Selasa, 24 Juli 2012

Renungan Hari Selasa Biasa XVI - Thn II


Renungan Hari Selasa Pekan Biasa XVI B/II
Bac I  Mi 7: 14 – 15, 18 – 20 ; Injil  Mat 12: 46 – 50

Ada kesan bahwa ucapan Yesus dalam Injil Matius tadi melecehkan ibu-Nya dan juga para saudara-Nya. Yesus terlihat jelas tidak mau mengakui orang tua-Nya (Bunda Maria) dan anggota keluarga-Nya. "Siapa ibu-Ku? Dan siapa saudara-saudara-Ku?" (ay. 48). Sepertinya Yesus sudah melupakan mereka. Mungkin ada orang di sekitar situ spontan berkata, “Sombong banget orang neh!”

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan ucapan Yesus. Ucapan Yesus ini harus dipahami dalam konteks misi Yesus di dunia. Yesus datang ke dunia ini hendak mewujudkan Kerajaan Allah, yang mesti sudah dirasakan saat kini dan di sini, yang pemenuhannya nanti di masa depan. Dalam Kerajaan Allah itu semua manusia hidup bersaudara. Dalam Kerajaan Allah itu manusia menjadi satu keluarga di mana Allah adalah Bapanya. Hanya orang yang melaksanakan kehendak Allah saja yang dapat berdiam dalam Kerajaan Allah itu.

Dengan demikian bisa dikatakan bahwa siapa saja yang melakukan apa yang dikehendaki oleh Allah dia menjadi satu keluarga dalam Kerajaan Allah. Dia bisa menjadi saudara kita, orang tua kita, paman kita, dan lain sebagainya. Inilah yang dimaksud oleh Yesus. Jadi, dengan melaksanakan kehendak Allah, orang menjadi saudara dan saudari Yesus dan juga ibu Yesus.

Yesus membawa pandangan baru dalam melihat hubungan kekeluargaan. Patokannya adalah kehendak Allah, bukan ikatan darah, suku atau apapun. Inilah yang mau ditawarkan Yesus kepada kita pada kesempatan ini. Yesus mau mengajak kita agar kita siap membangun hubungan kekeluargaan baru berdasarkan kehendak Allah.

by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar