Renungan Hari Sabtu Biasa IX B/II
Bac I 2Tim 4: 1 – 8 ; Injil Mrk 12: 38 – 44
Bacaan hari ini mau
berbicara soal pemberian. Bacaan pertama, yang diambil
dari surat Paulus yang kedua kepada Timotius, berkisah tentang pemberian diri
Paulus bagi pelayanan Injil Tuhan. Bisa dikatakan bahwa pemberian diri itu
bersifat total. Ini terlihat pada kalimat "darahku sudah mulai dicurahkan
sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat." (ay 6).
Bacaan Injil juga berkisah
tentang pemberian atau sedekah dari seorang janda miskin. Apa yang dilakukan
oleh si janda miskin itu merupakan sebuah pemberian dirinya yang total, karena
dia memberi "semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya." (ay 44b).
Berbeda dengan pemberian orang kaya. Mereka memberi yang sisa, sehingga masih
ada banyak buat mereka. Si janda miskin memberikan apa yang ada padanya
sehingga dia sendiri tidak punya apa-apa lagi. Perhatianlah tekanan pada kata
"semua" dan "seluruh". Kata itu mengisyaratkan tidak ada
sisa. Kata itu juga mengisyaratkan totalitas.
Sabda Tuhan hari ini bukan
mau membicarakan soal banyak atau sedikitnya jumlah pemberian, melainkan sikap
kita yang memberi. Orang kaya memberi dengan perhitungan: masih ada sesuatu
untuk kehidupan saya. Di sini tampak sikap ketergantungan pada materi. Berbeda
dengan janda miskin. Dia memberi tanpa ada perhitungan terhadap dirinya
sendiri. Karena itulah semua yang ada padanya diserahkannya. Kalau dia memakai
perhitungan, tentulah dia tak mau memberi. Di sini terlihat sikap lepas bebas
terhadap materi dan sikap bergantung pada belas kasih Allah.
Rasul Paulus juga telah
melakukan hal itu. Paulus telah melakukan pemberian diri secara total demi
pelayanan Injil. Paulus mengibaratkannya sebagai suatu perlombaan atau
pertandingan. Paulus hanya berjuang dan tetap terus berjuang dalam tugas
pelayanan dan pemeliharaan iman.
Sabda Tuhan hari ini
mengajak kita untuk mau dan berani memberikan apa yang kita miliki, bukan cuma
untuk Tuhan melainkan juga untuk sesama. Memberi di sini tidak hanya sebatas
urusan materi saja, tetapi juga yang non materi, seperti pemikiran,
penghiburan, bantuan jasa, dll. Memberikan apa yang kita punyai kepada sesama
merupakan wujud cinta kasih kepada sesama dan ibadat kita yang sejati. Dan
pemberian diri kita ini hendaknya jangan disertakan dengan perhitungan. Kita
harus memiliki sikap lepas-bebas.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar