Senin, 23 April 2012

Mukjizat Ekaristi

Setiap hari Minggu, umat Katolik senantiasa melakukan apa yang pernah diminta Tuhan Yesus dengan mengadakan perayaan ekaristi. "Lakukanlah ini sebagai kenangan akan Aku." Demikian pinta-Nya. Dan hosti yang dibagikan itu adalah benar-benar tubuh Kristus. Sebelum ekaristi  hosti itu memang hanyalah sebuah roti tak beragi. Namun, setelah diberkati imam dalam Doa Syukur Agung, tepatnya saat konsekrasi, hosti itu menjadi tubuh Kristus. Hanya mata iman yang bisa melihatnya. Persis syair lagu Allah yang Tersamar (Puji Syukur 557): "Allah yang tersamar, Dikau kusembah// Sungguh tersembunyi, roti wujudnya//..."

Berikut ini akan dikisahkan beberapa kisah mukjizat ekaristi. Kami tidak tahu apakah ini dapat menghapus keraguan banyak orang. Bukan maksud kami untuk membuat Anda percaya. Karena soal percaya atau tidak adalah hak Anda. Kami hanya mau berbagi cerita. Berkaitan dengan percaya atau tidak, kami mengikuti apa yang pernah dikatakan Yesus, "Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya." (Yoh 20: 29).


SANTAREM, tahun 1247
 
Seorang wanita yang suaminya tidak setia, meminta nasehat dari seorang wanita tenung. Wanita sihir itu berjanji akan mengubah perilaku suaminya jika si wanita membawakan baginya sekeping Hosti yang telah dikonsekrasikan. Ia juga menasehati si wanita untuk berpura-pura sakit agar dapat menerima Komuni Kudus dalam minggu itu dan segera memberikan Hosti kepadanya. Si wanita tahu bahwa hal itu dosa. Ia pergi menerima Komuni, tetapi tidak menyantap Tubuh Kristus. Ia meninggalkan Misa dan dalam perjalanan menuju tempat wanita tenung, Hosti mulai mengeluarkan darah. Beberapa orang yang melihat kejadian tersebut menyangka bahwa ia mengalami pendarahan. Rasa takut menguasai dirinya dan ia pulang ke rumah, menempatkan Hosti dalam sebuah peti, membungkusnya dengan saputangan, lalu menutupinya dengan linen yang bersih.

Tengah malam, ia dan suaminya terbangun oleh suatu sinar cemerlang yang berasal dari peti, yang menjadikan ruangan mereka terang-benderang. Para malaikat telah membuka peti dan membebaskan Tuhan. Wanita itu menceritakan kepada suaminya apa yang telah terjadi dan bahwa dalam peti terdapat sekeping Hosti yang telah dikonsekrasikan. Berdua mereka melewatkan sepanjang malam dengan berlutut dalam sembah sujud. Seorang imam dipanggil. Imam membawa Hosti Kudus kembali ke gereja dan menyegelnya dalam sebuah segel lilin.

Sembilan belas tahun kemudian, seorang imam membuka tabernakel dan memperhatikan bahwa segel telah terbuka sementara Hosti tersimpan dalam sebuah piksis kristal. Mukjizat ini, 750 tahun kemudian, yaitu pada tahun 1997, diperingati dengan berbagai perayaan meriah di Santarem.

Kita mungkin bertanya mengapa Tuhan mengadakan mukizat-mukjizat ini bagi kita. Mungkin untuk menyatakan betapa Ia sungguh hadir dalam Ekaristi dan betapa Ia sungguh mengasihi kita. Ia menghendaki agar kita semua, termasuk juga domba-domba yang hilang, bergabung kembali dalam kawanan. Ia mengasihi kita, bagaimana pun berdosanya kita. Ia adalah Allah Kasih dan Belas Kasihan. Dan Ia menghendaki agar kita membagikan Kasih dan Belas Kasihan itu kepada sesama.


ORVIETO dan BOLSENA, tahun 1263

Mukjizat ini terjadi pada masa suatu ajaran sesat yang disebut Berengarianisme merajalela di Eropa. Bidaah ini menyangkal Kehadiran Nyata Kristus dalam Ekaristi. Pada tahun 1263, seorang imam bernama Petrus dari Prague sedang dalam perjalanan ziarah ke Roma untuk berdoa di makam pelindungnya, St Petrus, sebab ia menghadapi masalah yang amat serius. Ia merasakan kebimbangan yang besar mengenai Kehadiran Nyata Yesus dalam Ekaristi Kudus. Ia berdoa agar santo pelindungnya memohonkan rahmat baginya guna menyelamatkan imannya yang goyah. Dalam perjalanan, ia singgah untuk bermalam di suatu kota kecil bernama Bolsena, sekitar 70 mil sebelah utara Roma.

Keesokan harinya, Pastor Petrus merayakan Misa Kudus di Gereja St Kristina. Sementara ia mengucapkan kata-kata konsekrasi, “Inilah TubuhKu,” roti di tangannya berubah rupa menjadi Daging dan mulai mencucurkan darah dengan derasnya. Darah jatuh menetes ke korporal. Pastor Petrus amat terperanjat; ia tidak tahu apa yang harus diperbuatnya. Maka, ia membungkus Hosti Kudus dalam Korporal lalu pergi meninggalkan altar. Sementara ia berjalan pergi, tetesan-tetesan Darah jatuh ke atas lantai pualam di altar.

Paus Urbanus IV sedang berada di kota Orvieto, yang tak jauh dari sana. Pastor Petrus segera menemui paus guna menceritakan apa yang telah terjadi. Paus segera mengutus seorang uskup ke Gereja St Kristina guna menyelidiki peristiwa tersebut dan mengambil Korporal.

Segera sesudah paus menerima Korporal dari Uskup, ia pergi ke balkon Istana Kepausan dan dengan hormat mempertontonkan mukjizat Korporal kepada orang banyak. Bapa Suci menyatakan bahwa mukjizat Ekaristi telah terjadi guna mengusir bidaah Berengarianisme. Pada saat yang sama, seorang pengikut St. Yuliana dari Liège menghubungi paus untuk sekali lagi memohon demi ditetapkannya Hari Raya Corpus Christi. Setahun kemudian, pada tahun 1264, Paus Urbanus IV memaklumkan Hari Raya agung ini kepada seluruh Gereja. (Mukjizat Korporal disimpan hingga kini di Katedral Orvieto. Lantai pualam bernoda Darah disimpan di Gereja St Kristina di Bolsena).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar