Sabtu, 09 Juni 2012

Renungan Hari Sabtu Biasa IX - Thn II

Renungan Hari Sabtu Biasa IX B/II
Bac I        2Tim 4: 1 – 8 ; Injil             Mrk 12: 38 – 44


Bacaan hari ini mau berbicara soal pemberian. Bacaan pertama, yang diambil dari surat Paulus yang kedua kepada Timotius, berkisah tentang pemberian diri Paulus bagi pelayanan Injil Tuhan. Bisa dikatakan bahwa pemberian diri itu bersifat total. Ini terlihat pada kalimat "darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat." (ay 6).
Bacaan Injil juga berkisah tentang pemberian atau sedekah dari seorang janda miskin. Apa yang dilakukan oleh si janda miskin itu merupakan sebuah pemberian dirinya yang total, karena dia memberi "semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya." (ay 44b). Berbeda dengan pemberian orang kaya. Mereka memberi yang sisa, sehingga masih ada banyak buat mereka. Si janda miskin memberikan apa yang ada padanya sehingga dia sendiri tidak punya apa-apa lagi. Perhatianlah tekanan pada kata "semua" dan "seluruh". Kata itu mengisyaratkan tidak ada sisa. Kata itu juga mengisyaratkan totalitas.
Sabda Tuhan hari ini bukan mau membicarakan soal banyak atau sedikitnya jumlah pemberian, melainkan sikap kita yang memberi. Orang kaya memberi dengan perhitungan: masih ada sesuatu untuk kehidupan saya. Di sini tampak sikap ketergantungan pada materi. Berbeda dengan janda miskin. Dia memberi tanpa ada perhitungan terhadap dirinya sendiri. Karena itulah semua yang ada padanya diserahkannya. Kalau dia memakai perhitungan, tentulah dia tak mau memberi. Di sini terlihat sikap lepas bebas terhadap materi dan sikap bergantung pada belas kasih Allah.
Rasul Paulus juga telah melakukan hal itu. Paulus telah melakukan pemberian diri secara total demi pelayanan Injil. Paulus mengibaratkannya sebagai suatu perlombaan atau pertandingan. Paulus hanya berjuang dan tetap terus berjuang dalam tugas pelayanan dan pemeliharaan iman.
Sabda Tuhan hari ini mengajak kita untuk mau dan berani memberikan apa yang kita miliki, bukan cuma untuk Tuhan melainkan juga untuk sesama. Memberi di sini tidak hanya sebatas urusan materi saja, tetapi juga yang non materi, seperti pemikiran, penghiburan, bantuan jasa, dll. Memberikan apa yang kita punyai kepada sesama merupakan wujud cinta kasih kepada sesama dan ibadat kita yang sejati. Dan pemberian diri kita ini hendaknya jangan disertakan dengan perhitungan. Kita harus memiliki sikap lepas-bebas.

by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar