Jumat, 15 Juli 2022

KAJIAN ISLAM ATAS SURAH MUHAMMAD AYAT 8

 


Dan orang-orang yang kafir maka celakalah mereka dan Allah menghapus segala amalnya. (QS 47: 8)

Kutipan ayat di atas diambil dari Al-Qur’an surah Muhammad ayat 8. Karena Al-Qur’an diyakini merupakan wahyu yang langsung dari Allah, maka kutipan kalimat di atas harus dilihat sebagai perkataan Allah sendiri. Seperti itulah kata-kata Allah, saat diucapkan-Nya kepada Muhammad. Dan Muhammad kemudian meminta pengikutnya untuk menulis kembali apa yang dikatakan Allah itu. Tulisan-tulisan itu kemudian dikumpulkan, dan jadilah kitab Al-Qur’an, seperti yang sekarang ini.

Bagi umat islam, Al-Qur’an diyakini sebagai pusat spiritualitas dan dasar iman bagi hidupnya. Karena Allah itu mahabenar, maka perkataan-Nya, yang tertulis di dalam Al-Qur’an adalah juga benar. Hal inilah yang kemudian membuat Al-Qur’an dikenal sebagai kitab kebenaran. Jika ditanya kepada umat islam kenapa begitu, pastilah mereka menjawab karena itulah yang dikatakan Al-Qur’an. Ini ibarat seseorang mengaku dirinya pintar karena dia sendiri yang mengatakannya.

Jika mencermati kutipan wahyu Allah di atas, dapatlah dikatakan bahwa kutipan tersebut cukuplah sederhana. Hal ini sejalan dengan wahyu Allah yang telah memudahkan ayat-Nya sehingga umat islam tidak susah untuk memahaminya. Allah telah berfirman bahwa Al-Qur’an adalah kitab yang jelas. Dan hal ini terlihat dalam kutipan ayat di atas. Membaca kutipan ayat Al-Qur’an di atas, tentulah orang dapat dengan mudah menafsirkan bahwa orang-orang kafir itu celaka, dan amal kebaikannya dihapus oleh Allah. Apa yang dikatakan Allah dalam ayat 8 ini seakan penegasan ulang dari ayat 1.

Tampak jelas bahwa Allah SWT sangat benci terhadap orang kafir. Dari kutipan ayat di atas terlihat kalau Allah tidak cukup membuat orang kafir celaka, tetapi juga amal kebaikan mereka dihapuskan. Kuatnya kebencian terhadap orang kafir ini dapat ditemukan dalam lembaran-lembaran Al-Qur’an. Untuk nada seperti kutipan di atas bisa ditemukan dalam surah al-Furqan ayat 23: “Dan Kami akan perlihatkan segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami akan jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.” Selain itu bisa juga dibaca dalam surah ar-Rad ayat 14: “Dan doa orang-orang kafir itu hanyalah sia-sia belaka.”

Akan tetapi, sedikit membingungkan bila wahyu Allah dalam surah Muhammad di atas dibandingkan dengan wahyu Allah dalam surah al-Baqarah ayat 62. Di sini Allah berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Sabiin, siapa saja (di antara mereka) yang beriman kepada Allah dan hari akhir, dan melakukan kebajikan, mereka mendapat pahala dari Tuhannya….” Ini berarti, Tuhannya orang kafir masih memberi pahala atas amal kebaikan yang dilakukan. Tapi, kenapa Allah SWT menghapus atau memusnahkannya. Sekali lagi tampak jelas kebencian yang begitu dalam terhadap orang kafir, sehingga mengintervensi atau mencampuri “rumah tangga” orang lain.

Dengan tafsiran yang sederhana atas surah Muhammad ini, dapat ditarik beberapa pesan penting bagi umat islam.

1.    Wahyu Allah ini membawa umat islam jatuh ke dalam kesombongan. Dengan dasar wahyu Allah ini, tak jarang umat islam menyepelekan kebaikan-kebaikan yang dilakukan oleh orang kafir. Umat islam kerap memandang hina atas kebaikan-kebaikan yang dilakukan oleh kaum kafir.

2.    Sejalan dengan pesan di atas, wahyu Allah ini membuat umat islam ambil bagian dalam kebencian Allah terhadap orang kafir. Jamak ditemui sikap benci umat islam kepada orang kafir. Tentulah akarnya ada pada kebencian Allah. Karena itu, sebenarnya tidak dapat disalahkan bila umat islam membenci atau bahkan memusuhi orang kafir, karena ia melakukan hal tersebut mengambil contoh pada Allah SWT. Masak Allah sendiri membenci orang kafir, sementara umat-Nya tidak.

3.    Darimana akar kebencian terhadap orang kafir? Jika menelusuri ayat-ayat Al-Qur’an, maka dapat ditemukan akar kebencian itu ada pada sikap paranoid Allah. Harus jujur dikatakan bahwa Allah SWT parno terhadap orang kafir. Dia curiga orang kafir dapat menarik pengikut Muhammad meninggalkan-Nya. karena itulah, Allah SWT akhirnya menanamkan kesombongan terhadap islam dan kebencian terhadap non islam. Yang menarik, umat islam pun tidak hanya ambil bagian dalam kebencian Allah, tetapi juga dalam sikap paranoid Allah SWT.

4.    Jika membandingkan dengan wahyu Allah lainnya, yang menyatakan bahwa kebaikan orang kafir diganjar pahala oleh Tuhannya, maka kutipan wahyu Allah di atas hendak menegaskan superioritas Allah SWT di atas Allah yang lain. Allah SWT mau membuat Allah-Allah orang kafir tak berkutik di hadapan Allah SWT. Terkesan ada nada kebencian pada Allah SWT terhadap Allahnya orang kafir.

5.    Wahyu Allah ini memaksa umat islam untuk tetap setia kepada islam, karena jika murtad (kembali kepada kekafiran), selain dapat dibunuh (sebagai bentuk celakanya), amal kebaikannya pun sia-sia belaka. Karena itu, sekalipun menemukan kebobrokan dalam islam, tetaplah setia pada islam.

DEMIKIANLAH 5 butir pesan yang dapat ditarik dari kajian sederhana atas kutipan wahyu Allah di atas. Dari kelima butir pesan tersebut terlihat jelas kesombongan dan kebencian begitu mendominasi gambaran Allah islam. Dan sangat menarik bahwa ternyata dua dimensi ini juga begitu dominan dalam kehidupan umat islam. Tidak heran bila menemukan ada banyak umat islam yang sombong dan penuh kebencian; ada pula yang suka menebarkan kebencian. Karena itulah, sangat dimaklumi bila islam diidentikkan dengan agama intoleran. Toleransi mengandaikan adanya sikap rendah hati. Sikap sombong dan penuh kebencian bertentangan dengan spirit toleransi.

Lingga, 18 Mei 2022

Tidak ada komentar:

Posting Komentar