Selasa, 02 November 2021

MENGENAL API PENYUCIAN

 

Kita tentu sudah pernah mendengar tentang keberadaan "api yang membersihkan dosa-dosa" menurut Kitab Suci. Oleh Gereja Katolik, api ini dinamakan Api Penyucian. Lantas, apa sesungguhnya Api Penyucian itu?

Menurut Katekismus Gereja Katolik #1030-1032, Api Penyucian adalah "suatu kondisi yang dialami oleh orang-orang yang meninggal dalam keadaan rahmat dan dalam persahabatan dengan Tuhan, namun belum suci sepenuhnya, sehingga memerlukan proses pemurnian selanjutnya setelah kematian."

Pemurnian di dalam Api Penyucian sangat berbeda dengan siksa neraka. Jiwa-jiwa yang masuk Api Penyucian adalah mereka yang nantinya PASTI akan masuk Surga, hanya saja mereka perlu dimurnikan lebih lanjut. Sedangkan jiwa-jiwa yang masuk Neraka, ini adalah hukuman final dan kekal bagi mereka.

Jadi mereka yang di Api Penyucian bukanlah calon penghuni Neraka. Ia juga bukan "kesempatan kedua" bagi jiwa-jiwa yang sudah diputuskan masuk Neraka. Jiwa yang diputuskan masuk Neraka, langsung masuk Neraka. Sedangkan jiwa yang diputuskan masuk Surga, entah langsung masuk Surga, atau harus lewat Api Penyucian dulu.

KARENA KASIH ALLAH

Api Penyucian ada karena belas kasih dan kerahiman Allah yang begitu besar kepada manusia. Sebab, jiwa-jiwa yang setia padanya namun belum dapat masuk Surga, masih diberikan waktu untuk pemurnian agar dapat menikmati kebahagiaan kekal sepenuhnya. Tanpa jiwa yang sungguh-sungguh murni, orang tidak bisa berhadapan muka dengan-Nya.

Lantas, kalau memang Allah begitu mengasihi kita, kenapa jiwa-jiwa tidak langsung masuk Surga saja? Bukannya dengan demikian Allah lebih "baik" lagi?

Allah memang adalah kasih, namun Allah juga adalah kudus (Yes 6:3). "Tidak akan masuk ke dalamnya [surga] sesuatu yang najis" (Why 21:27). Kebenaran Ilahi ini tidak mungkin ditentang oleh Allah sendiri. Maka, tidak dapatlah orang yang "setengah kudus" atau "agak suci" masuk Surga.

Apabila Allah itu jahat, maka yang "setengah kudus" ini mudah saja, langsung masukkan saja ke Neraka, toh tidak bisa masuk Surga. Namun, Allah masih memberikan kita kesempatan pemurnian di Api Penyucian. Inilah bentuk kasih-Nya yang begitu mendalam, lebih dalam daripada kasih kita kepada-Nya.

KARENA KEADILAN ALLAH

Api Penyucian juga ada karena keadilan Allah, yaitu dalam hal:

1.   Akibat Dosa.

Dosa dan akibat dosa adalah 2 hal yang berbeda. Dosa yang sudah diampuni, bukan berarti akibat dosa langsung hilang begitu saja. Konsep ini sudah ada sejak Perjanjian Lama. Misalnya, Nabi Musa yang berdosa karena sempat tidak percaya kepada Tuhan, dihukum tidak dapat masuk ke Tanah Terjanji (Bil 21:12). Contoh lain, Nabi Zakharia, yang tidak percaya akan berita malaikat Gabriel, menjadi bisu (Luk 1:20). Mereka semua adalah orang-orang benar, orang-orang kudus, namun tetap memperoleh hukuman karena akibat dosanya.

Akibat dosa inilah yang membuat banyak jiwa yang memperoleh Surga, tidak dapat langsung masuk Surga, melainkan harus melalui Api Penyucian.

2.   Dosa Berat dan Dosa Ringan.

Beberapa ajaran berpendapat bahwa semua dosa sama saja. Namun Iman Katolik mengimani perbedaan antara dosa berat dan dosa ringan. Tuhan Yesus sendiri pun berkata kepada Pilatus: "Dia yang menyerahkan Aku kepadamu, lebih besar dosanya." (Yoh 19:11)

Konsekuensi dari ajaran ini adalah, jika kita meninggal dalam keadaan sempurna dalam rahmat Allah, maka kita dapat langsung masuk Surga. Namun jika kita meninggal dalam keadaan dosa berat dan tidak bertobat, maka kita masuk Neraka. Jika kita berada di tengah-tengah: meninggal dalam keadaan rahmat (tidak berdosa berat), namun masih mempunyai dosa ringan atau masih menanggung akibat dosa, maka kita masuk Api Penyucian.

*

Demikianlah, realita Api Penyucian yang sungguh harus kita syukuri. Begitu besar kasih-Nya kepada kita! Puji Tuhan, amin.

diambil dari tulisan 7 tahun lalu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar