyak beristirahat. Jika tindihan disertai gejala lain, ada
baiknya segera ke dokter ahli tidur atau laboratorium tidur untuk diperiksa
lebih lanjut. Catatan yang telah kita buat tadi akan sangat membantu ketika
memeriksakan diri ke dokter. Selain itu, tidur yang cukup dan teratur,
berolahraga teratur, kurangi stress, dan memilik pola dan gaya hidup sehat akan
membantu mengurangi gangguan tidur ini.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar