Jumat, 31 Desember 2021

INILAH LIMA FAKTA TENTANG NABI MUHAMMAD YANG PERLU DIKETAHUI, KHUSUSNYA UMAT ISLAM

 


Bagi umat islam, Muhammad tidak hanya dikenal sebagai nabi penutup, tetapi juga sebagai insan kamil, manusia sempurna. Jika ditanya kenapa dikatakan demikian, tentulah umat islam langsung merujuk pada Al-Qur’an. Umat islam percaya bahwa Al-Qur’an merupakan wahyu yang langsung dari Allah. Apa yang tertulis dalam Al-Qur’an, diyakini sebagai kata-kata Allah sendiri. Karena Allah diimani sebagai maha benar, maka apa yang dikatakan dalam Al-Qur’an adalah juga benar. Dalam QS al-Haqqah: 51, dikatakan bahwa Al-Qur’an adalah kebenaran yang meyakinkan. Terkait dengan Muhammad, apa yang dikatakan Allah tentangnya tentulah merupakan satu kebenaran yang pasti.

Muhammad sebagai nabi penutup telah dikatakan Allah dalam QS al-Ahzab: 40, sedangkan gelar insan kamil merujuk pada wahyu Allah dalam QS al-Ahzab: 21 dan QS al-Qalam: 4. Dua wahyu Allah ini membuat umat islam menilai Muhammad sebagai teladan tingkah laku yang sempurna. Karena itu, tidak heran bila sosoknya dijadikan contoh teladan bagi pemeluk islam. Setiap perkataan, sikap dan perbuatan Muhammad selalu dijadikan rujukan tingkah laku umat islam. Jadi, setiap umat islam akan melakukan apa yang dikatakan Muhammad, dan akan berbuat seperti sikap dan perbuatan Muhammad. Tak sedikit umat islam menyanjungnya.

Akan tetapi, jika ditanya dimana letak kesempurnaan Muhammad, tentulah akan terjadi perdebatan hangat. Kata “sempurna”, secara negatif, bisa dimaknai sebagai tidak ada cela. Bagi orang yang punya akal sehat, gelar “sempurna” yang disematkan pada Muhammad tak dapat diterima. Logika sederhananya begini: manusia itu tidak sempurna; Muhammad adalah manusia; maka Muhammad tidak sempurna. Tentulah umat islam menolak logika ini. Mereka pasti akan menampilkan semua sisi positif Muhammad dan mengabaikan sisi negatif. Dengan kata lain, umat islam akan tidak mengakui adanya sisi negatif Muhammad. Mereka tidak sadar kalau sikap seperti itu mengandung konsekuensi iman.

Kalau melihat sisi positif Muhammad, tentulah mudah didapat, karena semua itu sudah diketahui oleh pemeluk islam. Umat islam perlu juga mengetahui sisi negatif Muhammad. Perlu diketahui bahwa sisi negatif ini bukan lahir dari orang-orang yang membenci atau memusuhi Muhammad, melainkan dari Allah dan orang-orang yang dicintainya. Jadi, jika umat islam mau menerima sisi positif Muhammad dari wahyu Allah, kenapa mereka menolak wahyu Allah yang memaparkan kenegatifan Muhammad? Hadis dianggap sebagai salah satu sumber kebenaran islam. Menolak sisi negatif Muhammad dapat berarti menolak salah satu sumber kebenaran islam.

Berikut ini akan dipaparkan fakta tentang Muhammad yang wajib diketahui oleh pemeluk islam. Perlu diketahui bahwa fakta-fakta ini bersumber dari sumber islam sendiri.

1.    Punya dosa

Ini fakta pertama: ternyata Muhammad punya dosa. Kedosaan ini hendak membuktikan bahwa dia adalah manusia, bukan malaikat. Fakta Muhammad memiliki dosa dapat dibaca dalam ayat-ayat Al-Qur’an, yang merupakan wahyu Allah (QS al-Fath: 2, QS Hud: 112 dan QS at-Taubah 117). Dengan perkataan lain, kedosaan Muhammad itu dinyatakan oleh Allah, baik secara langsung maupun tidak langsung. Karena memiliki dosa, Muhammad tidak jauh beda dengan manusia lainnya. Allah menyatakan bahwa Muhammad tidak bisa menjamin keselamatannya sendiri (QS al-Ahqaf: 9), sehingga untuk keselamatannya Allah terpaksa meminta umat islam untuk mendoakan Muhammad (QS al-Ahzab: 56). Jadi, jika Allah sendiri mengatakan Muhammad punya dosa dan tak bisa menyelamatkan dirinya sendiri, pantaskah dia dikatakan manusia sempurna? Atau dimanakah letak kesempurnaan Muhammad sehingga patut diteladani? Umumnya orang yang disebut sempurna setidaknya tidak mempunyai cela, apalagi dosa. Padahal Muhammad ada, meski tidak disebutkan apa dosanya. Sementara Nabi Isa Almasih, yang oleh Allah disebut “suci” (QS Maryam: 19), tak pernah dinyatakan dan dianggap sebagai manusia sempurna.

2.    Menikahi anak usia dini

Adanya dosa menunjukkan adanya kelemahan kepribadian Muhammad. Tentang hal ini tentulah para hetter mempunyai segudang catatan. Namun, di sini tidak akan ditampilkan catatan mereka, melainkan hanya didasarkan pada sumber islam. Adalah fakta bahwa Muhammad pernah menikahi perempuan usia 6 tahun dan bersetubuh dengan anak usia 9 tahun. Gadis yang dinikahi dan disetubuhi itu kemudian menjadi istri favoritnya, yaitu Siti Aisyah. Fakta ini didasarkan pada pengakuan Aisyah sendiri, yang dapat dibaca dalam 2 hadis terpercaya, yaitu HS Bukhari Vol 7, Bk. 62, no. 64 – 65, 88, dan HS Muslim Bk 8, no. 3310. Perlu diketahui bahwa pada saat menikahi Aisyah itu, usia Muhammad sudah hampir memasuki 60 tahun. Jadi, pria yang disebut sebagai nabi, pada usia hampir 60 tahun menyetubuhi anak gadis usia 9 tahun. Pantaskah itu dilakukan oleh seorang nabi? Pantaskah itu disebut sebagai teladan tingkah laku yang sempurna? Apakah hal ini membuat Muhammad diberi gelar manusia sempurna? Apapun jawabannya, setiap umat islam wajib menghidupi apa yang dilakukan oleh Muhammad, karena dia adalah teladan tingkah laku yang sempurna. Jadi, muslim sejati pastilah akan menikahi anak usia 6 tahun atau menyetubuhi anak usia 9 tahun seperti yang dicontohi sang insan kamil.

3.    Kekuatan seks yang super

Satu fakta yang tak bisa dipungkiri adalah bahwa Muhammad mempunyai kemampuan seksual yang super. Hal ini bukan saja didasarkan pada jumlah istri yang terbilang banyak, tetapi juga kemampuan berhubungan seks dengan istri-istrinya. Dalam HS Bukhari Vol 1, Bk. 5, no. 282 diceritakan bahwa dalam satu malam Muhammad berhubungan seks dengan 9 orang istrinya. Memang tidak ada keterangan apakah ini dilakukan sekali seminggu, atau sebulan sekali atau setiap hari. Juga tak ada informasi apakah itu dilakukan bersamaan atau satu per satu (bergiliran). Jika dilakukan bersamaan (9 istri dalam satu ruang), tidak ada keterangan berapa lama adegan persetubuhan tersebut; dan jika dilakukan bergiliran, berapa lama yang dibutuhkan Muhammad untuk berhubungan seks dengan satu istrinya. Namun yang pasti, dalam satu malam Muhammad bersetubuh dengan 9 orang istrinya. Tentulah membutuhkan tenaga ekstra supaya mampu melakukan hal tersebut. Apakah kekuatan ekstra ini yang membuat Muhammad dinilai sebagai manusia sempurna? Berhubung setiap umat islam wajib menghidupi apa yang dilakukan oleh Muhammad, maka umat islam pertama-tama harus berpoligami dan berupaya untuk bersetubuh dengan istri-istrinya dalam satu malam seperti yang dicontohi oleh Muhammad.

4.    Disetarakan dengan Allah

Agama islam dikenal sebagai agama tauhid. Konsep tauhid dipahami dengan pengakuan hanya satu Allah. Tidak ada Allah yang lain. Adalah dosa berat bila menyekutukan Allah. Akan tetapi, dalam Al-Qur’an bisa ditemukan wahyu Allah yang secara implisit menempatkan Muhammad “setara” dengan Allah. Inilah fakta keempat, yaitu Muhammad “setara” dengan Allah. Dalam QS an-Nisa: 80 dikatakan bahwa taat kepada Muhammad sama artinya taat kepada Allah. Ada banyak ayat Al-Qur’an yang menuntut umat islam untuk taat kepada Allah dan Muhammad. Kalau menggunakan kalimat negatif, tak taat kepada Muhammad, berarti tak taat kepada Allah. Wow, luar biasa. Di sini Muhammad sama dengan Allah. Wahyu Allah dengan nada seperti ini diulang kembali dengan pembalikan subyek dalam QS al-Anfal: 1. Pada surah ini ditegaskan bahwa ketaatan kepada dua subyek ini menjadi indikasi keberimanan. Sementara dalam QS al-Fath: 9 sosok Muhammad diimani sama seperti mengimani Allah. Karena kesetaraan itu akan ada dampak jika umat islam tidak memperhatikan atau menghormati kesetaraan itu. Ada banyak wahyu Allah yang menegaskan hal ini, misalnya menentang Allah dan Muhammad berarti masuk neraka (QS at-Taubah: 64) atau hinaan (QS al-Mujadilah: 20); memerangi Allah dan Muhammad berarti mati atau dibunuh (QS al-Maidah: 33); menyakiti Allah dan Muhammad berarti dilaknat atau mendapat azab (QS al-Ahzab: 57); tak beriman pada Allah dan Muhammad berarti masuk neraka (QS al-Fath: 13).

Dari wahyu-wahyu Allah ini terlihat jelas adanya kesetaraan antara Muhammad dan Allah. Ketaatan kepada Allah tidak akan lengkap tanpa ketaatan kepada Muhammad, atau iman kepada Allah tidak sempurna tanpa beriman kepada Muhammad (bisa juga sebaliknya). Ini menjadi semacam ironi. Di satu sisi islam melarang menyekutukan Allah, namun di sisi lain ia justru menyekutukan Allah. Kesetaraan dengan Allah ini terlihat dari kewenangan Muhammad menentukan seseorang masuk surga atau neraka, padahal kewenangan itu hanya milik Allah saja. Atau Muhammad berkuasa untuk menentukan seseorang bisa dibunuh atau tidak, padahal hidup mati manusia ada di tangan Tuhan. Apakah kesetaraan ini yang membuat Muhammad diberi gelar manusia sempurna?

5.    Mengajarkan umat islam membunuh orang murtad

Mungkin karena statusnya “setara” dengan Allah, maka Muhammad mempunyai kuasa atas hidup mati orang. Seperti Allah yang berkuasa mencabut nyawa manusia, Muhammad pun demikian. Muhammad memerintahkan umat islam untuk membunuh orang islam yang meninggalkan islam, alias murtad. Perintah ini dapat ditemui dalam HS Bukhari Vol. 9, Bk. 84, no. 57. Sejalan dengan fakta keempat, perintah ini menjadi kewajiban bagi umat islam, karena taat kepada Muhammad berarti juga taat kepada Allah. Karena itu, dalam no. 58 dari sumber hadis yang sama, dikatakan bahwa membunuh orang yang murtad merupakan perintah Allah dan Muhammad. Orang islam yang beriman mau tak mau harus melakukan hal ini sejalan dengan wahyu Allah (QS al-Anfal: 1). Dapat dikatakan bahwa kesempurnaan Muhammad terletak pada perintahnya untuk membunuh orang murtad. Sebagai teladan tingkah laku yang sempurna, yang mewajibkan umat islam mengikutinya, maka setiap umat islam terpanggil untuk membunuh orang islam yang murtad. Inilah fakta kelima Muhammad. Karena setiap umat islam wajib melaksanakan apa yang dikatakan oleh Muhammad, maka umat islam wajib membunuh setiap orang islam yang murtad.

DEMIKIANLAH lima fakta tentang nabi Muhammad, yang oleh umat islam dinilai sebagai manusia sempurna, dan oleh Allah dikatakan “berbudi pekerti yang luhur.” (QS al-Qalam: 4). Sebenarnya masih banyak fakta lain lagi yang bisa diungkapkan. Salah satunya adalah ajaran Muhammad, yang secara medis sungguh bertentangan dengan akal sehat. Akan tetapi, karena sudah dikatakan sebagai insan kamil dan teladan tingkah laku yang sempurna, maka umat islam wajib mengikutinya. Bagi orang yang mempunyai akal sehat, tentulah pernyataan Allah dan juga penilaian umat islam sungguh tak masuk akal. Bagaimana mungkin orang yang menikahi anak usia 6 tahun dan bersetubuh dengan anak usia 9 tahun bisa disebut “berbudi pekerti yang luhur.”? Bagaimana mungkin orang dengan perintah yang kejam nan biadab layak dikatakan “berbudi pekerti yang luhur.”?

Yang sedikit menggangu akal sehat lainnya adalah fakta keempat. Allah sendiri telah menyatakan bahwa Dia tidak mau disekutukan. Artinya, hanya Dia saja yang disembah dan diimani. Bagaimana mungkin Allah mengangkat seorang manusia untuk ditaati, seperti taat kepada diri-Nya? Bagaimana mungkin Allah mengangkat seorang manusia untuk diimani, seperti mengimani diri-Nya? Apakah Allah tidak sadar kalau pernyataan-Nya itu menimbulkan kesan Muhammad setara dengan diri-Nya? Jika Allah tidak sadar, maka Allah itu sungguh maha bodoh; dan jika Allah sadar, maka Allah itu menyangkal diri-Nya sendiri, dan ini pun membuat Allah sungguh maha bodoh. Kebodohan Allah itu terlihat pada dua hal, yaitu [1] bagaimana mungkin orang yang sudah dinyatakan berdosa layak “disetarakan” dengan diri-Nya; dan [2] Allah telah menyatakan tidak ada yang setara dengan diri-Nya, tapi Allah sendiri justru membuat Muhammad “setara” dengan diri-Nya.

Sekali lagi, kelima fakta nabi Muhammad ini, secara manusiawi, sungguh tidak masuk akal sehat. Namun anehnya, semua umat islam, dari yang tidak berpendidikan hingga yang berpendidikan tinggi, tetap melihat Muhammad sebagai manusia sempurna sekalipun tahu akan fakta-fakat tersebut. Entah bagaimana caranya umat islam memahaminya sehingga kelima fakta tersebut menjadi masuk akal mereka. Hanya umat islam saja yang tahu.

Lingga, 8 November 2021

by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar