Santo Yohanes Kapistrano, Pengaku Iman
Yohanes lahir di
Kapistrano, Italia Tengah pada 1386. Ayahnya seorang perwira tinggi yang
menetap di Kapistrano sebagai utusan Raja Ladislaos. Sayang sekali bahwa
ayahnya bersama dua belas orang saudaranya dibunuh oleh musuh-musuh Raja
Ladislaos. Rumah mereka pun dibakar. Hanya ia sendiri yang selamat.
Pada umur 15 tahun ia
belajar ilmu hukum di Universitas Perugia. Ia belajar dengan tekun sampai
tengah malam karena mau melampaui kawan-kawannya dalam berbagai bidang studi.
Pada tahun 1409 ia menyelesaikan studinya dengan hasil yang gilang gemilang.
Selama beberapa tahun ia menjabat sebagai hakim di Kantor Pengadilan kota
Perugia dan kemudian menjadi gubernur kota itu pada tahun 1412. Ia sangat
dermawan kepada para pengemis. Namun tetap menaruh dendam kepada para pembunuh
ayah dan saudara-saudaranya.
Selama 15 tahun ia
tidak pernah berkomuni, meskipun selalu mengakukan dosa-dosanya. Tahun 1415 ia
meringkuk di dalam penjara sebagai tawanan perang. Dalam percobaannya untuk
meloloskan diri dari tahanan itu ia jatuh dan patah kakinya. Pada hari ketiga
di dalam penjara ia mengalami suatu penglihatan ajaib: ia melihat seorang imam
Fransiskan yang diliputi cahaya surgawi mendatanginya. Yohanes takut tetapi
serta merta berkata, “Aku tidak mau menjadi imam, apalagi menjadi biarawan.”
Delapan hari kemudian ia mengalami lagi penglihatan ajaib itu di dalam sel
tahanannya. Tetapi ia tetap berpendirian keras, sehingga ditegur keras oleh
seseorang yang ada di dalam cahaya ajaib itu. Maka akhirnya ia berkata, “Ya,
saya rela melakukan apa yang dikehendaki Tuhan dari padaku.” Untuk membebaskan
dirinya dari tahan itu, ia harus ditebus dengan bayaran mahal.
Kini ia menjadi seorang
yang ditangkap Tuhan dan rela melakukan apa saja yang diminta Tuhan dari
padanya. Ia rela meninggalkan segala-galanya termasuk istrinya yang belum
pernah digaulinya dan masuk biasa Fransiskan pada umur 30 tahun. Dalam masa
novisiatnya, Yohanes belajar teologi dan menghayati suatu cara hidup yang
keras. Ia banyak dicobai dan dilatih hidup dengan disiplin yang amat keras.
Akhirnya dia ditahbiskan menjadi imam dalam Ordo Fransiskan.
Ia menjadi seorang
pengkotbah keliling Eropa yang sangat berhasil. Doa yang tekun dan tapa yang
keras menjadi dasar kerasulannya. Ia selalu berjalan tanpa alas kaki, kendati
pun jalan-jalan tertutup es dan salju. Makannya hany sekali sehari. Dengan
kotbah-kotbahnya yang menarik dan menyentuh hati umat, ia berhasil menobatkan
ribuan orang selama 40 tahun berkarya di seluruh Eropa. Di Austria 12.000 orang
heretik dibawanya kembali ke pangkuan Bunda Gereja. Karena itu para penganut
ajaran sesat berusaha membunuhnya meskipun selalu gagal karena ia selalu
dilindungi Allah secara ajaib. Bersama dengan SantoBernardinus dari Siena ia
berusaha membaharui Ordo Fransiskan, mempersatukan kelompok-kelompok yang
bertentangan di dalam Ordo Fransiskan, dan memajukan devosi kepada Nama Suci
Yesus Kristus. Dengan devosi ini lahirlah kembali semangat iman umat.
Yohanes menarik begitu
banyak orang dengan gaya pewartaannya yang begitu menarik, dan berhasil
menobatkan banyak orang. Ketika Kaisar Frederik III (1440 – 1493) meminta
bantuan kepada Paus Nikolas V (1447 – 1455) untuk melawan kaum Hussites dan
sekte-sekte sesat lainnya, Yohanes-lah yang ditunjuk dan diutus ke Vienna pada
1451 sebagai Inkuisitor Jenderal. Pada 1456 sementara berada di Hungaria, ia melancarkan
pewartaan melawan bangsa Turki dan membantu pasukan dalam memukul mundur
pasukan Turki di Belgrade. Yohanes meninggal dunia di Villach, Austria, pada 23
Oktober 1456 dan dinyatakan ‘kudus’ pada 1724.
Sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar