Senin, 09 Maret 2020

PAUS FRANSISKUS: KELEMAH-LEMBUTAN MEMPERSATUKAN, KEMARAHAN MEMISAHKAN

Berbicara tentang Sabda Bahagia ketiga dalam Injil Matius, “Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi,” Paus Fransiskus mengatakan bahwa orang yang lemah lembut adalah baik dan tanpa kekerasan, yang menolak menjadi marah saat kemarahan meningkat. “Siapa pun bisa tampak lembut hati saat semuanya tenang, tetapi bagaimana kita bereaksi saat berada dalam tekanan atau diserang, tersinggung atau diserang?” kata Paus Fransiskus kepada para peziarah dalam Audensi Umum di Aula Paulus VI, Vatikan, 19 Februari 2020.
Bagai Paus Fransiskus, Yesus adalah model kelemah-lembutan terutama dalam cara Ia menderita sengsara. Alkitab menggunakan istilah “lemah lembut” untuk orang miskin dan mereka yang tidak memiliki tanah. Maka pernyataan Yesus bahwa orang yang lemah lembut akan mewarisi bumi akan tampak kontradiktif. Dia menjanjikan itu, demikian ujar Paus Fransiskus. “Itulah Tanah Perjanjian.”
“Bumi itu adalah janji dan karunia bagi umat Allah serta menjadi tanda dari sesuatu yang jauh lebih besar daripada sebidang tanah.” Paus Fransiskus mengatakan bahwa Sabda Bahagia ketiga itu pada akhirnya mengarahkan kita ke tanah air surgawi kita.

Paus Fransiskus kemudian menggambarkan sifat-sifat seorang murid Kristus yang lemah lembut. “Yang belajar mempertahankan kedamaian mereka, hubungan mereka dengan Allah, dan karunia-karunia Allah: belas kasihan, persaudaraan, kepercayaan dan harapan.”
Kemarahan adalah kebalikan dari kelemah-lembutan. “Kemarahan menghancurkan banyak hal penting kalau dibiarkan tidak terkendali. Kemarahan telah menyebabkan banyak saudara tidak lagi berbicara satu sama lain. Kelemah-lembutan mempersatukan; kemarahan memecah.” Orang yang lemah lembut, tegas Paus Fransiskus, mampu “menenangkan hati dan menyelamatkan persahabatan, karena orang marah tetapi kemudian tenang.” Bagi Paus Fransiskus “inilah cara kita bisa membangun kembali dengan damai.”
diambil dari Pena Katolik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar