Rabu, 11 Maret 2020

INILAH KIAT MEMBANGUN RELASI SEHAT DENGAN PASANGAN


Manusia adalah makhluk sosial. Kesosialannya membuat setiap orang hidup berdampingan dengan orang lain. Dari akar katanya, sosial berarti teman. Karena itulah, sebagai makhluk sosial, setiap manusia selalu menjalin relasi dengan orang lain. Setidaknya ada 3 makna dari relasi pertemanan ini, yaitu teman dalam arti biasa, pacar dan pasangan hidup (suami atau isteri).
Dalam tulisan ini, kata “pasangan” lebih digunakan untuk menggambarkan relasi suami – isteri. Akan tetapi, kata ini bisa juga diterapkan dalam relasi apapun. Jadi, kata “pasangan” bisa juga dimaknai sebagai teman (kawan atau sahabat) atau pacar (kekasih).
Harus disadari bahwa tidak semua relasi manusia itu sehat. Ada relasi yang bisa dianggap sehat bagi masing-masing pasangan, yang kemungkinan bisa bertahan lama, namun ada juga relasi tidak sehat yang bisa saja kandas di tengah jalan. Putra Sirakh berkata, “Ada kawan yang menggunakan teman selama ia dalam kesukaan, tetapi di kala kesukaran berubah menjadi lawan. Ada kawan yang membantu temannya untuk keuntungan sendiri, dan waktu menghadap pertempuran mengambil perisai.” (Sir 37: 4 – 5).

Sehat atau tidaknya relasi sebenarnya bisa dibina dan diciptakan dalam semua hubungan asalkan masing-masing pasangan mempunyai keinginan yang sama dalam membina hubungan jangka panjang. Hubungan yang sehat adalah berbagi tujuan bersama.
Dengan kata lain, hubungan sehat membuat tiap pribadi berkembang bersama. Berikut ini beberapa karakteristik yang akan memberi kita petunjuk relasi yang sehat.
1.  Menjaga hubungan emosional yang bermakna satu sama lain
Tiap-tiap orang membuat pasangannya merasa dicintai dan dipenuhi secara emosional. Ada perbedaan antara dicintai dan mencintai. Ketika merasa dicintai, itu membuat kita merasa diterima dan dihargai oleh pasangan sebagai diri sendiri. Salah satu perintah utama Yesus adalah “supaya kamu saling mengasihi.” (Yoh. 15: 12; bdk. Yoh. 13: 34).
Beberapa hubungan terjebak dalam koeksistensi damai. Tetapi tanpa pasangan benar-benar berhubungan satu sama lain secara emosional, maka relasi hanya terlihat baik di permukaan saja. Kurangnya keterlibatan dan relasi emosional hanya akan menambah jarak antara dua orang.
2.  Tidak takut akan ketidak-sepakatan dan menghormati pasangan
Beberapa pasangan berbicara dengan diam-diam, sementara yang lain mungkin mengangkat suara mereka dan sangat tidak setuju. Namun kunci dalam hubungan yang kuat adalah tidak takut akan konflik. Kita perlu merasa aman untuk mengekspresikan hal-hal yang menggangu tanpa takut pembalasan, dan dapat menyelesaikan konflik tanpa penghinaan, degradasi atau bersikeras untuk menjadi benar. Rasul Paulus menasehati kita, “Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa; janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu.” (Ef 4: 26).
3.  Menjaga relasi dan minat tetap hidup
Terlepas dari klaim romantis atau film, tidak ada orang yang dapat memenuhi semua kebutuhan. Bahkan berharap terlalu banyak dari pasangan dapat memberikan tekanan yang tidak sehat pada suatu hubungan. Rasul Paulus menasehati kita, “Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing.” (Rom 12: 3; bdk. Rom 12: 16). Untuk merangsang dan memperkaya relasi romantis, penting untuk mempertahankan identitas sendiri di luar hubungan, menjaga koneksi dengan keluarga dan teman, dan mempertahankan hobi dan minat.
4.  Berkomunikasi secara terbuka dan jujur
Komunikasi yang baik adalah bagian penting dari relasi apa pun. Indikasi komunikasi yang baik adalah adanya keterbukaan dan kejujuran. Penulis Kitab Amsal mengatakan bahwa orang yang berbicara jujur dikasihi Allah (Ams 16: 13; bdk. Mzm 140: 13). Ketika kedua orang tahu apa yang mereka inginkan dari relasi dan merasa nyaman mengekspresikan kebutuhan, ketakutan dan keinginan mereka, itu dapat meningkatkan kepercayaan dan memperkuat ikatan di antara kita.
DEMIKIANLAH 4 kiat membangun relasi yang sehat dengan pasangan, baik sebagai teman, pacar maupun suami dan isteri. Keempat kiat ini harus bersifat timbal-balik atau dialogal. Jika hanya bersifat satu arah, maka tetap saja relasi yang sehat tidak terbangun.
diolah kembali dari Tempo MSN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar