Selasa, 24 Juli 2012

(Pencerahan) Orang Suci & Mujizat


NARADA

Narada, seorang Hindu yang bijaksana, berziarah ke kuil Dewa Wisnu. Pada suatu malam ia singgah di sebuah desa dan diterima dengan baik oleh sepasang suami isteri yang miskin. Sebelum ia berangkat pada hari berikutnya, si suami minta kepada Narada, “Tuan akan pergi kepada Dewa Wisnu. Tolong mintakanlah kepadanya agar Ia menganugerahi saya dan isteri saya seorang anak. Sebab, sudah bertahun-tahun lamanya kami berkeluarga, namun kami belum mempunyai anak.”

Sampai di kuil, Narada berkata kepada Dewa, “Orang itu dengan isterinya amat baik kepada saya. Maka sudilah bermurah hati dan berilah mereka seorang anak.”

Dewa menjawab dengan tegas, “Telah menjadi nasib laki-laki itu bahwa ia tidak akan mempunyai anak.” Maka Narada menyelesaikan kebaktiannya lalu pulang.

Lima tahun kemudian Narada berziarah ke tempat yang sama. Ia singgah pula di desa yang sama dan sekali lagi diterima dengan baik oleh pasangan suami isteri yang sama pula. Kali ini ada dua orang anak bermain-main di muka pondok mereka.

“Anak-anak siapa itu?” Tanya Narada
“Anak-anak saya.” Jawab si suami.

Narada bingung. Si suami meneruskan ceritanya, “Segera setelah Tuan meninggalkan kami lima tahun yang lalu, seorang pengemis suci datang mengunjungi kampung kami. Kami menerimanya barang semalam. Paginya, sebelum berangkat, ia memberkati saya dan isteri saya ... dan Dewa mengaruniai kami dua anak ini.”

Mendengar cerita ini, Narada cepat-cepat menuju kuil Dewa Wisnu lagi. Ketika tiba di sana, dari pintu kuil ia sudah berteriak, “Bukankah Dewa telah mengatakan bahwa telah menjadi nasib laki-laki itu kalau ia tidak akan punya anak? Kini ia mempunyai dua orang anak.”

Ketika Dewa mendengar hal itu, ia tertawa keras dan berkata, “Pasti perbuatan seorang suci. Hanya orang suci yang mempunyai kuasa untuk mengubah nasib seseorang.”

ð  Kita diingatkan akan pesta nikah di Kana. Waktu itu Ibu Yesus mendesak Puteranya dengan doa-doanya untuk melakukan mujizat yang pertama sebelum waktunya seperti yang telah ditentukan oleh Allah Bapa.

by: Anthony de Mello, Burung Berkicau
Baca juga refleksi lainnya:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar