Selasa, 22 April 2025
PARAH, CARA USTAD MENACHEM ALI MEMBENARKAN KENABIAN MUHAMMAD
Minggu, 20 April 2025
MELIHAT DAN MENEMUKAN KESAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA MUHAMMAD DAN YESUS
Tak bisa disangkal lagi Muhammad dan Yesus merupakan dua pribadi yang luar biasa. Keduanya adalah tokoh besar dunia ini. Muhammad melahirkan agama islam, dan Yesus mendirikan Gereja Katolik. Umat dari kedua agama ini termasuk yang terbesar di dunia. Banyaknya jumlah umat menunjukkan besarnya pengaruh kedua tokoh ini.
Sangat menarik kalau membaca e-book
dengan judul Yesus dan Muhammad. Penulis e-book ini adalah seorang
muslim yang akhirnya menerima Yesus. Dia menjadi seorang pengikut Kristus. Karena
itu, kedua tokoh ini sudah begitu familiar baginya. Dia begitu mengenal
Muhammad, karena dia lahir dan besar dalam lingkungan keluarga islam yang
sangat menekankan keislaman. Malah penulis pernah mengajar di salah satu
universitas islam terbesar dunia. Karena itu, pengenalannya akan Muhammad tidak
perlu diragukan lagi.
Namun akhirnya dia menjadi
pengikut Kristus. Menjadi seorang Kristen bukanlah karena paksaan atau ancaman,
melainkan karena pencarian. Penulis berusaha mengenal Yesus dari sumber-sumber
kristiani, bukan dari islam. Dari sinilah dia akhirnya benar-benar mengenal
Yesus. Tidak hanya sebatas mengenal, dia juga mencintai Yesus. Semua ini dapat
dibaca dalam e-book ini bagian pertama.
Pada bagian kedua penulis
mulai memaparkan tentang sejarah hidup kedua tokoh ini. Dan pada bagian ketiga
penulis menyampaikan warisan dari kedua tokoh ini. Dari sini kitab isa menemukan
kesamaan dan perbedaan yang menarik dari Yesus dan Muhammad ini.
Untuk membaca atau mendapatkan e-book ini secara gratis, silahkan klik link di bawa ini
https://drive.google.com/file/d/1X_Jmsk2WMVU2if1s7K4Yl-e0Qz_v3X0X/view?usp=drive_link
https://www.scribd.com/document/815099555/Yesus-dan-Muhammad
Sabtu, 19 April 2025
Inilah Cara Umat Katolik Menyikapi "Perang Agama" Di Media Sosial
Perang agama begitu marak di media sosial. Ada yang saling serang, seperti misalnya antara umat islam dan protestan. Namun ada juga yang tenang-tenang saja saat diserang. Ini terlihat pada umat katolik. Sekalipun ajaran agamanya diserang, baik dari islam maupun protestan, umat katolik tidak menanggapi. Apakah karena tidak tahu atau tidak mampu untuk membalas serangan itu? Ataukah ada alasan lain lagi. Memang ada sedikit kecemasan akan ada umat katolik yang meninggalkan imannya. Salah satu prinsip Gereja Katolik adalah beriman itu adalah hak setiap orang yang selalu dihargai dan dihormati. Gereja Katolik menghormati kebebasan setiap orang dalam menentukan pilihan hidupnya. Namun perlu juga disayangkan apabila ada umat katolik yang dalam peperangan agama ini akhirnya memilih meninggalkan imannya. Sering terjadi pergi meninggalkan iman itu disebabkan karena ketidak-tahuan akan kebenaran ajaran katolik.
Jumat, 18 April 2025
INI E-BOOK MUHAMMAD DALAM KAJIAN PSIKOLOGI
Tak bisa disangkal lagi sosok
pribadi nabi Muhammad SAW benar-benar kontroversial. Kaum muslim percaya bahwa
Muhammad adalah nabi terakhir atau penutup nabi. Keyakinan ini didasarkan pada
wahyu Allah dalam alquran. Umat islam terkesan tak mendapatkan hal negatif pada
dirinya. Karena itu, Muhammad dikenal sebagai insan kamil, manusia
sempurna. Tak heran kalau umat islam begitu mengidolakan, menyanjung, dan memuliakannya.
Penghinaan terhadap nabi-nabi lain dalam islam, masih bisa ditolerir oleh umat
islam. Tapi tidak dengan Muhammad. Setiap kaum muslim terpanggil untuk
membelanya, bahkan dengan cara kekerasan.
Di sisi lain kaum non muslim
percaya bahwa Muhammad tidak seperti yang dilihat oleh umat islam. Mereka mengakui
ada unsur positif dalam diri Muhammad, tapi mereka tak mau menutup mata pada
hal-hal negatifnya. Ada banyak catatan Sejarah yang mengungkap sisi gelap
Muhammad, yang selalu diabaikan bahkan disangkal oleh umat islam. Sisi negatif
Muhammad ini terangkum dalam 2 kata, yaitu bejat dan biadab. Kebejatannya tampak
dalam prilaku seksualnya, sedangkan kebiadabannya terlihat dari kesadisannya.
Adanya 2 sisi yang
bertentangan ini mengindikasikan ada yang tak beres dengan kejiwaan Muhammad. Sayangnya,
kajian psikologi atas sosok Muhammad ini sangat sulit ditemui. Dua buku berikut
ini mau menampilkan kajian psikologi tentang Muhammad. Untuk membaca atau mendapatkan
e-book ini, silahkan klik link di bawah ini
https://drive.google.com/file/d/18K1e2jQlQaBDgls855XSjYznNxtwLJuu/view?usp=sharing
Rabu, 16 April 2025
Ternyata Tauhid Itu Bukanlah Monoteisme
Minggu, 13 April 2025
Benarkah Orang Yahudi Tolak Muhammad Karena Bukan Keturunan Yahudi?
Kamis, 10 April 2025
Mengkritisi Buku Fatoohi: The Mystery of Historical Jesus
Senin, 07 April 2025
Melihat Perbandingan Ayat Kasih dan Ayat Perang dalam Alquran
Ketika berhadapan dengan fenomena kekerasan islam yang ditampilkan oleh kaum teroris islam dan islam radikal, umat islam kerap mengatakan bahwa agama islam adalah agama kasih. Kaum teroris dan islam radikal telah membajak ajaran islam. Mereka salah memahami ajaran islam. Benarkah argumentasi itu? Harus diketahui bahwa sumber ajaran islam adalah alquran. Bagaimana komposisi ayat-ayat cinta dan ayat-ayat perang dalam alquran? Video di atas coba menampilkan perbedaan komposisi ayat-ayat kasih dan ayat-ayat perang. Dari sana akan terlihat jelas seperti apa agama islam itu.
Jumat, 04 April 2025
BENIH-BENIH RADIKALISME DAN INTOLERANSI
Kasus beredarnya buku pendidikan
agama Islam yang berisi ajaran radikal bukan fenomena baru, melainkan
kelanjutan dari isu besar persoalan intoleransi di Indonesia. Setiap tahun,
kondisi intoleransi di sekolah-sekolah mengalami eskalasi peningkatan.
“Kita sangat prihatin melihat
kondisi sekolah yang intoleransinya terus meningkat. Studi ini beberapa kali
sudah dilakukan. Kejadian akhir-akhir ini hanyalah konfirmasi bahwa betul ada
masalah di dunia pendidikan kita,” kata Cendekiawan Muslim, Budhy Munawar
Rachman, Rabu (1/4), di Jakarta.
Seperti diberitakan sejumlah
media massa, di Bandung (Jawa Barat) dan Jombang (Jawa Timur) beredar buku
Kumpulan Lembar Kerja Peserta Didik Pendidikan Agama Islam Kelas XI SMA dengan
kutipan, diperbolehkan membunuh orang musyrik.
Sekretaris Jenderal Kementerian
Agama Nur Syam membenarkan adanya peredaran buku yang mencantumkan aspek
historis ajaran kekerasan di dalam agama. Ajaran itu menimbulkan radikalisme
yang tak sesuai aspek antropologis dan sosiologis Indonesia sehingga buku harus
ditarik (Kompas cetak, 1/4).
Menurut Budhy, pemerintah,
khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Agama, harus
memberi perhatian serius pada masalah ini. Jika ini dibiarkan, intoleransi yang
terus menguat akan berkembang menjadi radikalisme, yang selangkah lagi akan
bertumbuh menjadi terorisme.
Rabu, 02 April 2025
Beginilah Pemahaman Kitab Suci dlm Islam
Senin, 31 Maret 2025
JANGAN HANYA LIHAT JABATANNYA
Selama ini kita tahu bahwa nabi
itu adalah utusan Tuhan. Mereka selalu membawa pesan dari Tuhan. Hal ini
membuat kita berpikir bahwa hidup mereka sangatlah dekat Tuhan, karena mereka
mempunyai relasi istimewa dengan Tuhan. Dari gambaran ini tak salah jika kita
berkesimpulan bahwa nabi itu adalah orang yang baik.
Akan tetapi, Yeremia membuka
mata kita bahwa tidak selamanya nabi itu baik. Dalam Yeremia 28: 1 – 17 dikisahkan ada nabi
bernama Hananya bin Azur yang berasal dari Gibeon. Dengan mengatasnamakan
Tuhan, ia menyampaikan kabar gembira kepada seluruh umat, “Aku telah mematahkan
kuk raja Babel itu. Dalam dua tahun ini Aku akan mengembalikan ke tempat ini
segala perkakas rumah TUHAN yang telah diambil dari tempat ini oleh
Nebukadnezar, raja Babel, dan yang diangkutnya ke Babel.” (ay. 2 – 3).
Ketika mendapat tantangan dari
Nabi Yeremia, Nabi Hananya memberi semacam perumpamaan tentang pembebasan itu
dengan mengambil gandar dari tengkuk Yeremia dan mematahkannya. Hananya berkata
di hadapan umat, "Beginilah firman TUHAN: Dalam dua tahun ini begitu
jugalah Aku akan mematahkan kuk Nebukadnezar, raja Babel itu, dari pada tengkuk
segala bangsa!" (ay. 11).
Menghadapi perumpamaan Hananya
ini, Yeremia menggantikan gandarnya sesuai perintah Tuhan. Kini gandarnya bukan
lagi dari kayu melainkan berbahan besi. Tentulah Hananya akan mengalami
kesulitan untuk mematahkan gadar itu. Yeremia berkata, “Kuk besi akan Kutaruh
ke atas tengkuk segala bangsa ini, sehingga mereka takluk kepada Nebukadnezar,
raja Babel; sungguh, mereka akan takluk kepadanya! Malahan binatang-binatang di
padang telah Kuserahkan kepadanya." (ay. 14). Di sini Yeremia mau
mengatakan bahwa penderitaan umat masih akan berlangsung, malah semakin berat.
Kuk penindasan akan semakin keras dan berat seperti besi.
Jumat, 28 Maret 2025
Perbandingan Ayat Cinta dan Ayat Membunuh dlm Alquran
Kamis, 27 Maret 2025
BUKU-BUKU YANG MENGULAS TEMA ISLAM DAN TERORISME
Sering umat non muslim
mendengar pembelaan dari kaum muslim bahwa islam itu agama damai, rahmatan
lil alamin. Ketika muncul aksi terorisme, umat islam selalu membela
agamanya dengan berkata, “Kaum teroris telah membajak ajaran islam” atau dengan
perkataan lain, “Kaum teroris salah menafsirkan wahyu allau swt.” Pembelaan
demi pembelaan yang dilakukan olah kaum muslim sama sekali tidak mengurangi
jatuhnya korban keganasan dan kebiadaban para teroris.
Yang membingungkan kaum non
muslim adalah di saat umat islam membela dengan membenarkan agama islam, nyata
bahwa kaum teroris itu adalah umat islam yang melakukan aksinya berdasarkan
ajaran islam. Artinya, ideologi terorisme itu berakar dalam ajaran islam, yang
pusatnya adalah alquran dan hadis.
Berikut ini kami tampilkan
beberapa buku yang mengulas tema terorisme islam. Kalau mau membaca tinggal klik pada link di bawah. Kami tidak mau mempengaruhi
anda atau mau mengatakan bahwa islam itu memang agama teroris. Kami berharap
anda membacanya secara kritis.
https://www.scribd.com/document/796688485/Islam-dan-Terorisme
https://www.scribd.com/document/845781027/Prestasi-Dan-Warisan-Nabi-Muhammad
https://www.scribd.com/document/815053494/Rekam-Jejak-Radikalisme-Wahabi
https://www.scribd.com/document/795801816/Akar-Terorisme-Islam
https://www.scribd.com/document/813969819/Sebuah-Studi-Tentang-Alquran
Selasa, 25 Maret 2025
Menelisik Ayat "Membunuh" dalam Alquran. Benarkah Ada Perintah dari Allah swt?
Minggu, 23 Maret 2025
BENARKAH ANGGOTA ISIS ITU BUKAN ISLAM?
KOMPAS, 14 Maret 2015, menampilkan tulisan Ali Mustafa Yaqub, imam besar Masjid Istiqlal. Judul tulisannya adalah “NIIS, Khawarij, dan Terorisme”. Tulisan menarik ini bisa dikatakan sebagai bentuk pembelaan terhadap agama islam yang selalu dikaitkan dengan terorisme. Sebenarnya pembelaan ini sudah banyak kali muncul, semenjak kehadiran kelompok teroris Al Qaeda. Jadi, dapatlah dikatakan bahwa tidak ada yang baru dalam tulisan tersebut.
Akan tetapi, tulisan tersebut,
sebagaimana tulisan-tulisan lain yang sejenis, masih menyisahkan kebingungan.
Satu hal yang membuat bingung akhirnya melahirkan pertanyaan sebagaimana judul
tulisan ini. Selain kebingungan, dalam tulisan Mustafa terdapat satu hal, yang
bagi saya, terkesan lucu.
Dikatakan lucu karena, untuk
membela agama islam, Mustafa malah semacam melemparkan persoalan radikalisme
ini kepada penganut agama lain. Ali Mustafa menulis, “Sebab, terorisme dapat
datang dari pemeluk agama mana saja…” Argumentasi ini mirip seperti argumen
seorang anak yang kedapatan menyontek saat ujian. Ketika ditanya gurunya kenapa
menyontek, ia membela diri dengan berkata, “Orang lain juga nyontek, koq!”
Pernyataan Mustafa ini terkesan
menutupi persoalan utama: kaitan agama islam dan terorisme. Memang penulis
mengatakan bahwa sejatinya terorisme tak ada kaitannya dengan agama. Tapi,
benarkah demikian?
Jumat, 21 Maret 2025
Meski Alqurannya Sama, Kenapa Soal Akhlak Islam Indonesia Beda dengan Arab
Dalam salah satu ceramahnya, seorang tokoh dan pemikir islam mengatakan bahwa sebagai agama islam mempunyai 3 unsur, yaitu akidah, syariah dan akhlak. Soal akidah dan syariah tidak ada perbedaan antara islam Indonesia dan islam Arab. Alqurannya juga satu dan sama. Akan tetapi, kalau soal akhlak, muslim Indonesia lebih unggul dari islam Arab. Menjadi pertanyaan menggelitik, apakah akidah dan syariah tidak membentuk akhlak? Apakah ajaran agama tidak berperan dalam pembentukan akhlak? Jangan-jangan keunggulan akhlak muslim Indonesia tidak ditentukan oleh ajaran agama.
Rabu, 19 Maret 2025
Hal Penting dlm Buku "Apakah Alkitab Bible Masih Asli"
Senin, 17 Maret 2025
Menemukan Ajaran Doketisme dalam Alquran
Jumat, 14 Maret 2025
Kisah Penyaliban Yesus: Dari Alkitab Hingga Alquran
Antara Alkitab hingga alquran, sebenarnya ada banyak pandangan perihal penyaliban Yesus. Alkitab dan buku-buku sejarah dunia, yang ditulis dalam abad pertama dan kedua menyatakan bahwa yang wafat di kayu salib itu adalah Yesus. Keseragaman pandangan ini bisa terjadi karena mereka berdasarkan fakta. Mulai abad kedua muncul aneka pandangan tentang peristiwa penyaliban itu. Pandangannya beragam terkait siapa yang disalibkan. Ada yang jelas-jelas menyebut nama seperti Basilides (Simon Kirene) dan Injil Barnabas (Yudas Iskariot), ada juga yang tidak menyebut nama. Pandangan Gnostisisme (abad II) memiliki kemiripan dengan Nestorianisme (abad IV), sedangkan Dokestime (abad II) mirip dengan alquran (abad VII). Keragaman pandangan ini terjadi karena mereka tidak mendasarkan diri pada fakta, melainkan pada fantasi.
Rabu, 12 Maret 2025
Memahami Buku "Apakah Alkitab Bible Masih Asli"
Senin, 10 Maret 2025
Berbagai Upaya Pembenaran Alquran
Ternyata tidak hanya muhammad saja yang diupayakan kebenarannya, melainkan juga alquran. Mungkin umat islam sadar dan tahu kalau kebenaran alquran tidak bisa diverifikasi, maka diusahakanlah mencari pembuktian-pembuktian di luar islam untuk membenarkan alquran. Itulah yang terlihat dalam beberapa ceramah ustad Menachem Ali. Tentulah umat islam yang mendengarnya, karena tidak mempunyai daya kritis, tak jauh beda dengan umat islam pada masa muhammad, percaya begitu saja akan apa yang dikatakan Menachem Ali. Namun, bagi yang memiliki daya kritis, tentulah pernyataan-pernyataan Menachem Ali itu tak lebih dari retorika dan upaya pembenaran alquran.
Jumat, 07 Maret 2025
Memahami Alasan Islam Suka akan Info Pemalsuan Alkitab
Rabu, 05 Maret 2025
Melihat Pembenaran Keagungan Muhammad
Cukup menarik mengikuti ceramah ustad Menachem Ali. Patut diakui dia orangnya pandai beretorika. Omongannya, tanpa disikapi dengan kritis, akan diterima sebagai sebuah kebenaran. Dan itulah yang terjadi. Pastilah para pendengarnya percaya sepenuh hati dengan isi ceramahnya. Akan tetapi, jika dikritisi, tentulah akan ditemukan fakta sebaliknya. Seperti ceramah beliau tentang keagungan muhammad. Dapat dikatakan ceramah itu tak lebih dari upayanya untuk membenarkan keagungan muhammad.
Selasa, 04 Maret 2025
RENUNGAN HARI SELASA BIASA VIII, THN I
Renungan
Hari Selasa Biasa VIII – Thn I
Bac I Sir 35: 1 – 12; Injil Mrk 10: 28 – 31
Dalam Injil hari ini Tuhan
Yesus berkata kepada para murid-Nya, “Setiap orang yang karena Aku dan karena
Injil meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, ibunya
atau bapanya, anak-anaknya atau ladangnya, orang itu sekarang pada masa ini
juga akan menerima kembali seratus kali lipat: ……” (ay 29 – 30). Di sini Tuhan
Yesus mau meneguhkan para murid-Nya untuk tidak ragu mengikuti Dia dan
mewartakan Injil. Siapa yang percaya dan setia, pasti akan menerima kelimpahan
berkat dan pasti memperoleh hidup kekal. Tuhan tidak akan ingkar janji. Dia
akan membalas.
Apa yang diwartakan Injil,
yaitu bahwa Tuhan akan membalas, tampak juga dalam warta bacaan pertama yang
diambil dari Kitab Putra Sirakh. Dalam kitabnya penulis menulis, “Dia itu Tuhan
pembalas, dan engkau akan dibalas-Nya dengan tujuh lipat.” Kalau dalam Injil seratus
lipat, Kitab Putra Sirakh tujuh lipat. Soal angka memang beda, namun intinya
sama, yaitu kepenuhan. Segala kebaikan yang dilakukan akan dibalas Tuhan dengan
kelimpahan berkat. Karena itu sama seperti dalam Injil, dalam Kitab Putra
Sirakh juga penulis mau meneguhkan para pembacanya untuk tidak ragu memenuhi
hukum Taurat (ay 1), berbuat baik (ay 2), menjauhi kejahatan dan menolak
kelaliman (ay 3). Siapa yang setia melaksanakannya akan dibalas Tuhan dengan
berkat dan Rahmat-Nya.
Sering dalam kehidupan
motivasi kebaikan yang dilakukan adalah untuk mendapatkan berkat Tuhan. Karena itu,
ketika berkat Tuhan tak kunjung datang, sekalipun kebaikan demi kebaikan sudah
dilakukan, maka kita menjadi patah semangat. Tak jarang juga di antara kita
memilih percaya Tuhan tidur atau mungkin Tuhan tidak ada. Sabda Tuhan dalam
bacaan-bacaan liturgi hari ini mau meyakinkan kita bahwa Tuhan setia pada
janji-Nya. Tuhan akan membalas setiap kebaikan yang telah kita lakukan, karena
Dia adalah Tuhan pembalas. Karena itu, jangan takut berkorban, dan jangan ragu
pada janji Tuhan. Teruslah mengikuti Dia dengan berbuat kebaikan. Percayalah,
Tuhan menjamin dan menepati janji-Nya.
by: adrian
Senin, 03 Maret 2025
RENUNGAN HARI SENIN BIASA VIII, THN I
Renungan
Hari Senin Biasa VIII – Thn I
Bac I Sir 17: 24 – 29; Injil Mrk 10: 17 – 27
Sabda Tuhan dalam
bacaan-bacaan liturgi hari ini mau mengajak kita untuk memiliki sikap lepas bebas
terhadap kelekatan-kelekatan yang dapat menghalangi kita masuk ke dalam
kebahagiaan kekal. Kebahagiaan kekal itu disamakan dengan kebersatuan kita dengan
Sang Pencipta. Dalam bacaan pertama, penulis Kitab Putra Sirakh mengatakan
bahwa penghalang kita untuk bisa mendapatkan hidup kekal adalah dosa. Namun penulis
juga mengingatkan bahwa Tuhan selalu membuka pintu tobat bagi mereka yang
menyesal (ay 24) dan berpaling kepada Tuhan, karena belas kasih dan pengampunan
Tuhan itu besar (ay 29). Namun tidak berhenti di situ saja. Penulis Kitab Putra
Sirakh menegaskan supaya kita berani melepaskan dosa (ay 25).
Sikap lepas bebas juga dituntut
oleh Tuhan Yesus. Dalam Injil terlihat jelas dalam diri orang kaya yang
menghadap Yesus, yang ingin petunjuk untuk memperoleh hidup yang kekal. Dari kisah
tersebut dapat dikatakan ada yang menghalangi orang muda yang kaya itu untuk mendapatkan
hidup yang kekal. Penghalang itu adalah harta kekayaannya. Tuhan Yesus meminta
dia untuk lepas bebas dari kekayaannya dengan menjual semuanya itu dan
membaginya kepada orang miskin sehingga dia mendapatkan harta di surga (ay 21).
Dikatakan bahwa orang muda itu kecewa dan pergi dengan sedih (ay 22). Artinya,
orang muda itu tidak bisa lepas bebas dari kekayaannya.
Hidup kekal adalah dambaan
bagi setiap manusia. Sorga merupakan tujuan akhir ziarah hidup manusia. Di sanalah
manusia mendapatkan hidup kekal. Akan tetapi, setan menciptakan halangan bagi
manusia untuk memperoleh hidup yang kekal tadi. Dengan kata lain, setan tidak
mau manusia masuk sorga; setan ingin manusia ke neraka. Sabda Tuhan dalam
bacaan-bacaan liturgi hari ini menampilkan 2 penghalang bagi manusia untuk
mendapatkan hidup kekal, yaitu dosa dan kekayaan. Kelekatan pada kedua
penghalang inilah yang menghambat manusia masuk sorga. Perlu diketahui memiliki
kekayaan bukan berarti dosa, tapi ia bisa menjadi penghalang ketika manusia
melekat padanya. Untuk bisa mendapatkan hidup yang kekal, maka manusia harus
bersikap lepas bebas dari kedua penghalang tadi. Manusia harus melepaskan dosa
dan berpaling pada Tuhan. Manusia harus berani melepaskan kelekatannya pada
harta kekayaan dan mengikuti Tuhan.
by: adrian
Sekalipun Keturunan Yahudi, Orang Kristen Tetap Tak Akui Kenabian Muhammad
Dalam salah satu ceramahnya, Ustad Menachem Ali menjelaskan bahwa muhammad itu masih keturunan Yahudi. Keyahudiannya itu diperoleh dari garis keturunan ibu. Padahal Menachem Ali tahu kalau Yahudi itu menganut prinsip patrilineal atau garis keturunan bapak. Yang selalu disebut dan diperhitungkan itu adalah nama bapaknya. Hal ini sepertinya sengaja diabaikan Menachem demi upayanya membenarkan kenabian muhammad. Karena pernyataannya ini bisa saja dikaitkan dengan nubuat kedatangan seorang nabi yang ada dalam Kitab Ulangan 18: 18. Akan tetapi, sekalipun benar bahwa muhammad itu keturunan Yahudi, tetap saja umat Kristen tidak akan mengakuinya sebagai nabi. Ini dia alasannya.
Sabtu, 01 Maret 2025
RENUNGAN HARI SABTU BIASA VII, THN I
Renungan
Hari Sabtu Biasa VII – Thn I
Bac I Sir 17: 1 – 15; Injil Mrk 10: 13 – 16
Sabda Tuhan dalam
bacaan-bacaan liturgi hari ini mau mengatakan kepada kita betapa manusia itu luhur
mulia. Hal ini sangat kental disuarakan penulis Kitab Putra Sirakh. Berangkat dari
kisah penciptaan (Kej 1: 26 – 30; 2: 5 – 7) penulis kembali menyuarakan
kemuliaan manusia dengan gaya bahasanya sendiri. Dapatlah dikatakan kemuliaan
dan keluhuran manusia itu terletak pada gambaran Allah. Memang awalnya
dikatakan manusia diciptakan Tuhan dari tanah (ay 1), yang mau menunjukkan
kerapuhannya, tetapi penulis menegaskan bahwa menurut gambar Allah
dijadikan-Nya manusia itu (ay 3). Tidak hanya itu, dikatakan bahwa Allah “menanamkan
mata-Nya sendiri di dalam hati manusia” (ay 8). Jadi, poin penting yang mau
disampaikan penulis Kitab Putra Sirakh di sini adalah bahwa manusia itu luhur
mulia sehingga pantas untuk dihormati dan dihargai.
Kemanusiaan itu tidak dibatasi
oleh sekat gender, suku, status sosial atau juga usia. Inilah yang mau
disampaikan lewat tindakan Tuhan Yesus yang memarahi para murid-Nya yang
mencegah anak-anak datang kepada-Nya (ay 13). Para murid tidak dapat melihat
kemuliaan dan keluhuran martabat manusia dalam diri anak-anak. Akan tetapi,
Yesus menegaskan kepada mereka bahwa mereka “itulah yang empunya Kerajaan Allah”
(ay 14). Jadi, sekali pun anak-anak, yang dalam budaya tidak terhitung dalam
status masyarakat, mereka tetaplah manusia yang perlu dihormati dan dihargai.
Dalam kehidupan terkadang kita
sering menilai manusia menurut cara pandang kita. Kita membuat klasifikasi
manusia berdasarkan ukuran kita. Karena itu terciptalah sekat-sekat pemisah di
antara manusia. Penghormatan atas pribadi manusia didasarkan pada stratanya. Sabda
Tuhan hari ini mengajak kita untuk melihat manusia dengan tolok ukur Allah. Setiap
manusia harus dihormati dan dihargai bukan karena status sosialnya, bukan pula
karena agama atau sukunya, atau apapun, melainkan karena kemanusiaannya. Setiap
manusia adalah gambaran Allah. Ada keilahian dalam diri manusia. Inilah dasar
kenapa Gereja Katolik menentang hukuman mati dan aborsi. Sekalipun manusia itu
super jahat, dia tetaplah manusia. Kejahatan hanya mengaburkan keilahian yang
ada dalam diri manusia itu. Ibarat mendung yang menutup cahaya matahari. Di balik
mendung itu, matahari tetaplah bersinar.
by: adrian
Jumat, 28 Februari 2025
RENUNGAN HARI JUMAT BIASA VII, THN I
Renungan
Hari Jumat Biasa VII – Thn I
Bac I Sir 6: 5 – 17; Injil Mrk 10: 1 – 12
Sabda Tuhan dalam
bacaan-bacaan liturgi hari ini mengangkat tema relationship, hubungan
antar manusia. Tak bisa dipungkiri, sebagai makhluk sosial manusia membutuhkan
orang lain sebagai rekan relasinya. Kitab Putra Sirakh, dalam bacaan pertama,
menyebut ada 2 tipe rekan relasi itu, yaitu sahabat semu (ay 8 – 12) dan
sahabat setiawan (ay 14 – 16). Dalam persahabatan semu, relasi bisa rusak
karena pihak luar karena persahabatan itu tidak dilandasi oleh motivasi murni. Dalam
persahabatan semu ada kepentingan untuk kepuasan diri. Sedangkan sahabat
setiawan dilandasi sikap takut akan Tuhan. Dengan kata lain, dalam persahabatan
ini Tuhan diikut-sertakan dalam relasi itu.
Bacaan Injil menyorot relasi
suami istri. Ini berawal dari pertanyaan orang Farisi untuk mencobai Yesus, “Apakah
seorang suami diperbolehkan menceraikan istrinya.” (ay 2). Dapatlah dikatakan
bahwa mengacu pada apa yang diwartakan penulis Kitab Putra Sirakh, Tuhan Yesus
memberikan jawaban-Nya. Gambaran sahabat semu dalam Kitab Putra Sirakh itu
disamakan dengan rusaknya relasi suami istri, yang berujung pada perceraian. Yesus
mengatakan itu karena ketegaran hati (ay 5) sehingga Musa mengeluarkan surat
cerai. Yesus memberikan gambaran relasi suami istri yang ideal sebagaimana
sahabat setiawan. Relasi yang ideal itu melibatkan Tuhan (ay 6) sehingga “apa
yang telah dipersatukan Tuhan, tidak boleh diceraikan manusia.” (ay 9).
Manusia adalah makhluk sosial.
Kesosialannya menuntut ia untuk bergaul dan menjalin relasi dengan sesama, baik
sebagai sahabat maupun sebagai pasangan hidup. Tentulah kita menghendaki agar
relasi yang dibangun dapat bermanfaat bukan saja bagi yang menjalin relasi
melainkan juga bagi kehidupan manusia. Lewat sabda-Nya hari ini Tuhan menghendaki
agar dalam setiap relasi kita, baik sebagai sahabat maupun sebagai pasangan
hidup, Tuhan harus selalu diikut-sertakan. Kehadiran Tuhan dalam relasi kita
membuat kita mampu memelihara relasi kita dengan lurus hati.
by: adrian
Ada Apa Dibalik Upaya Pembenaran Kenabian Muhammad
Kamis, 27 Februari 2025
RENUNGAN HARI KAMIS BIASA VII, THN I
Renungan
Hari Kamis Biasa VII – Thn I
Bac I Sir 5: 1 – 8; Injil Mrk 9: 41 – 50
Sering dalam kehidupan kita
mendengar pernyataan orang bahwa karena Tuhan itu maharahim, maka tak perlu
takut berdosa. Keyakinan itu membuat manusia suka sekali jatuh ke dalam dosa. Bukan
tidak mungkin kita pun berpikiran demikian. Hal ini sebenarnya sudah diungkap
oleh penulis Kitab Putra Sirakh. Bukan berarti penulis membenarkan perbuatan
dosa atau mengamini tindakan dosa. “Jangan menyangka pengampunan terjamin,
sehingga engkau menimbun dosa demi dosa.” (ay 5). Memang pada Tuhan ada belas
kasih dan pengampunan, namun penulis mau mengajak kita untuk sesegera mungkin
bertobat dari dosa dan kesalahan.
Permintaan penulis Kitab Putra
Sirakh kembali dipertegas oleh Tuhan Yesus dalam Injil hari ini. Bahkan tuntutan
Yesus lebih radikal. Tuhan Yesus mau supaya manusia tidak berbuat dosa,
sekalipun Allah itu maharahim dan penuh belas kasihan. Karena itulah, apabila
ada salah satu anggota tubuh menyesatkan tubuh, maka lebih baik anggota itu
dibuang. Jangan sampai hanya nila setitik, rusak susu sebelanga. Jika susu
sebelanga rusak, maka ia tidak bisa dinikmati lagi, kecuali dibuang.
Dalam bacaan-bacaan liturgi
hari ini, pesan sabda Tuhan kiranya jelas. Tuhan menghendaki supaya dalam
kehidupan kita senantiasa menghindari dosa. Dengan perkataan lain, Tuhan mau
agar kita tidak jatuh ke dalam dosa. Memang untuk menghindari dari dosa
bukanlah perkara mudah. Dosa itu menggoda, dan godaan itu selalu menarik dan
enak, sesuatu yang disukai manusia. Namun bukan lantas berarti, seperti yang
dikatakan penulis Putra Sirakh, kita terus menimbun dosa. Kita justru diajak
untuk bertobat. Pintu pengampunan Tuhan selalu terbuka, sehingga kapan saja kita
bisa datang kepada-Nya.
by: adrian
Rabu, 26 Februari 2025
RENUNGAN HARI RABU BIASA VII, THN I
Renungan
Hari Rabu Biasa VII – Thn I
Bac I Sir 4: 11 – 19; Injil Mrk 9: 38 – 40
Dapat dikatakan tema Sabda
Tuhan dalam bacaan-bacaan liturgi hari ini adalah kebijaksanaan. Ini dengan
sangat jelas dan tegas disuarakan oleh penulis Kitab Putra Sirakh dalam bacaan
pertama. Di sini kita diajak untuk senantiasa memeluk kebijaksanaan. “Memeluk”
di sini berarti kita, seperti kata penulis Kitab Putra Sirakh, mencintai (ay
12), melayani (ay 14), percaya (ay 16), sehingga hidup kita pun dituntun (ay
17). Secara sederhana, lewat Kitab Putra Sirakh ini, Tuhan menghendaki supaya
pikiran, perkataan, hidup dan perbuatan kita selalu diserapi oleh
kebijaksanaan.
Dalam Injil hari ini Tuhan
Yesus mengajak para murid-Nya untuk berlaku bijaksana. Ini berawal dari laporan
Yohanes tentang seseorang melakukan pengusiran setan demi nama Yesus, tapi
dicegah para murid hanya karena orang itu tidak termasuk kelompok para murid
Yesus. Di sini ada kesombongan dalam diri para murid Yesus. Seolah-olah
kewenangan dan kemampuan itu hanya dimiliki oleh mereka saja. Tuhan Yesus
membuka wawasan mereka. “Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita.”
(ay40). Di sini para murid diminta untuk bersikap bijaksana. Dengan sikap itu
mereka dimampukan untuk melihat kebaikan dan kharisma dalam diri orang lain.
Pesan sabda Tuhan dalam
bacaan-bacaan liturgi hari ini kiranya jelas. Tuhan menghendaki supaya dalam
kehidupan kita senantiasa berlaku bijaksana. Salah satu musuh kebijaksanaan
adalah kesombongan, karena kesombongan akan membutakan mata kita untuk dapat
melihat kebaikan dan kharisma yang ada di luar diri kita. Kesombongan hanya
menuntun kita untuk melihat diri kita sendiri. Dengan menyingkirkan sifat
sombong, maka kebijaksanaan akan dapat tumbuh bersemi dalam hati kita, sehingga
pikiran, perkataan, hidup dan perbuatan kita pun akan diwarni oleh
kebijaksanaan.
by: adrian
Selasa, 25 Februari 2025
RENUNGAN HARI SELASA BIASA VII, THN I
Renungan
Hari Selasa Biasa VII – Thn I
Bac I Sir 2: 1 – 11; Injil Mrk 9: 30 – 37
Dalam Injil Tuhan Yesus
pertama-tama menyampaikan warta tentang nasib Anak manusia, yang adalah
diri-Nya. “Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka
akan membunuh Dia, dan tiga hari sesudah Ia dibunuh, Ia akan bangkit.” (ay.
31). Dikatakan bahwa para murid tidak mengerti perkataan Yesus itu, tapi mereka
segan bertanya (ay. 32). Mereka malah sibuk mempersoalkan siapa yang terbesar
di antara mereka (ay. 34). Dari sini Yesus menyampaikan lagi pengajaran-Nya.
Apa yang disampaikan Tuhan
Yesus dalam pengajaran-Nya yang kedua bisa merupakan inti sari dari warta Putra
Sirakh dalam bacaan pertama. Orang yang mau mengikuti jalan Tuhan harus siap
menghadapi cobaan (ay. 1). Untuk itu hatinya harus teguh dan tabah (ay 2) serta
sabar (ay 4). Ia harus tetap percaya pada Tuhan. Keteguhan pada Tuhan tentulah
akan mendatangkan keselamatan. Untuk meneguhkan wartanya ini, penulis Kitab
Putra Sirakh mengajak pembacanya untuk belajar dari orang-orang generasi
sebelumnya. Di sana terlihat jelas bahwa Tuhan tidak pernah mengecewakan
orang-orang yang percaya kepada-Nya.
Pesan penting yang mau
disampaikan Tuhan lewat bacaan-bacaan liturgi hari ini adalah supaya kita
selalu mengutamakan kehendak Allah. Atau dengan perkataan lain agar kita
mendahulukan jalan-jalan Tuhan, bukan jalan-jalan dunia atau diri kita. Kecenderungan
kita adalah mengikuti jalan dunia, karena jalan dunia lebih enak dan menggoda. Memang
jalan Tuhan tidaklah popular, akan tetapi kesetiaan pada jalan tersebut akan
mendatangkan keselamatan.
by: adrian
Senin, 24 Februari 2025
Ini Alasan Ustad Mualaf Sibuk Bahas Kekristenan
Ada banyak ustad mualaf tampil di media sosial. Di sana mereka sibuk membahas tentang ajaran kekristenan. Aksi mereka itu kerap membuat gerah umat kristen. Tak heran beberapa pendeta menanggapi celotehan mereka dengan nada emosional. Bahkan ada yang berani menanggapi debat lintas agama. Bagaimana seharusnya umat kristen menyikapi mereka?
Jumat, 21 Februari 2025
RENUNGAN HARI JUMAT BIASA VI, THN I
Renungan
Hari Jumat Biasa VI – Thn I
Bac I Kej 11: 1 – 9; Injil Mrk 8: 34 – 9: 11
Sudah jadi sifat manusia itu
serakah. Manusia mempunyai sifat tidak puas. Dia ingin lebih, lebih dan lebih. Inilah
yang terlihat dalam bacaan-bacaan liturgi hari ini. Dalam bacaan pertama
keserakahan itu terungkap dari niat manusia untuk mendirikan “sebuah kota
dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit.” (ay. 4). Dalam keinginan
mereka itu tidak hanya terungkap keserakahan dan kesombongan, tetapi juga
pemberontakan melawan kehendak Allah. Kesombongan itu tampak dalam niat
mendirikan menara demi nama mereka sendiri supaya dikenang. Pemberontakan terlihat
dari tujuan mereka dengan menara itu, yaitu supaya mereka “jangan terserak ke
seluruh bumi.” (ay. 4). Padahal Allah menghendaki agar manusia tersebar ke
seluruh dunia. Allah menghendaki keragaman.
Yesus sadar sifat serakah
manusia itu. Manusia tidak puas dengan hidupnya dan berupaya untuk
mempertahankan hidupnya. Manusia tak puas dengan harta kekayaan yang
dimilikinya dan berusaha untuk mencari lagi dan lagi. Demikian pula
ketidak-puasan dengan jabatan dan kuasa sehingga berupaya mempertahankannya. Karena
itulah, kepada para murid-Nya Tuhan Yesus menasehati kalau mau mengikuti Dia,
maka “harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikuti Aku.” (ay. 34). Dengan
menggunakan gaya bahasa retoris, Tuhan Yesus berkata, “Apa gunanya seseorang
memperolah seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya.” (ay. 36)
Pesan penting yang mau
disampaikan Tuhan lewat bacaan-bacaan liturgi hari ini adalah supaya kita
selalu mengutamakan kehendak Allah. Jangan melawan kehendak-Nya. Bukan berarti
kita tidak boleh menjadi terkenal atau memiliki harta benda dan jabatan kuasa. Semua
itu tidak bertentangan dengan kehendak Allah. Namun perlu disadari bahwa di
balik semuanya itu setan siap menggiring kita untuk melawan Allah sehingga kita
menjadi budak kekayaan, jabatan kuasa dan popularitas. Kehendak Allah adalah
agar lewat semuanya itu kita tetap merendah diri di hadapan Allah, dan
menggunakan semua yang dimiliki itu demi kemuliaan Allah dalam diri sesama manusia.
by: adrian
Meski Karangan Manusia, Kitab Suciku Lebih Baik Daripada Wahyu Subyektif
Alquran sering dikatakan oleh kaum islam sebagai wahyu yang langsung dari allah. Apa yang tertulis di dalamnya adalah kata-kata allah sendiri. Sayangnya, semua itu sulit sekali dibuktikan. Hingga kita belum ada jawaban yang sungguh masuk akal. Anehnya, sekalipun tak jelas begitu, umat islam selalu bangga dengan kitabsucinya dan merendahkan kitabsuci orang lain yang katanya karangan manusia.
Kamis, 20 Februari 2025
RENUNGAN HARI KAMIS BIASA VI, THN I
Renungan
Hari Kamis Biasa VI – Thn I
Bac I Kej 9: 1 – 13; Injil Mrk 8: 27 – 33
Tak kenal maka tak sayang. Pepatah
ini tentu sudah tak asing bagi kita. Di sini mau dikatakan bahwa kita bisa dekat
atau sayang seseorang bilang kita mengenalnya. Jika tidak atau belum kenal
pastilah dalam berkomunikasi ada perasaan canggung dan kikuk. Pengenalan yang
diharapkan di sini tentulah bukan sebatas pengenalan permukaan saja. Kita diajak
untuk mengenal lebih mendalam. Duc in altum. Dengan pengenalan yang
mendalam, kita sampai pada rasa hormat pada pribadi seseorang serta bisa
menerima dia apa adanya.
Dalam bacaan pertama Allah
memperkenalkan esensi terdalam kemanusiaan kepada kita, yaitu bahwa manusia
adalah ciptaan Allah yang segambar dengan diri-Nya. Dengan pengenalan inilah,
maka wajar bila Allah tidak menghendaki terjadinya penumpahan darah manusia alias
tidak membunuh. “Sebab Allah membuat manusia itu menurut gambar-Nya sendiri.”
(ay. 6). Tuhan Yesus telah memperluas makna “membunuh” menjadi tidak menghina,
tidak memfitnah, dst. Kalau kita menghina atau memfitnah apalagi membunuh,
bukan saja manusia yang menjadi korbannya, melainkan Allah, karena manusia itu
segambar dengan Allah.
Sedangkan dalam Injil terlihat
pengenalan Petrus akan Yesus hanya sebatas permukaan saja. Karena itu, ketika Yesus
menyampaikan bahwa Anak Manusia akan menanggung banyak penderitaan, ditolak dan
dibunuh (ay. 31), Petrus menegur Yesus (ay. 32). Dia tidak bisa menerima Yesus
sebagai Mesias apa adanya. Dia tak bisa menerima jalan hidup Yesus sesuai
kehendak Allah, melainkan harus menurut kemauannya.
Oleh karena itu, sabda Tuhan
hari ini mau mengajak kita untuk berupaya melakukan pengenalan lebih mendalam. Pengenalan
atas sesama manusia dan juga terhadap Allah serta alam ciptaan. Dengan demikian
maka kita dapat menghargai sesama kita dan alam ciptaan serta menerima rencana
kehendak Allah.
by: adrian
RENUNGAN HARI KAMIS BIASA VI, THN I
Renungan
Hari Kamis Biasa VI – Thn I
Bac I Kej 9: 1 – 13; Injil Mrk 8: 27 – 33
Dalam Injil hari ini Tuhan
Yesus minta pendapat para murid-Nya siapa diri-Nya menurut mereka. Mewakili para
murid lainnya, Petrus menegaskan bahwa Yesus adalah Mesias (ay. 29). Dari sini
Yesus menyampaikan pengajaran tentang nasib Sang Mesias itu, namun Yesus tidak
menggunakan kata “Mesias” melainkan “Anak Manusia”. Dikatakan bahwa Anak Manusia
itu akan menanggung banyak penderitaan, ditolak lalu dibunuh dan dibangkitkan
sesudah tiga hari (ay. 31). Mendengar hal itu Petrus protes. Kenapa Petrus
menegor Yesus?
Ada beberapa kemungkinan untuk
itu. Kemungkinan pertama dikaitkan dengan jawaban Petrus tentang siapa Yesus itu
menurut para murid. Bagi Petrus tidak mungkin Mesias akan seperti yang
digambarkan oleh Yesus tadi. Kemungkinan kedua adalah terkait ajaran Allah yang
ada dalam Perjanjian Lama, seperti dalam bacaan pertama. Kepada Nuh dan
anak-anaknya, Allah melarang mereka untuk membunuh manusia (menumpahkan darah
manusia), “sebab Allah membuat manusia itu menurut gambar-Nya sendiri.” (ay.
6). Berangkat dari firman Allah itulah, Petrus berasumsi tak mungkinlah
imam-imam dan ahli-ahli Taurat sampai membunuh Anak Manusia.
Sebenarnya tidak ada yang
salah dengan jawaban Petrus. Menjadi pertanyaan, kenapa Yesus memarahi Petrus? Dua
kemungkinan di atas dan teguran Yesus kepada Petrus merupakan dua hal yang
berbeda. Sekalipun berbeda, namun intinya tetap sama, yaitu kehendak Allah
harus terjadi. Petrus berupaya menggagalkan rencana keselamatan Allah lewat
sengsara, wafat dan kebangkitan Anak Manusia. Karena itulah Yesus marah kepada
Petrus dan berkata kepadanya, “Enyahlah iblis, sebab engkau bukan memikirkan
apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.” (ay. 33). Di
sini Tuhan mau agar kita senantiasa hidup sesuai dengan kehendak Allah.
by: adrian
Rabu, 19 Februari 2025
Benarkah Surah al-Fatiha Wahyu Allah
Umat islam percaya bahwa ayat-ayat dalam alquran itu adalah kata-kata allah sendiri, yang disampaikannya kepada muhammad. Hal ini sering membuat umat islam bangga dan merendahkan kitabsuci agama lain yang sebatas karangan manusia. Namun, kala ada orang mengkritisi alquran, dan itu tidak sesuai dengan selera islam, umat islam langsung menghakimi pengkritis itu dengan mengatakan bahwa orang itu tak paham bahasa arab atau bahasa asli alquran. Umat islam selalu bersembunyi di balik kesulitan bahasa arab, seolah-olah yang paham bahasa asli atau bahasa arab hanyalah orang yang sejalan dengan mereka.
Video berikut ini mau mengajak anda untuk menggunakan nalar akal sehat. Apapun bahasa dan bangsanya, kaidah bahasa itu selalu sama. Orang yang berbicara itu selalu disebut orang pertama, dan biasanya memakai kata ganti orang saya, aku, kami. Sedangkan lawan bicaranya atau orang yang mendengar selalu disebut orang kedua, dan biasa memakai kata ganti kau, kamu, engkau. Ini berlaku untuk semua bahasa.
RENUNGAN HARI RABU BIASA VI, THN I
Renungan Hari Rabu Biasa VI – Thn I
Bac I Kej 8: 6 – 13, 20 – 22; Injil Mrk 8: 22 – 26
Dalam Injil hari ini Markus
menceritakan kisah penyembuhan orang buta di Betsaida. Diceritakan bahwa ketika
Tuhan Yesus dan para rasul-Nya tiba di sana, orang membawa kepada-Nya seorang
buta. Dan terjadilah mujizat penyembuhan. Orang buta itu akhirnya kembali bisa
melihat. Ada yang menarik dari kisah penyembuhan ini. Kesembuhan tidak terjadi
sekali tindakan saja. Setelah Tuhan Yesus melakukan tindakan orang buta itu
tidak langsung bisa melihat dengan jelas. “Aku melihat orang, sebab melihat
mereka berjalan-jalan, tetapi tampaknya seperti pohon-pohon.” (ay. 24). Baru
tindakan kedua, orang buta itu sembuh dan bisa melihat dengan jelas.
Apa yang terjadi pada
peristiwa penyembuhan orang buta ini, tak jauh beda dengan peristiwa Nuh.
Setelah hujan berhenti dan sesudah 40 hari, saat Nuh membuka tingkap bahtera,
tidak serta merta mereka bisa keluar dari bahtera, karena air masih menggenangi
bumi. Setelah melalui beberapa percobaan, akhirnya didapat kepastian air sudah
kering sehingga mereka yang di bahtera bisa keluar. Dan dikatakan bahwa Nuh
mendirikan mezbah bagi Tuhan dan mempersembahkan korban bakaran (ay. 20).
Sabda Tuhan dalam
bacaan-bacaan liturgi ini mau menunjukkan kepada kita betapa Allah menghargai
proses. Allah tidak menyembuhkan orang buta dengan sekali tindakan saja. Allah
juga tidak membuat air bah kering seketika juga. Semua ada tahapannya; ada
prosesnya. Dengan proses ini kita diajak untuk bersabar sehingga kita pun dapat
menghargai proses. Dengan demikian kita bisa bertekun dalam pengharapan. Keselamatan
tidak memberikan hikmah rohani secara instan. Semuanya indah pada waktunya,
bukan indah seketika.
by: adrian
Senin, 17 Februari 2025
Jika Alquran Wahyu Allah, Allah yang Mana yang Disapa Allah dalam Kata "Engkau"
Umat islam percaya bahwa alquran itu adalah wahyu Allah. Yang tertulis di dalamnya diyakini sebagai kata-kata Allah, yang disampaikan-Nya kepada muhammad. Bagi umat islam hanya muhammad saja yang menerima wahyu allah itu. Tidak ada orang lain. Sesuai kaidah bahasa, apapun bahasa dan negaranya, yang berbicara itu disebut sebagai orang pertama dan lawannya adalah orang kedua. Jadi, Allah itu adalah orang pertama, sedangkan muhammad adalah orang kedua. Untuk orang pertama, kata ganti orang yang biasa digunakan adalah aku, saya, dan kami, sementara kata ganti untuk orang kedua biasanya adalah kamu, kau atau engkau. Jika dalam pembicaraan alquran itu kata "engkau" itu ditafsir sebagai allah, maka allah itu berbeda dengan allah yang sedang berbicara.
Jumat, 14 Februari 2025
Islam Menyajikan Kekristenan yang Palsu. Ini Penjelasannya
Beberapa ahli islam pernah berkata bahwa islam telah menyajikan kekristenan yang palsu kepada umatnya. Seorang ahli islam dari Iran bahkan berani mengatakan bahwa para ulama telah membohongi umat islam tentang agama kristen. Pernyataan ini ternyata bukanlah tanpa dasar. Video berikut ini mencoba menjelaskannya
Rabu, 12 Februari 2025
Ada Jejak Gnostisisme dalam Al-Qur'an
Senin, 10 Februari 2025
Menemukan Jejak Nestorianisme dalam Ajaran Islam
Nestorian merupakan salah satu aliran kekristenan yang sudah ada pada abad ketiga. Aliran ini sudah dinyatakan sesat dalam Konsili Efesus pada abad keempat. Aliran ini sudah hidup dan berkembang di tanah Arab, jauh sebelum kakek moyang Muhammad lahir. Bahkan saat Muhammad hidup pun aliran ini masih ada. Bukan tidak mungkin jika Muhammad banyak belajar dari orang-orang Nestorian ini sehingga pengaruhnya terlihat dalam beberapa ajaran islam. Tidak mungkinlah mengatakan allah swt yang belajar atau menyampaikan wahyu-Nya kepada kaum Nestorian sebelum kepada Muhammad.
Jumat, 07 Februari 2025
BENARKAH ISLAM AGAMA DAMAI
Kerap kita dengar pernyataan umat islam bahwa agamanya merupakan agama damai. Istilah yang sering mereka suarakan adalah islam rahmatan lil alamin. Tanpa pernah membaca alquran dan melihat rekam jejak islam selama ini, tentulah orang akan dengan sangat mudah terbuai dan dibodohi.
Rabu, 05 Februari 2025
Islam Mengajarkan untuk Membunuh
Umumnya orang memahami bahwa agama mengajarkan kebaikan. Akan tetapi, islam membolehkan umatnya untuk membunuh. Bahkan membunuh itu merupakan perintah dari Allah. Dengan kata lain, membunuh itu merupakan kewajiban dalam islam. Apakah ini namanya kebaikan?
Rabu, 29 Januari 2025
Mengkritik Cara Islam Hindari Kebenaran Kajian Islam yg Negatif
Rabu, 22 Januari 2025
Benarkah Bidadari, Perawan dan Gadis Montok di Surga yang Disebut Alquran Hanya Metafora?
Beberapa ulama islam tidak menerima keberadaan bidadari, perawan dan gadis montok di surga sebagai pemuas nafsu seksual umat islam yang masuk surga. Mereka mengatakan itu hanyalah metafora untuk menggambarkan kenikmatan yang ada di surga. Benarkah itu?
Sabtu, 18 Januari 2025
Ini e-Book yang Membahas tentang Islam
Berikut ini kami bagikan link e-Book yang membahas tentang islam. Buku-buku ini pastilah tidak akan ditemukan di toko-toko buku, mengingat resiko yang sangat besar menghadapi kebringasan kaum muslim yang merasa agamanya dihina. Memang buku-buku ini sama sekali tidak memiliki tendensi menghina, karena uraian-uraian dalam buku-buku ini lebih mengedepankan nalar akal sehat
https://www.scribd.com/document/795598038/Tiga-Pilar-Islam-Ed-Revisi
https://www.scribd.com/document/795801816/Akar-Terorisme-Islam
https://www.scribd.com/document/795876929/Ayat-Ayat-Setan
https://www.scribd.com/document/796557480/Islam-and-the-Jews-Unfinished-Battle
https://www.scribd.com/document/796688485/Islam-dan-Terorisme
https://www.scribd.com/document/797381360/Kebenaran-Tentang-Muhammad
https://www.scribd.com/document/797655316/Kehidupan-Rahasia-Nabi-Muhammad
https://www.scribd.com/document/798508085/Kenapa-Saya-Tidak-Islam
https://www.scribd.com/document/813969819/Sebuah-Studi-Tentang-Alquran
https://www.scribd.com/document/813971380/Kerudung-Yang-Terkoyak
https://www.scribd.com/document/813972926/Memahami-Psikobiografi-Muhammad
https://www.scribd.com/document/813974984/Membedah-Asal-Usul-Quran
https://www.scribd.com/document/813977692/Putra-Hamas
https://www.scribd.com/document/815052683/RAHASIA-RAHASIA-ALQURAN
https://www.scribd.com/document/815053494/Rekam-Jejak-Radikalisme-Wahabi
https://www.scribd.com/document/815099031/Sang-Putera-Dan-Sang-Bulan
https://www.scribd.com/document/815099555/Yesus-dan-Muhammad
https://www.scribd.com/document/815176352/Kajian-Islam-Atas-Al-Qur-an