Rabu, 26 Januari 2022

INILAH ANCAMAN BUAT KELUARGA

Tahun 20215 lalu, Paus Fransiskus mengadakan kunjungan apostoliknya ke Filipina. Pada hari kedua kunjungannya, Paus Fransiskus memperingatkan keluarga-keluarga terkait “ancaman keluarga”. Paus memaparkan beberapa ancaman tersebut.

Pertama, adalah masalah keuangan (ekonomi keluarga). Gambaran situasi ekonomi dengan permasalahan keuangan ini terangkum dari pernyataan seorang ibu bernama Ediza Pumarada, yang suaminya bekerja di luar negeri. Kepada Bapa Paus, Pumarada mengungkapkan beban psikologis dan emosional yang dihadapinya.

Pumarada mengatakan bahwa ia terpaksa mengambil peran ganda dalam membesarkan anak dan keluarga. Ia juga harus menjaga hubungan cinta dengan suami yang jauh di sana serta membangun sikap saling percaya. Tentu masih ada kesulitan-kesulitan lain yang tak bisa diungkapkan satu per satu.

Apa yang disampaikan Pumarada merupakan gambaran umum kehidupan keluarga di Filipina. Menurut data dari kelompok migran, ada sekitar 15 juta pekerja Filipina bekerja di lebih dari 230 negara. Di antara 230 negara itu ada juga negara-negara Timur Tengah, yang notabene dikenal sebagai negara muslim, dimana tingkat intoleransinya sangat tinggi. Keberadaan di negara islam ini menjadi tantangan tersendiri.

Kedua, materialisme dan gaya hidup. Masalah pertama tadi mengungkapkan realitas kemiskinan yang masih ada di Filipina. Namun Paus mengungkapkan sebuah ironisme. Sementara banyak orang hidup dalam kemiskinan parah, “keluarga lain terjebak dalam materialisme dan gaya hidup yang merusak kehidupan keluarga.”

Ancaman kedua ini terlihat dari kepemilikan dan mental pengagung-agungan harta benda. Orientasi orang yang sudah dirasuki hal ini adalah diri sendiri atau keluarganya saja. Materialisme dan gaya hidup membawa dampak yang merusak kehidupan keluarga, seperti perselingkuhan yang berujung pada perceraian, aborsi, dan anak-anak menjadi terlantar.

Bagi Paus, setiap ancaman terhadap keluarga merupakan ancaman bagi negara dan Gereja. “Dunia kita membutuhkan keluarga-keluarga yang baik dan tangguh untuk mengatasi ancaman ini,” kata Paus Fransiskus. Oleh karena itu, disampaikan beberapa pesan terkait masalah ini:

1.   Lindungilah keluarga dengan doa dan kasih karunia sakramen.

2.   Hormatilah kehidupan dan kelahiran sebagai sesuatu “kesucian setiap kehidupan manusia dari hamil hingga mati secara alami.”

3.   Bangunlah semangat peduli sebagai “murid misionaris Yesus” dan bersedia keluar dari rumah tangga sendiri dengan memperhatikan sesama yang membutuhkan.

Peringatan ini memang ditujukan secara langsung kepada keluarga-keluarga Filipina. Akan tetapi pesannya berlaku juga untuk keluarga-keluarga katolik dimana saja, termasuk Indonesia. Apa yang dihadapi keluarga-keluarga Filipina, dihadapi juga oleh keluarga-keluarga katolik di Indonesia.

Merantau untuk mencari uang demi perbaikan hidup keluarga banyak dilakukan oleh warga Indonesia. Permasalahan yang dihadapi keluarga Filipina di atas terjadi juga di Indonesia. Tak jarang ketika jauh dari isteri dan anak, ada suami yang tergoda untuk menikah lagi di rantau. Ada juga yang menjadi korban trafficking. Hal yang sama juga dengan masalah materialisme dan gaya hidup.

Oleh karena itulah pesan Paus Fransiskus ini relevan juga buat kita di Indonesia. Keluarga-keluarga katolik Indonesia diajak untuk menjadi tangguh dalam menghadapi ancaman kehidupan keluarga. Dalam menghadapi ancaman ini, kita tidak berjuang sendiri-sendiri.

diambil dari tulisan 7 tahun lalu 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar