Jumat, 05 Maret 2021

KAJIAN ISLAM ATAS SURAH AL BAQARAH 6

 


 “Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, engkau (Muhammad) beri peringatan atau tidak engkau beri peringatan, mereka tidak akan beriman.” [QS 2: 6]

Sebelum menelaah kutipan ayat Al-Qur’an di atas, pertama-tama harus disadari dan diketahui bahwa Al-Qur’an adalah keterangan yang jelas (QS Ali Imran: 138; bdk. QS Ibrahim: 52). Karena sudah jelas, maka pemaknaan ayat Al-Qur’an didasarkan pada apa yang tertulis. Yang tertulis dalam Al-Qur’an merupakan keterangan yang diberikan oleh Allah supaya manusia bisa mengerti (QS al-Baqarah: 242). Dengan demikian, umat tidak perlu lagi menafsir-nafsir ayat-ayat Al-Qur’an, karena maknanya sudah jelas seperti yang tertulis.

Surah al-Baqarah masuk dalam kelompok surah Madaniyyah. Karena itu, dapat dipastikan bahwa ayat ini turun di Madinah. Siapa yang dimaksud dengan orang kafir dalam ayat ini? Ada 2 pendekatan untuk menjawab pertanyaan ini, yaitu jika surah ini turun diawal kedatangan Muhammad dan pengikutnya, atau jika surah ini turun setelah Muhammad dan pengikutnya sekian lama menetap di Madinah. Perlu diketahui bahwa pada waktu itu di Madinah terdapat setidaknya terdapat 3 suku atau kelompok, yaitu orang Arab Madinah, orang Yahudi dan orang Kristen. Berhubung orang kafir sudah dikaitkan dengan orang-orang yang bukan pengikut Muhammad, maka jika surah ini turun diawal kedatangan Muhammad, bisa dikatakan bahwa 3 suku atau kelompok tersebut yang dimaksud orang-orang kafir dalam ayat ini. Namun jika jika surah ini turun setelah Muhammad sekian lama menetap di Madinah, maka yang dimaksud dengan orang-orang kafir dalam ayat ini adalah orang Yahudi dan orang Kristen.

Ayat 6 ini tidak bisa dipisahkan dengan ayat-ayat sebelum dan sesudahnya. Konteks ayat ini adalah nabi Muhammad sedang menjalankan misi perutusannya untuk menyampaikan risalah Allah SWT, yaitu peringatan. Dalam ayat ini tidak jelas apa yang dimaksud dengan peringatan itu. Sepintas bisa dikatakan bahwa yang dimaksud dengan peringatan itu adalah Al-Qur’an. Namun jika membaca ayat-ayat sebelumnya, maka dapatlah diketahui juga beberapa hal yang termasuk peringatan itu, yaitu beriman kepada Al-Qur’an dan hari akhirat.

Apa tujuan Muhammad menyampaikan peringatan ini? Tentulah tujuan mulianya adalah agar orang-orang kafir di Madinah itu mendapatkan keselamatan. Atau memakai istilah yang ada dalam ayat 6, tujuan peringatan itu adalah supaya orang-orang kafir beriman. Di balik tujuan mulia itu ternyata ada tujuan tersembunyi, yaitu untuk memperbanyak pengikut. Membuat orang-orang kafir beriman berarti menjadikan mereka pengikut Muhammad. Banyaknya pengikut tentu membantu mempercepat misi tersembunyi Muhammad, yaitu merebut dan menguasai Mekkah. Akan tetapi, terlihat kesan bahwa tujuan mulia ini terbaca oleh orang-orang kafir yang sudah memiliki kepercayaan, yaitu orang Yahudi dan Kristen. Mereka sama sekali tidak percaya pada warta Muhammad itu.

Membaca ayat 6 ini saja dan merenungkannya, kita dapat mengetahui dan sedikit memastikan bahwa surah al-Baqarah ini turun setelah Muhammad sekian lama menetap di Madinah. Sangat tidak mungkin bila ayat ini turun saat pertama kali Muhammad tinggal di Madinah. Tentulah dia sudah cukup lama tinggal di Madinah. Bukan tidak mustahil saat itu Muhammad sudah memiliki beberapa istri, termasuk salah satunya adalah Aisyah. Dapat dipastikan bahwa selama tinggal di Madinah Muhammad selalu mewartakan peringatan kepada orang-orang kafir. Namun usahanya sepertinya sia-sia. Orang-orang kafir, mungkin orang Yahudi dan Kristen, menolak warta peringatannya.

Oleh karena itulah, maka ayat ini turun. Allah SWT menyampaikan kepada Muhammad bahwa percuma mewartakan peringatan kepada orang-orang kafir. Disampaikan ataupun tidak orang-orang kafir tetap tidak akan beriman kepada pengajaran Muhammad, yaitu Al-Qur’an, Allah SWT, hari kiamat, dll. Menjadi pertanyaan, kenapa orang-orang kafir memilih tetap tidak beriman. Menarik kalau ayat 6 ini dikaitkan dengan ayat 7. Di sini terdapat jawabannya, yaitu bahwa Allah-lah faktor penyebab orang-orang kafir tidak beriman pada warta peringatan yang disampaikan Muhammad. Dikatakan bahwa Allah telah mengunci hati dan pendengaran serta menutup penglihatan orang-orang kafir.

Sepintas, jika membaca ayat 6 dan ayat 7 secara terpisah, maka pada ayat 6 akan ditemukan kebodohan dan kedegilan orang-orang kafir, sementara pada ayat 7 terlihat kehebatan Allah SWT. Jika dibaca secara terpisah, ayat 6 menampilkan aspek negatif pada orang-orang kafir, sedangkan ayat 7 aspek positif Allah SWT. Akan tetapi, akan lain penilaiannya jika kedua ayat ini dibaca dalam satu kesatuan atau ayat 7 tidak berdiri sendiri melainkan terhubung erat dengan ayat 6. Jika dibaca dalam kesatuan utuh, maka orang-orang kafir pada ayat 6 tidak terkesan positif atau negatif, tetapi netral, sementara Allah SWT terlihat negatif. Di sini terlihat jelas kalau Allah tampak bodoh dan sedang mempermainkan Muhammad.

Kenapa Allah tidak membuka hati dan pikiran orang-orang kafir agar mereka menerima peringatan yang disampaikan Muhammad? Jika Allah ingin agar orang-orang kafir itu menerima peringatan yang diwartakan Muhammad, sudah seharusnya Allah tidak mengunci hati dan pendengaran serta menutup penglihatan mereka. Di sinilah terlihat jelas kebodohan Allah SWT. Ataukah Allah mau mempermainkan Muhammad. Allah melihat usaha Muhammad mewartakan peringatan kepada orang-orang kafir, namun Allah mengunci hati dan pikiran mereka. Allah memang tidak menghendaki orang-orang kafir mendengarkan dan menerima peringatan yang disampaikan Muhammad. Mungkin Allah tersenyum-senyum menyaksikan usaha Muhammad yang sia-sia, karena memang Allah telah menutup hati dan pikiran orang-orang kafir. Dan untuk menghibur Muhammad diturunkanlah ayat ini.

Ada satu hal menarik lainnya dari telaah atas ayat 6 (dan ayat 7) ini. Satu hal itu sungguh menggangu akal sehat bagi orang beriman. Tampak jelas bahwa sejak awal Allah tidak menghendaki orang-orang kafir menerima warta peringatan Muhammad. Allah-lah yang membuat mereka tidak mau beriman dan menerima peringatan yang disampaikan utusan-Nya itu. Akan tetapi, sekalipun Allah penyebabnya kenapa malah orang-orang kafir yang disalahkan.

Jika pertanyaan kenapa orang-orang kafir memilih tetap tidak beriman tidak dikaitkan dengan ayat 7, maka akan ditemukan beberapa jawaban, yang ujung-ujungnnya bermuara pada penolakan akan kenabian Muhammad. Inti penolakan orang-orang kafir akan warta peringatan Muhammad adalah soal status atau perannya sebagai nabi. Sebagaimana sudah diketahui surah Baqarah ini turun setelah Muhammad menetap cukup lama di Madinah. Ketika datang pertama tentulah Muhammad memperkenalkan/diperkenalkan sebagai nabi. Akan tetapi, ketika melihat kehidupannya yang jauh dari standar kriteria seorang nabi dan mendengar warta-wartanya yang terkait dengan kisah-kisah yang ada dalam kitab suci orang-orang kafir, maka mereka segera menolaknya.

Jadi, sebenarnya orang-orang kafir tidak menerima warta peringatan Muhammad dan tidak mau beriman bukan karena peran Allah SWT, melainkan karena keputusan logis. Namun sayangnya, keputusan logis ini justru disalahkan oleh Allah, hanya untuk membela Muhammad.

Dabo Singkep, 15 Januari 2021

by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar