Selasa, 12 Oktober 2021

ROSARIO MEMBEBASKAN DARI JERAT NARKOBA

 

Berikut ini adalah wawancara yang dilakukan dengan Frans Lodewijk Schouwd, salah satu mantan pemakai narkoba yang kini aktif di BK Pena (Badan Kerjasama Peduli Napza & HIV/Aids), yaitu badan kerja sama yang membawahi beberapa bidang, seperti HIV Aids dan Narkoba.

Kapan pertama kali kamu jadi pemakai?

Tahun 1991. Karena aku kerja di salah satu perusahaan swasta terkenal di Indonesia, di Trakindo. Aku di bagian purchasing. Di situ kita selalu berhubungan dengan orang luar, mereka adalah supplier-supplier. Kalo kita bisa kerja sama dengan mereka, mereka akan kasih entertaint buat kita. Nah, dari entertaint yang mereka kasih itulah aku jadi lebih parah. Jadi tahun ‘91 itu kehidupanku parah. Parah maksudnya adalah aku kena yang lebih bahaya lagi, karena di sana aku mainnya sama yang lebih mahal, udah pake inex, sabu-sabu, dan lain-lain. Kalo tahun-tahun sebelumnya aku cuma pake crack, sejenis kokain gitu deh…

Lho berarti ‘91 bukan awalnya donk?

Iya, tapi itu awal dari yang lebih parah.

Kenapa? Karena mau coba-coba aja atau karena ada masalah lain?

Enggak, karena pergaulan aja. Aku sekolah di STM 1 Boedi Oetomo. Keluargaku baik-baik aja, bahkan sampai saat ini orang-orang dekatku dan orang tuaku gak tau kalo aku pernah pake. Karena memang dari dulu, sejak sekolah aku uda nyari nafkah untuk diri sendiri. Orang tuaku sih tetap kasih uang jajan ke aku, tapi aku tetap jualan koran, semir sepatu dan sampai sekarang aku menjabat sebagai managing director di suatu perusahaan, itu bukan berkat siapa- siapa, itu hanya karena berkat Tuhan. Aku gak pernah minta uang sama orang tuaku, karena aku bisa dapat sendiri dan dengan penghasilanku itulah aku bisa menghidupi diriku sendiri. Jadi aku kena seperti itu, pertama karena pergaulan dan hal lain adalah karena aku punya uang sendiri, beda dengan teman yang lain yang gak punya uang lalu nyolong dan lain-lain.

Siapa yang pertama ngenalin kamu sama narkoba?

Temen-temen, yah aku coba-coba aja.

Abis tamat SMA kamu kuliah?

Iya, aku kerja dulu di Trakindo setahun, lalu ambil kuliah malam di Mustopo, jurusan PR.

Waktu itu masih niat belajar?

Masih, karena aku bukan pemakai yang addict, kalau aku mau pake, aku pake, kalo engga ya engga.

Lho, Bukannya narkoba itu sesuatu yang adiktif?

Iya memang adiktif, tapi itu dengan keinginan kita, kalo kita mau pake terus ya akhirnya pake, tapi kalo kita bilang ‘gua gak mau pake ah’, ya ga pake. Dan pake narkoba bukan suatu rutinitas buat aku.

Tapi sesuatu yang adiktif itu kan walaupun kita ga mau tapi tetap harus pake?

Iya, sekarang pun aku punya keinginan untuk pake, tapi aku gak mau. Kalo kita bisa menjaganya, kalo kita bilang hari ini gua gak mau pake, ya bisa aja, karena rutinitas atau adiktif itu sendiri sebenarnya muncul dari diri kita sendiri donk. Kenapa orang bisa sembuh, bisa normal kembali? Karena dia menolak adiktif itu sendiri. Tapi rasa keinginan atau adiktif itu bekerja itu pasti ada.

Kapan mau sembuhnya?

Aku sembuh tahun 2000. Pemakai itu cape dan aku mau sembuh karena itu membosankan, karena gitu-gitu aja. Itu karena kebaikan Tuhan dan emang aku mau lepas. Kehidupan seperti itu sebetulnya semu.

Masih ke gereja gak selama 5 tahun itu?

Masih, tapi jarang, sebulan paling sekali. Kalau mau ke gereja ya ke gereja, kalau engga ya engga, terima komuni ya komuni gitu. Waktu itu aku masih kenal Tuhan. Dan aku bersyukur karena aku orang Katolik, kalau bukan mungkin aku udah bangkrut dan mati kali.

Saat mau lepas dari narkoba susah gak?

Aku bukan pemakai berat, maksudnya aku tidak setiap hari, frekuensinya bisa seminggu 2 atau 3 kali. Aku bisa tahan karena emang aku kerja dan aku juga punya kehidupan. Kita bisa lepas dari narkoba atas kesadaran kita sendiri, dan kita berhenti juga atas kesadaran diri sendiri. Sekarang kalo lo mao pake, lo pake aja di depan gua, tapi gua gak akan coba lagi karena gua tahu, gua uda sadar. Aku berhenti karena aku udah bosen dan cape. Aku cuma bilang, “Tuhan kenapa aku hidupnya seperti ini?” Aku ngomong itu waktu lagi di diskotik, lagi on, lagi tinggi. Abis on itu, siangnya aku ke Katedral, duduk, nangis, berdoa. Sorenya ada orang-orang yang rosario. Aku nongkrong aja di sana, dan rosario itu pun aku baca, aku gak hafal. Dulu aku hafal. Waktu aku baru mau lepas, aku masih diajak sama teman-temanku untuk balik lagi, kadang ada keinginan juga. Dulu waktu pertama berhenti juga masih sekali-sekali tetep jalan tetapi akhirnya atas dasar keinginan sendiri untuk sadar akhirnya aku menolak. Dan beruntung sekali, saat aku sadar aku diajak sama Mas Victor Jarot untuk bisa gabung, bantu di Keuskupan untuk acara BK Pena. Jadi sampe saat ini sibuk di sini.

Mas Victor Jarot tau?

Engga, mereka gak tau. Itu karena berkat Tuhan, satu jalan yang dikasih Tuhan kepadaku. Mungkin karena Bunda Maria kali ya… karena dari dulu aku memang suka Rosario. Keluarga juga tidak perlu tahu karena itu adalah nightmare untukku. Aku gak akan bilang ke orang tuaku. Aku tahu cara mereka mendidikku dengan baik, tapi karena keingitahuan dan pergaulanku jadinya aku seperti itu. Dan jangan sampai tahu dari aku. Aku ga mau karena aku punya perasaan bahwa mereka akan sedih, walaupun aku udah recovery. Dan aku paling gak tahan kalau ibuku nangis.

Hidup yang dulu dan sekarang enakkan mana?

Kalo mau dibilang kehidupan gak ada enaknya, tapi bisa dibilang sekarang aku lebih tough karena aku punya sebuah usaha, jabatan, finance yang lumayan untuk kehidupanku next. Kalau dibanding sama dulu, aku punya kehidupan yang nikmat tapi kalau kita masuk ke dunia gelap, rejeki atau uang tuh gak ada putusnya, tapi waktu kita melakukan kebaikan, rejeki kita putus, karena ada batu-batu kerikil yang harus kita hadapi. Sekarang kehidupanku lebih berkembang (Frans saat ini bekerja di PT Abdi Kita Segara, supplier pelaut Indonesia. - red)

Pandangan kamu terhadap para pemakai narkoba apa sih?

Sebetulnya gini, kalo kita sesama temen yang pemakai, sebenarnya kasihan. Menyadarkan mereka tidak secepat yang orang kira, tidak secepat yang keluarga inginkan. Yang terpenting adalah memotivasi mereka untuk sadar sendiri bahwa yang mereka pake itu sebenarnya membosankan, cape. Sebenarnya mereka sadar tapi ga mau berhenti adalah karena, pertama, kebutuhan mereka udah tinggi. Kedua, mereka harusnya melihat bahwa mereka bisa berhenti, dengan catatan mereka harus bergaul dengan yang bukan pemakai, jangan bergaul dulu dengan yang pake selama beberapa lama.

Bagaimana cara menyadarkan para pemakai narkoba?

Mendekatkan diri pada Tuhan, penting bagaimana kita mendekatkan diri pada Tuhan. Walaupun kita lagi pake. Aku menghimbau pada temen-temen yang pake. Kalo lo lagi mau pake, coba keinginan lo untuk pake dialihkan pada keinginan lo untuk berdoa, itu aja. Kita devosi pada Bunda Maria. Rosario itu bisa menyembuhkan, karena aku sendiri ngalamin, karena dengan kedekatan aku dengan Bunda Maria aku bisa seperti ini. Tapi kita ga bisa bilangin dan ngasih solusi begitu aja! Kita harus ajak mereka untuk melakukan itu, misalnya ‘yuk kita rosario bareng, yuk kita ke gereja jam 11 bareng’ dan itu adalah suatu ajakan yang efektif... Misalnya muslim, diajak ke pengajian dan lain-lain gitu. Kalau kita bilang ‘eh, lo jangan pake, nanti lo bisa gini, bisa gitu...’, mereka bakal bilang bahwa lo basi!

Setelah mengalami masa-masa yang gelap, sekarang apa harapan hidup kamu?

Aku ingin jangan sampai kehidupanku, keluargaku dan anak-anakku nanti terjerumus dalam narkoba. Mereka harus dibekali dengan pengetahuan tentang bahaya dari HIV, AIDS dan narkoba. Kalau untuk orang lain, aku, sebagai orang yang pernah melakukan kehidupan itu, memberitahukan pada mereka bagaimana bahaya, akibat dan kehidupan yang buruk dari narkoba itu sendiri.

Punya pesan-pesan untuk teman-teman?

Keinginan untuk memakai itu kita alihkan untuk keinginan kita berdoa kepada Tuhan aja. Dan yang paling tepat untuk sembuh adalah kita melakukan doa Rosario, itu obat yang paling tepat. Tidak ada obat lain yang paling tepat, yang lebih ampuh dan tidak ada obat lain yang paling bisa menyembuhkan para junkies…hanya doa Rosario yang paling tepat! Dan aku memang tertolong karena aku Rosario. Aku melihat biji-biji Rosario itu merupakan perwujudan bagaimana kita mau melakukan suatu perbaikan-perbaikan dan di akhir dari rosario kita akan menemukan kenikmatan. Biji-biji itu adalah sengsara Yesus dan oleh karena itu kita harus memperbaiki keinginan kita, kemauan kita, dosa kita. Doa yang terindah menurutku adalah doa Rosario.

diambil dari tulisan 7 tahun lalu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar